Jagung Ubi Kayu Alternatif Komoditi Unggulan

paling rendah nilai 1. Bobot kriteria ditentukan dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan yang dilakukan oleh pakar. Skor bobot kriteria dari hasil perbandingan berpasangan ditransformasikan ke dalam bentuk linguistic label . Berdasarkan model yang dibangun maka diperoleh bobot setiap kriteria adalah seperti pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil pembobotan setiap kriteria No Kriteria Komoditi Unggulan Bobot 1 2 3 4 5 6 Tingkat pendapatan komoditi Kontribusi produksi komoditi Lajutren pertumbuhan produksi Kemampuan bersaing dalam perdagangan Kemampuan menyediakan lapangan kerja Pemenuhan kebutuhan konsumsi domestik ST T S T S S

8.1.2.1 Tingkat pendapatan komoditi

. Tingkat pendapatan dari usaha komoditi menunjukkan kemampuan komoditi dalam menciptakan nilai tambah atau pendapatan high capability on income generate and value added . Pemilihan komoditi yang memiliki tingkat pendapatan tinggi akan mampu pengatasi persoalan mendasar di bidang pertanian, yaitu rendahnya produktivitas. Selain itu semakin tinggi tingkat pendapatan komoditi semakin layak diusahakan baik secara finansial maupun ekonomi financial and economic feasibility and viability dan dapat menarik para pengusaha dan investor mengusahakan komoditi tersebut. Jagung dan mangga merupakan komoditi yang memiliki skor tertinggi pada kriteria tingkat pendapatan, sedangkan pisang memiliki skor yang terendah. Nilai skor setiap alternatif pada setiap kriteria dapat dilihat pada Tabel 13. Nilai diperoleh dari jumlah total skor yang diisi oleh responden dimana penilaian dilakukan secara linguistic label seperti pada penentuan bobot kriteria. Tabel 13 Skor setiap alternatif komoditi pada setiap kriteria Komoditi Unggulan Tingkat pendapatan Kontribusi produksi Laju pertumbuhan produksi Kemampuan bersaing Kemampuan menyediakan lapangan kerja Pemenuhan kebutuhan domestik Jagung Ubi Kayu Mangga Alpukat Pisang Bawang Merah Kubis Kentang 21 18 21 18 16 18 18 18 20 18 20 18 18 20 18 18 19 18 19 18 18 20 19 17 19 17 20 17 16 20 19 17 19 14 16 16 16 19 17 17 19 16 20 18 17 20 17 17

8.1.2.2 Kontribusi produksi komoditi

Kontribusi produksi terhadap perekonomian menunjukkan nilai kontribusi produksi komoditi terhadap wilayah yang levelnya lebih tinggi, dalam hal ini kabupaten terhadap propinsi. Kriteria tersebut menggambarkan kemampuan komparatif komoditi dibandingkan daerah lain. Jagung, mangga dan bawang merah adalah komoditi dengan skor tertingi pada kriteria kontribusi produksi.

8.1.2.3 Lajutren pertumbuhan produksi

Laju pertumbuhan produksi menunjukkan bahwa komoditi tersebut diterima dan berkembang di masyarakat atau secara sosial dapat diterima oleh masyarakat setempat sosial acceptability , sehingga apabila ingin mengembangkan komoditi ini tidak akan mengalami banyak kesulitan. Bawang merah merupakan komoditi yang memiliki skor tertinggi pada kriteria laju pertumbuhan produksi.

8.1.2.4 Kemampuan bersaing dalam perdagangan

Kemampuan bersaing komoditi yang tinggi menunjukkan komoditi memiliki orientasi pasar yang jelas dan prospek harga yang baik market orientation and prospects , baik dalam pasar lokal maupun iternasioal. Pasar dan harga sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dan tingkat keberlanjutan usaha komoditi tersebut. Mangga dan bawang merah memiliki skor tertinggi