Kegunaan Penelitian Rekayasa sistem pendukung keputusan intelijen untuk pengembangan agropolitan berbasis agroindustri
12
Tabel 3 Perbandingan model growth pole dan Network Regional No.
Komponen Growth Pole Model Terpusat
Regional Cluster Model Network
1 Sektor dasar
Perkotaan berbasis industri, umumnya terfokus pada industri skala besar dan
unit produksi footloose bermarkas di luar wilayah
Seluruh sektor, tergantung pada kondisi wilayah lokal, ditekankan pada
perusahaan berbasis wilayah berukuran kecil sampai menengah
2 Sistem
perkotaan Berhirarki, terpusat dan satu pusat
dominan, kebanyakan diidentifikasi dari ukuran populasi dan hubungannya
dengan teori pusat lokasi Horisontal, terdiri dari beberapa pusat
dan pendukungnya, dengan spesialisasi dan comparative advantages masing-
masing
3 Hubungan
Perdesaan- perkotaan
Menggambarkan proses perpindahan ke bawah hirarki perkotaan dan dari kota
ke sekeliling perdesaan. Wilayah perdesaan pasif dalam pendapatan
karena hanya mengharapkan tumpahan pertumbuhan perkotaan
Menggambarkan aktivitas lahan yang kompleks perkotaan-perdesaan, dengan
stimulan pertumbuhan yang memancar baik dari wilayah perdesaan maupun
perkotaan dan dengan peningkatan intensif sarana trnasportasi dalam wilayah
4 Tipe
perencanaan Kebanyakan top-down melalui agen
perencanaan sektor dan kantor pertanahan. Wilayah memiliki batasan
kurang jelas karena interaksi ekonomi Membutuhkan perencanaan sistem
desentralisasi, dengan integrasi dan koordinasi dari beberapa sektor dan
aktivitas perkotaan dan perdesaan pada tingkat lokal
5 Wilayah
kebijakan utama
Insentif desentralisasi industri, tax holiday, wilayah industri,
transportasijalan nasional Diversifikasi pertanian, agroindustri,
industri berbasis sumberdaya, pelayanan perkotaan, pelatihan tenaga kerja,
jaringan transportasi lokal
Sumber: Douglass, 1998a
Menurut Douglass 1998b, Pembangunan perdesaan yang tidak seimbang tidak akan menjadi masalah dalam jangka pendek. Tetapi di beberapa negara
telah menunjukkan konsekuensi dari pembangunan jangka panjang yang tidak diharapkan. Di Jepang dan Korea, pedesaan telah mulai punah oleh fungsi dasar
perkotaan seperti transportasi bis dan kereta api, sehingga banyak sekolah menghilang dan menyisakan penduduk tua yang mengelola ekonomi pertanian.
Meskipun pendapatan rumah tangga dapat membaik, namun kondisi wilayah terutama pada infrastruktur dasar, jasa dan potensi ekonomi tetap rendah.