Peluang Pasar Ketersediaan Bahan Baku

bunga 14 adalah sekitar Rp.2.100kg. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 23 dan grafik analisis sensitivitas harga jagung terhadap NPV pada Gambar 29. 86,863 56,615 26,367 -3,881 -10,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000 1800 1900 2000 2100 Harga Jagung Rpkg N P V M il yar R u p iah Gambar 29 Analisis sensitivitas harga jagung terhadap NPV skenario I Pada skenario kedua, hasil analisis sensitivitas menunjukkan dengan harga jual jagung tetap Rp. 1900 kg dan suku bunga tetap 14 diketahui harga etanol yang kritis adalah sekitar Rp. 24.900galon . Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 24 dan grafik analisis sensitivitas harga etanol terhadap NPV pada Gambar 30. 56,719 42,821 28,922 15,024 1,126 -12,772 -20,000 -10,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 26500 26100 25700 25300 24900 24500 Harga Etanol Rpgalon N P V M il yar R u p iah Gambar 30 Analisis sensitivitas harga etanol terhadap NPV skenario II Pada skenario ketiga dengan harga jagung Rp. 1.900kg dan harga etanol Rp. 26.497galon, suku bunga kritis adalah sekitar 18. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 24 dan grafik analisis sesitifitas suku bunga terhadap NPV pada Gambar 31. 56,615 28,364 3,366 -18,842 -30,000 -20,000 -10,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 14 16 18 20 Suku Bunga N PV Mi ly a r R u p ia h Gambar 31 Analisis sensitivitas suku bunga terhadap NPV skenario III 8.3.7 Desain Agroindustri dengan Pendekatan Material Driven Berdasarkan analisis kelayakan pasar pada bab desain industri etanol sebelumnya, maka diperoleh kapasitas optimal berdasarkan kondisi pasar adalah 10 juta galon per tahun. Desain agroindustri selain dapat dilakukan dengan pendekatan market driven dapat pula dilakukan dengan pendekatan material driven , yaitu dengan melihat ketersediaan dan potensi bahan baku sebagai dasar desain. Kabupaten Probolinggo merupakan kabupaten yang memiliki potensi produksi jagung yang sangat tinggi. Oleh karena itu pendekatan material driven dalam desain agroindustri etanol sebagai basis pengembangan kawasan agropolitan diperlukan untuk dianalisis lebih lanjut. Pada Tabel 24 di bawah ini dapat dilihat beberapa skenario desain agroindustri etanol dengan beberapa kapasitas.