Penentuan Penyediaan Sarana dan Prasarana

80 Gambar 20 Diagram alir model penentuan pusat agropolitan Prosedur umum analisis klaster yang digunakan dalam model ini adalah sebagai berikut Anderberg, 1973: 1. Berawal dengan N klaster yang memiliki satu permasalahanklaster 1 hingga klaster N. 2. Diketahui yang paling serupa adalah klater p dan q pq. Dimana kesesuaian dinotasikan S pq 3. Hilangkan satu per satu anggota klaster dengan menggabungkan klaster p dan q. Namakan klaster yang baru r =q dan perbaharui matriks kesesuaian dengan metode yang dipilih untuk menunjukkan perbaikan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara klaster t dan semua klaster lainnya. Hilangkan baris dan kolom dari S yang berhubungan dengan klaster p. . Jika ukuran ketidaksesuaian digunakan, nilai yang tinggi menunjukkan ketidaksesuaian. Jika sebuah ukuran kesesuaian digunakan, nilai yang kecil menunjukkan ketidaksesuaian. 4. Ulangi kedua langkah sebelumnya hingga semua anggota berada pada satu klaster Total Shift,Specialization Index, Ratio Gini, TK, Rasio perkembangan kependudukan, pendidikan kesehatan, Location Quotient, Skalogram, Indeks fasilitas, Jarak dengan pasar, Jarak sentra produksi Analisis potensi SD buatan sosial i Analisis potensi industri Analisis potensi SD Pertanian Pengklasteran wilayah Pusat agropolitan dan wilayah pendukungnya sentra produksi Mekanisme penentuan pusat agropolitan wilayah pendukung Akuisisi pengetahuan pakar Representasi Pengetahuan Analisis kesesuaian agroekologi lahan Analisis potensi SD manusia 81 5. Untuk setiap metode, kesesuaian dan ketidaksesuaian matiks S diperbaharui untuk menunjukkan perbaikan kesesuaian dan ketidaksesuaian S pq Metode yang digunakan untuk memilih anggota klaster dalam model ini adalah Average Linkage Between Groups Anderberg, 1973. Langkah-langkah perhitungan dalam metode ini adalah sebagai berikut: antara klaster baru Sebelum penggabungan awal, jika N i Perbaharui S =1 dimana i=1 sampai N tr dengan: S tr =S pr +S Perbaharui N qr t dengan: N t =N p +N Kemudian tentukan hubungan yang paling sesuai dengan: S q ij N i N j

7.3.2.1 Sub Model Tingkat Perkembangan Aspek Non Ekonomi.

Pada model ini dihitung perkembangan aspek demografi, pendidikan dan kesehatan. Dalam aspek demografi, analisis dilakukan terhadap data jumlah, dan pertumbuhan penduduk, kepadatan, angka kelahiran – kematian, dan rasio ketergantungan. Dalam aspek pendidikan beberapa hal yang akan dicermati meliputi angka melek huruf, angka partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan, rasio murid-guru, rasio murid-sekolah, persentase jumlah pendududk dengan penduduk dengan pendidikan tinggi, dan persentase penduduk lulus SD dengan tidak lulus SD. Aspek kesehatan meliputi tingkat kematian bayi, jumlah penduduk-puskesmas, dan rasio balita-posyandu.

7.3.2.2 Sub Model Pemusatan Ekonomi Wilayah.

Pemusatan aktivitas pertanian dilakukan dengan analisis Location Quotient LQ terhadap produksi beberapa komoditi tanaman pangan dan hortikultura di Kabupaten Probolinggo. Interpretasi hasil analisis LQ adalah sebagai berikut: a. Apabila nilai LQ ij b. Apabila nilai LQ 1, hal ini menunjukkan bahwa terjadi konsentrasi suatu aktivitas atau pemusatan di sub wilayah ke-i kecamatan secara relatif dibandingkan dengan total wilayah kabupaten ij c. Apabilai nilai LQ =1, hal ini menunjukkan bahwa wilayah ke-i kecamatan mempunyai pangsa aktivitas setara dengan pangsa total ij 1, hal ini menunjukkan sub wilayah tersebut mempunyai pangsa relatif lebih kecil dibandingkan dengan aktivitas yang secara umum ditemukan di seluruh wilayah.