Peningkatan nilai tambah komoditi pertanian. Peningkatan keunggulan komparatif dan kompetitif komoditi pertanian

10 KESIMPULAN DAN SARAN

10.1 Kesimpulan

Penelitian bertujuan untuk mengembangkan konsep agropolitan berbasis agroindustri dan merekayasa sistem pendukung keputusan intelijen agropolitan. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan: 1 Konsep agropolian berbasis agroindustri a. Agropolitan berbasis agroindustri adalah suatu kawasan yang pada pusatnya dikelola suatu agroindustri yang didukung oleh kawasan penghasil pertanian. b. Perencanaan terintegrasi dari hulu ke hilir pada kawasan agropolitan berbasis agroindustri memperhatikan keterkaitan ke depan dan ke belakang suatu agroindustri pada kawasan agropolitan. c. Agroindustri dapat meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan investasi, meningkatkan pendapatan dan mempercepat pembangunan perdesaan dan memperbaiki positioning secara proporsional para pihak terutama petani yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dapat menjamin keberlangsungan agropolitan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tambah dapat menjadi driving force dalam pengembangan kawasan. d. Minimisasi biaya transaksi, biaya transportasi dan biaya pengepakan merupakan nilai tambah lain yang dapat diperoleh dengan didirikannya agroindustri pada pusat agropolitan. 2 SPK Intelijen Agropolitan a. SPK Intelijen Agropolitan adalah engineering solution dalam perencanaan dan pengembangan kawasan agropolitan, yang dapat menentukan dan merencanakan struktur ruang agropolitan berdasarkan kebutuhan pangsa pasar produk agroindustri dan ketersediaan bahan baku, yang bersifat efektif, efisien dan komprehensif sehingga mampu membangun kondisi optimal dalam pemenuhan kebutuhan secara harmonis di antara stakeholder agropolitan. b. Model pemilihan komoditi unggulan dapat menghasilkan prioritas komoditi yang dapat diunggulkan pada suatu daerah yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. c. Model pemilihan produk agroindustri prospektif yang menggunakan Analytical Network Process ANP dapat mengetahui produk agroindustri berbahan bahu komoditi ungulan yang prospektif di pasar. Model penentuan kelayakan dapat menentukan kapasitas agroindusti yang layak didirikan baik dari sudut kebutuhan market driven maupun dari sudut ketersediaan bahan baku material driven. d. Model perencanaan struktur ruang menghasilkan pola ruang pusat agropolitan dan kawasan pendukungnya berdasaarkan klaster potensi sumberdaya manusia, sumberdaya pertanian, sumberdaya industri, dan sumberdaya sosial buatan. e. Model kelembagaan agropolitan yang menggunakan Analytical Network Process ANP dapat menentukan model kelembagaan yang paling sesuai dengan kondisi sumberdaya manusia dan infrastruktur yang ada pada daerah. 3 Berdasarkan verifikasi dan validasi SPK Intelijen Agropolitan di Kabupaten Probolinggo, maka dihasilkan jagung, mangga, bawang merah dan kentang merupakan komoditi yang dapat diunggulkan. Produk etanol berbahan baku jagung merupakan produk dengan prioritas paling tinggi. Agroindustri etanol berbahan baku jagung berkapasitas 30 juta galon per tahun layak didirikan. Pusat agropolitan adalah Kraksaan. Peningkatan jalan di Dringu dan penguatan tebing Dringu merupakan perencanaan fasilitas yang diprioritaskan. Kelembagaan ayang paling sesuai adalah kelembagaan integrasi vertikal.