DPU Cipta Karya DPU Bina Marga

1987. Semakin tinggi usaha yang diperlukan dalam penegakan aturan dalam suatu organisasi maka akan meningkatkan biaya penegakan aturan kelembagaan.

8.6.2.2 Kriteria Pengetahuan dan Teknologi

Penguasaan teknologi produksi, daya inovasi dan skala usaha industri pengolahan pertanian dalam kawasan perdesaan sebagain besar masih terbatas. Teknologi yang digunakan biasanya masih sederhana. Kondisi ini mengakibatkan tingkat produktivitas petani, pengusaha, maupun masyarakat perdesaan pada umumnya pada kawasan agropolitan masih rendah. Kelembagaan pada kawasan agropolitan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas setiap elemen dalam kawasan agropolitan sehingga akan mampu bersaing. Kriteria ini akan memberikan penilaian apakah kelembagaan yang dipilih mempunyai kemampuan akses pengetahuan dan teknologi tinggi atau tidak. Semakin tinggi ketersediaan pengetahuan dan informasi yang mudah diakses petani, pengusaha, dan masyarakat secara umum dalam kelembagaan tersebut maka semakin tinggi nilai yang diberikan.

8.6.2.3 Kriteria Modal

Salah satu kebutuhan setiap elemen yang berada dalam kawasan agropolitan dalam mengembangkan usahanya adalah modal usaha. Sebagian besar elemen kawasan agropolitan, seperti petani dan industri kecil pengolahan pertanian, memiliki kemampuan modal yang terbatas dan kemampuan mengakses permodalan juga terbatas Kelembagaan pada kawasan agropolitan diharapkan mampu menjawab permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan pemodalan. Kriteria ini akan memberikan penilaian kelembagaan yang dipilih berkaitan dengan kemampuan kelembagaan tersebut mengakses sumber permodalan. Semakin mudah kelembagaan tersebut mengakses sumber permodalan akan semakin tinggi penilaian yang diberikan.

8.6.2.4 Kriteria Pemasaran

Petani dan pengusaha industri pengolahan hasil pertanian seringkali tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang menuntut kestabilan mutu, jumlah pesanan yang besar, delivery cepat dan tepat waktu. Salah satu tujuan pemilihan kelembagaan adalah untuk memilih kelembagaan mana yang dapat menjamin bahkan meningkatkan pangsa pasar bagi produk yang dihasilkan pada kawasan agropolitan. Dengan kelembagaan yang dipilih diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan agresifitas baik bagi petani maupun pengusaha kecil dalam mengakses pasar. Kriteria ini akan memberikan penilaian apakah kelembagaan yang dipilih mampu meningkatkan peluang pasar yang akan diperoleh atau tidak. Semakin tinggi peluang pemasaran dan kemudahan distribusi yang akan diciptakan dengan kelembagaan tersebut maka akan semakin tinggi penilaian yang diberikan.

8.6.2.5 Kriteria Hukum dan Politik

Kelembagaan sebagai aturan main dapat diartikan sebagai himpunan aturan mengenai tata hubungan di antara orang-orang, di mana hak-hak mereka ditentukan, dilindungi hak-haknya, kepemilikan hak-hak istimewa dan tanggung jawabnya. Peranan kelembagaan memudahkan koordinasi di antara orang-orang sebagai anggotanya dengan cara membantu memenuhi harapan-harapan mereka melalui kerjasama secara wajar dalam hubungannya satu sama lain. Kelembagaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hukum dan politik yaitu : hak-hak kepemilikan baik yang berupa hak atas benda materi maupun bukan materi, batas- batas yurisdiksi dan aturan representasi. Semakin tinggi hak kepemilikan, batas yuridiksi dan reperesentasi dapat dipenuhi oleh kelembagaan maka semakin tinggi pula nilai kriteria pemenuhan kebutuhan hukum politiknya.

8.6.2.6 Kriteria Ekologi

Pengembangan kawasan agropolitan diharapkan tidak berdampak buruk bagi pengendalian ekologi dan sumberdaya alam. Beberapa program peningkatan produksi pertanian seringkali tidak memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari penerapan konsep intensifikasi untuk peningkatan produksi pertanian seperti pengolahan tanah, pemupukan dan pengendalian hama. Untuk itu diperlukan kelembagaan yang dapat menjamin keberlangsungan lingkungan pada kawasan agropolitan. Semakin tinggi kemampuan kelembagaan