Kriteria Biaya a. Biaya transaksi

Tabel 30 Hasil perhitungan model pemilihan kelembagaan Keterangan Normalized By Cluster Limiting ALTERNATIF 1 Sistem Pasar 0.047 0.203 2 Sistem Kontrak 0.055 0.236 3 Aliansi Strategis 0.025 0.108 4 Koperasi 0.038 0.162 5 Integrasi Vertikal 0.068 0.292 BIAYA 1 Biaya Transaksi 0.022 0.199 2 Biaya Informasi 0.034 0.311 3 Biaya Negosiasi 0.016 0.145 4 Biaya Penegakan Aturan 0.038 0.345 EKOLOGI Pengendalian Ekologi Sumberdaya Alam 0.069 1.000 HUKUM POLITIK 1 Perlidungan Hak-hak 0.089 0.598 2 Penegakan Kewajiban 0.060 0.402 PEMASARAN 1 Kemudahan Akses Pasar 0.021 0.181 2 Peningkatan Peluang Pasar 0.054 0.465 3 Kemudahan Distribusi 0.041 0.353 PEMODALAN 1 Kemudahan Prosedur Peminjaman 0.029 0.503 2 Keringanan Bunga Pinjaman 0.029 0.497 DIKLAT 1 Kemudahan Mengikuti Diklat 0.023 0.292 2 Ketersediaan Program Diklat 0.037 0.467 3 Materi Diklat Dapat Diterapkan 0.019 0.241 PENGETAHUAN TEKNOLOGI 1 Kemudahan Akses IPTEK 0.034 0.184 2 Kemudahan Penerapan IPTEK 0.011 0.062 3 Kemutakhiran IPTEK 0.068 0.368 SARANA PRASARANA Ketersediaan Sapras 0.071 0.386

9. RANCANGAN IMPLEMENTASI

Berdasarkan validasi operasional SPK Intelijen Agropolitan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dilakukan perancangan implementasi berupa perencanaan kawasan agropolitan berbasis agroindustri. Perencanaan kawasan agropolitan ini merupakan evaluasi hasil analisis dalam bentuk rencana plan evaluation . Struktur dasar rencana adalah pembangunan pertanian jagung terpadu dengan agroindustri bioetanol yang berlokasi di pusat agropolitan. Pengujian rencana dilakukan dengan menganalisis kontribusi agropolitan terhadap asumsi dasar pengembangannya, seperti peningkatan nilai tambah, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan investasi, peningkatan pendapatan dan percepatan pembangunan perdesaan. 9.1 Perencanaan Kawasan Agropolitan Berbasis Agroindustri Pengembangan agropolitan berbasis agroindustri dilengkapi dengan master plan, rancangan pendirian agroindustri, pembentukan kelembagaan dan aturan kerjasama serta pengelolaan pertanian dan agroindustri dalam kawasan agropolitan yang berkesinambungan Gambar 43.

9.1.1 Penyiapan Master Plan

. Dalam rangka pengembangan kawasan agropolitan secara terintegrasi, perlu disusun Master Plan Pengembangan Kawasan Agropolitan yang akan menjadi acuan penyusunan program pengembangan. Adapun muatan yang terkandung didalamnya adalah: 1 Penetapan sektor unggulan, 2 Penetapan pusat agropolitan dan kawasan pendukung agropolitan, dan 3 Penetapan sarana prasarana.

9.1.1.1 Penetapan sektor unggulan

Berdasarkan Bab 8 Verifikasi dan Validasi Oprasional SPK Intelijen Agropolitan, maka diketahui empat komoditi tanaman pangan dan hortikultura yang diprioritaskan menjadi unggulan di Kabupaten Probolinggo, yaitu: jagung, bawang merah mangga dan kentang. Kemudian produk berbahan baku komoditi