Peningkatan lapangan kerja Biaya penegakan aturan

b. Model pemilihan komoditi unggulan dapat menghasilkan prioritas komoditi yang dapat diunggulkan pada suatu daerah yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. c. Model pemilihan produk agroindustri prospektif yang menggunakan Analytical Network Process ANP dapat mengetahui produk agroindustri berbahan bahu komoditi ungulan yang prospektif di pasar. Model penentuan kelayakan dapat menentukan kapasitas agroindusti yang layak didirikan baik dari sudut kebutuhan market driven maupun dari sudut ketersediaan bahan baku material driven. d. Model perencanaan struktur ruang menghasilkan pola ruang pusat agropolitan dan kawasan pendukungnya berdasaarkan klaster potensi sumberdaya manusia, sumberdaya pertanian, sumberdaya industri, dan sumberdaya sosial buatan. e. Model kelembagaan agropolitan yang menggunakan Analytical Network Process ANP dapat menentukan model kelembagaan yang paling sesuai dengan kondisi sumberdaya manusia dan infrastruktur yang ada pada daerah. 3 Berdasarkan verifikasi dan validasi SPK Intelijen Agropolitan di Kabupaten Probolinggo, maka dihasilkan jagung, mangga, bawang merah dan kentang merupakan komoditi yang dapat diunggulkan. Produk etanol berbahan baku jagung merupakan produk dengan prioritas paling tinggi. Agroindustri etanol berbahan baku jagung berkapasitas 30 juta galon per tahun layak didirikan. Pusat agropolitan adalah Kraksaan. Peningkatan jalan di Dringu dan penguatan tebing Dringu merupakan perencanaan fasilitas yang diprioritaskan. Kelembagaan ayang paling sesuai adalah kelembagaan integrasi vertikal.

10.2 Kontribusi Ilmiah

Beberapa kontribusi ilmiah yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Pengembangan konsep agropolitan berbasis agroindustri dapat digunakan sebagai perbaikan konsep agropolitan, sehingga dapat menjamin keberlangsungan agropolitan. 2 SPK Intelijen Agropolitan dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi pemerintah daerah, masyarakat di kawasan agropolitan, usahawan dan industriawan, akademisi dan pihak-pihak yang terlibat lainnya dalam pengembangan dan pembangunan agropolitan berbasis agroindustri. Informasi yang dihasilkan adalah komoditi unggulan, pusat agropolitan dan sentra produksinya, perancangan agroindustri yang menghasilkan produk prospektif, dan perencanaan sarana prasarana serta kelembagaan yang dapat mendukung pengembangan suatu kawasan agropolitan.

10.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan model dan kebutuhan migrasi model yang telah diuraikan, maka dapat disarankan: 1 Apabila SPK Intelijen Agropolitan akan diimplementasikan di kawasan lain, maka diperlukan penyesuaian beberapa variabel model, seperti alternatif komoditi unggulan, dan pelatihan sumberdaya manusia untuk mengoperasikan SPK Inteljen Agropolitan. 2 Pengembangan SPK Intelijen dengan menggunakan metode unsupervise dalam analisis klaster, memperhatikan ketidakpastian perkembangan perekonomian selain fluktuasi harga dan tingkat suku bunga dalam desain agroindustri dan memperhatikan iklim dan ekologi.