Desain Agroindustri Biaya penegakan aturan

Tabel 36 Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Probolinggo orang NO. URAIAN 2006 2007 2008 1. Angkatan Kerja 563.426 571.603 578.766 2. Angkatan Kerja Tertampung 518.132 517.536 522.772 3. Pencari Kerja 8.123 4.670 7.138 4. Penduduk Usia Kerja 763.303 774.381 776.035 5. Penduduk Bukan Usia Kerja 306.832 311.285 314.063 Menurut Iqbal dan Anugrah 2009 forum kemitraan mewadahi terjalinnya hubungan tanggungjawab antara pemerintah aparat dan wakil rakyat, swasta perusahaan, lembaga keuangan, pedagang, dan produsen, dan masyarakat Sumber : BPS Kab Probolinggo, 2009 Peningkatan lapangan kerja tersebut diperoleh dari pendirian agroindustri bioetanol dan ekstensivikasi usaha tani jagung. Pendirian agroindustri bioetanol berkapasitas 30 juta galon per tahun, akan memerlukan tenaga kerja 150 orang tenaga kerja langsung dan tidak langsung pada pemrosesan ethanol dan 150 orang pekerja konsruksi sementara Petrulis et al. 1993. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Haryanto et al 2008, diketahui bahwa nilai pengganda kesempatan kerja usaha tani jagung adalah 1,07 Lampiran Analisis Dampak. Berdasarkan nilai tersebut maka diperoleh penambahan jumlah tenaga kerja adalah: Ekspansi lahan jagung jumlah tenaga kerja ha indeks = 82955 ha 15 0,07 = 87.103 orang tenaga kerja.

9.2.4 Peningkatan investasi dan kerjasama

Investasi dan kerjasama pendirian agroindustri dan lembaga pendukung lainnya sangat diperlukan dalam pengembangan agroindustri berbasis agroindustri ini. Berdasarkan pengelolaan dan kelembagaan agropolitan yang telah disusun Tabel 33, maka diketahui pengembangan agropolitan melibatkan lintas sektoral dalam pemerintahan maupun masyarakat swasta. Peningkatan kerjasama dan investasi dalam agroindustri akan berdampak lebih besar dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga, menurunkan tingkat kemiskinan dan memperbaiki distribusi pendapatan rumah tangga. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilakukan Susilowati et al. 2007. warga, LSM, dan lembaga pendukung lain. Forum kemitraan adalah lembaga pemangku kepentingan yang memiliki persamaan persepsi, jalinan komitmen, keputusan kolektif dan sinergi aktivitas.

9.2.5 Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

Peran Agroindustri dalam mengurangi kemiskinan dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Secara langsung pembangunan sektor agroindustri dan sektor pertaian akan meningkatkan produktivitas pertanian melalui peningkatan produktivitas faktor. Peningkatan produktivitas pertanian akan meningkatkan pendapatan petani dan lebih lanjut akan menurunkan kemiskinan dan peran secara tidak langsung adalah melalui sektor non pertanian. Pembangunan agroindustri pada awalnya akan mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian dan melalui keterkaitan sektor akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara agregat dan selanjutnya akan mempengaruhi kemiskinan. Komponen yang mempengaruhi produktivitas faktor diantaranya adalah kapital fisik, infrastruktur, sumberdaya manusia, pendidikan, penelitian dan pengembangan, kepadatan populasi perdesaan, serta perubahan teknologi Susilowati et al. 2007. Peningkatan pendapatan petani jagung pada kawasan agropolitan berbasis agroindustri di Kabupaten Probolinggo diperoleh melalui: 1 peningkatan produktivitas dan 2 perluasan lahan panen jagung. Peningkatan produktivitas dilakukan dengan peningkatan kualitas bibit, pelatihan dan pendampingan dalam teknologi pertanian, maupun pinjaman modal bagi petani. Dengan program peningkatan produktivitas maka jumlah produksi dan kualitas komoditi jagung yang dihasilkan petani akan meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan petani. Selain itu efisiensi kapital yang dimiliki petani diharapkan meningkat dengan baik sejalan dengan peningkatan produktivitas petani. Perluasan lahan panen jagung yang sesuai secara agroekologis dapat dicapai dengan adanya peningkatan kepastian harga jagung yang didukung oleh adanya industri bioetanol.