Penggunaan Jagung sebagai Bahan Baku Etanol
8.3.4.2 Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana glukosa dan sebagian fruktosa dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan enzim yang diletakkan pada ragi yeast agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi tersebut akan menghasilkan etanol dan CO 2 . Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sd 32°C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan. Selanjutnya ragi akan menghasilkan etanol sampai kandungan etanol dalam tangki mencapai 8 sd 12 biasa disebut dengan cairan beer, dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi.8.3.4.3 Distilasi
Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari bir sebagian besar adalah air dan etanol. Titik didih etanol murni adalah 78°C sedangkan air adalah 100°C Kondisi standar. Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100°C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 volume. • Peralatan penggilingan8.3.4.4 Persentase Penggunaan Energi
Persentase perkiraan penggunaan energi panassteam dan listrik diuraikan dalam Tabel 21.8.3.4.5 Peralatan Proses
Adapun rangkaian peralatan proses yang digunakan pada proses produksi Etanol adalah sebagai berikut: • Pemasak, termasuk support, pengaduk dan motor, steam line dan insulasi • External Heat Exchanger • Pemisah padatan - cairan Solid Liquid Separators • Tangki Penampung Bubur • Unit Fermentasi Fermentor dengan pengaduk serta motor • Unit Distilasi, termasuk pompa, heat exchanger dan alat kontrol • Boiler, termasuk sistem feed water dan softener • Tangki Penyimpan sisa, termasuk fitting • Tangki penyimpan air hangat, termasuk pompa dan pneumatik • Pompa Utilitas, Kompresor dan kontrol • Perpipaan dan Elektrikal Tabel 21 Persentase penggunaan energi dalam proses produksi Etanol Identifikasi Proses Uap Listrik Penerimaan bahan baku, penyimpanan, dan penggilingan 6.1 Pemasakan liquefaction dan Sakarifikasi 30.5 2.6 Produksi Enzim Amilase 0.7 20.4 Fermentasi 0.2 4 Distilasi 58.5 1.6 Etanol Dehidrasi jika ada 6.4 27.1 Penyimpanan Produk 0.7 Utilitas 2.7 27 Bangunan 1 0.5 TOTAL 100 100 Sumber: A Guide to Commercial-Scale Etanol Production and Financing 2005 Solar Energy Research Institute SERI, 1617 Cole Boulevard, Golden, CO 804018.3.5 Kapasitas Pabrik
Kapasitas pabrik etanol yang akan dibangun sangat dipengaruhi peluang pasar yang ditentukan berdasarkan tren permintaan dan persaingan. Selain itu ketersediaan bahan baku juga dijadikan batasan dalam menentukan kapasitas pabrik.Parts
» Rekayasa sistem pendukung keputusan intelijen untuk pengembangan agropolitan berbasis agroindustri
» Pembangunan dan Pengembangan Wilayah
» Peran dan Pembangunan Pertanian
» Pembangunan Wilayah Berbasis Pertanian
» Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan
» Syarat, Tujuan dan Sasaran Pengembangan Kawasan Agropolitan
» Sistem Pendukung Keputusan SPK
» Analytical Network Process ANP
» Kerangka Pemikiran Konsep Agropolitan Berbasis Agroindustri
» Pengaruh Agroindustri bagi Perkembangan Agropolitan
» Agropolitan Terintegrasi Kawasan Pasar
» Pendekatan Sistem Analisis Kebutuhan
» Tahap Perencanaan Tahap Penelitian dan Analisis Data Tahap Konstruksi
» Penentuan Komoditi Tanaman Pangan dan Hortikultura Unggulan
» Analisis Tingkat Perkembangan Aspek Non Ekonomi
» Pemilihan Agroindustri Prospektif Pengumpulan dan Pengolahan Data
» Penentuan Pola Kerjasama dan Kelembagaan
» Penentuan Penyediaan Sarana dan Prasarana
» Dukungan infrastruktur Konfigurasi Sistem
» Sistem Akuisisi Pengetahuan Desain Sistem .1 Sistem Manajemen Dialog
» Model Seleksi Komoditi Unggulan.
» Sub Model Tingkat Perkembangan Aspek Non Ekonomi. Sub Model Pemusatan Ekonomi Wilayah.
» Sub Model Prediksi Permintaan
» Sub Model Kelayakan Finansial.
» Model Penentuan Pola Kerjasama dan Kelembagaan .
» Migrasi dan Keterbatasan Model
» Jagung Ubi Kayu Alternatif Komoditi Unggulan
» Pisang Alternatif Komoditi Unggulan
» Bawang Merah Kubis Alternatif Komoditi Unggulan
» Tingkat pendapatan komoditi Kriteria Komoditi Unggulan
» Kemampuan bersaing dalam perdagangan
» Pemilihan Komoditi Unggulan Model Pemilihan Komoditi Unggulan
» Alternatif Produk Model Pemilihan Produk Agroindustri Prospektif
» Kriteria Pemilihan Produk Agroindustri
» Pemilihan Produk Agroindustri Prospektif
» Proyeksi Permintaan Etanol Desain Agroindustri Etanol
» Penggunaan Jagung sebagai Bahan Baku Etanol
» Produksi Etanol Indonesia Desain Agroindustri Etanol
» Persiapan Bahan Baku Teknologi Proses Etanol
» Persentase Penggunaan Energi Peralatan Proses
» Peluang Pasar Ketersediaan Bahan Baku
» Biaya Investasi Biaya Produksi
» Kawasan Pendukung Hinterland Penentuan Kawasan Agropolitan
» Pusat Agropolitan Penentuan Kawasan Agropolitan
» DPU Cipta Karya DPU Bina Marga
» DPU Pengairan Penentuan Sarana Prasarana Kawasan Agropolitan
» Kriteria Biaya a. Biaya transaksi
» Pemilihan Kelembagaan pada Kawasan Agropolitan
» Penetapan sektor unggulan Penyiapan Master Plan
» Penetapan pusat agropolitan dan kawasan pendukung agropolitan.
» Dukungan sistem infrastruktur Penyiapan Master Plan
» Desain Agroindustri Biaya penegakan aturan
» Pengelolaan dan Kelembagaan Kawasan Agropolitan.
» Peningkatan lapangan kerja Biaya penegakan aturan
» Peningkatan investasi dan kerjasama
» Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
» Percepatan pembangunan perdesaan. Biaya penegakan aturan
» Intervensi terbatas dari pemerintah
Show more