Sub Model Tingkat Perkembangan Aspek Non Ekonomi. Sub Model Pemusatan Ekonomi Wilayah.

87 nama kecamatan adalah variabel khusus. Model seleksi agroindustri prospektif memiliki variabel khusus dalam alternatif produk agroindustri, sedangkan kriteria termasuk variabel umum. Model pola umum kerjasama dan kelembagaan semua variabelnya adalah variabel umum yang dapat diimplementasikan pada tempat mana pun. Model penyediaan sarana prasarana memiliki variabel khusus pada alternatif sarana prasarana, sedangkan kriteria merupakan variabel umum. Gambar 23 Diagram alir model penyediaan sarana prasarana Beberapa keterbatasan dalam model diantaranya adalah sebagai berikut: a Model seleksi komoditi unggulan Alternatif yang digunakan adalah komoditi tanaman pangan dan hortikultura yang memiliki produksi delapan tertinggi diantara komoditi lainnya dan termasuk komoditi unggulan yang ditetapkan Propinsi Jawa Timur maupun Kabupaten Probolinggo BPS Kab Probolinggo 2009. Kriteria Keuntungan: - Aksesibilitas terhadap Pasar - Aksesibilitas terhadap pusat agropolitan - Aksesibilitas terhadap sentra-sentra produksi - Perbaikan perekonomian masyarakat sekitar - Perbaikan sosial budaya masyarakat sekitar - Peningkatan produktivitas pertanian - Peningkatan kualitas pemukiman Kriteria Biaya: - Keseimbangan ekologi dan lingkungan hidup - Biaya pengadaan sarana prasaana Penentuan prioritas kriteria pengembangan prasarana dengan IPE dua peubah • Alternatif pengembangan sarana prasarana • Bobot masing-masing kriteria • Skor relatif setiap alternatif pd setiap kriteria Penentuan prioritas pengemb prasarana Urutan prioritas pengadaan sarana prasarana 88 b Model penentuan pusat agropolitan - Jumlah klaster dalam analisis klaster sumberdaya adalah lima. Jumlah klaster tersebut valid sesuai dengan analisis varian pada Lampiran 13. - Node yang digunakan dalam perencanaan adalah wilayah kecamatan. - Tata ruang yang dihasilkan adalah struktur ruang yang terdiri dari pusat agropolitan dan kawasan pendukung, sedangkan pola ruang tidak ditentukan dengan model ini, hanya menggunakan pola ruang yang telah ada dalam RTRW Kabupaten Probolinggo BAPPEDA Kab Probolinggo 2000. c Model seleksi agroindustri prospektif, Asumsi yang digunakan dalam desain agropolitan diantaranya adalah: harga jagung Rp. 1.900,- per kg, harga etanol Rp. 7.000 per liter, suku bunga bank 14 per tahun. Asumsi yang lain dapat dilihat pada hal 125. Untuk mengetahui pengaruh input tidak terkendali digunakan analisis sensitivitas yang dapat mengetahui pengaruh perubahan harga dan tingkat suku bunga. d Model penentuan sarana dan prasarana. Alternatifnya ditentukan berdasarkan daftar usulan kegiatan pembangunan bidang fisik dan prasarana Kabupaten Probolinggo yang memiliki empat biaya terbesar BAPPEDA Kab Probolinggo 2007.