Persiapan Bahan Baku Teknologi Proses Etanol

Jika etanol diproyeksikan menggantikan 10 konsumsi BBM dalam negeri saat ini, maka dibutuhkan 14,4-juta ton jagung atau setara 3-juta hektar lahan jagung. Investasi jagung relatif rendah daripada tanaman lain, hanya Rp3- jutaha. Jarak sebagai bahan biodiesel membutuhkan investasi Rp8-juta-Rp9- jutaha. Amerika Serikat memproduksi etanol dari jagung, walau belum efisien, dengan biaya produksi US 59 per barel. Saat ini, Brasil merupakan produsen etanol terbesar di dunia, dengan kapasitas terpasang 18 miliar liter per tahun. Etanol yang dihasilkan terbuat dari tetes dan nira sehingga biaya produksinya termurah di dunia, 14-16 sen dollar AS per liter. Ini yang membuat Brasil jadi produsen etanol paling efisien dan termurah di dunia: biaya produksinya sebelum pajak US 17,5 per barel atau sekitar Rp 1.080 per liter, sedangkan produsen etanol dari bahan baku jagung Amerika Utara menghabiskan biaya produksi US 44,1 per barel atau sekitar Rp 2.718 per liter. Tabel 22 Input per 1000 l of 99.5 produksi etanol dari jagung Input Jumlah kcal × 1000 Biaya Corn grain 2,690 kg 2,522 284.25 Corn transport 2,690 kg 322 21.40 Water 40,000 l 90 21.16 Stainless steel 3 kg 12 10.60 Steel 4 kg 12 10.60 Cement 8 kg 8 10.60 Steam 2,546,000 kcal 2,546 21.16 Electricity 392 kWh 1,011 27.44 95 ethanol to 99.5 9 kcalL 69 40.00 Sewage effluent 20 kg BOD 6,597 6.0 Total 453.21 Sumber: Pimentel dan Patzek 2005 Biaya produksi bioetanol di Brazil termurah karena listrik dan uap air yang digunakan dalam proses dapat dipenuhi melalui pembakaran ampas tebu, sehingga biaya produksinya hanya setengah harga bensin. Sedangkan di AS, karena menggunakan gas alam sebagai bahan bakar proses, mengalami penigkatan biaya produksi karena gas alam juga ikut naik bersama kenaikan harga minyak. Sebagai gambaran, per-30 Agustus 2005, ketika harga mentah US69,81barel, harga bensin Rp 6.500,-liter dan bioetanol Rp 5.600,-liter asumsi 1US1 = Rp10.000 Yudiarto Djumali 2006. Berdasarkan uraian di atas, maka ditentukan asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis kelayakan industri etanol adalah sebagai berikut: 1. Umur ekonomis proyek 10 tahun 2. Sumber dana pembiayaan bank konvensional pada suku bunga 14 3. Perbandingan modal pinjaman dengan modal sendiri adalah DER = 60:40 4. Jangka waktu pelunasan pinjaman selama 10 tahun dengan tenggang waktu 3 tahun selama masa pendirian pabrik 5. Harga beli jagung pipilan Rp.1.900,-kg 6. Harga jual etanol Rp. 7.000,-liter atau Rp. 26.497,-galon 7. Untuk menghasilkan satu liter etanol memerlukan 2,3 kg jagung pipilan kering 8. Kapasitas pabrik adalah 10 juta galon etanol per tahun, pada tahun pertama beroperasi 80, tahun kedua 90, tahun ketiga dan seterusnya 100 9. Waktu operasi pabrik 8 jamhari untuk 25 hari kerjabulan setara 200 jambulan atau 2400 jamtahun 10. Biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus dengan nilai sisa pada tahun kesepuluh 10 11. Pajak dihitung berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan. Tarif pajak untuk wajib pajak beban dalam negeri dan bentuk usaha tetap sebesar 10 untuk 50 juta pertama, 15 untuk pendapatan di atas 50 juta sampai dengan 100 juta, dan selanjutnya 30 di atas 100 juta dari pendapatan kena pajak. Input data model kalayakan agroindustri menggunakan basis data biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Hasil analisis berdasarkan proyeksi laba- rugi dan cash flow dapat dilihat pada Lampiran. Secara rinci hasil analisis kelayakan investasi agroindustri etanol sebesar 10 juta galon per tahun dengan