Pemilihan Agroindustri Prospektif Pengumpulan dan Pengolahan Data

78 menginterpretasikan data masukan informasi dari pemakai dan memecahkan masalah penyajian informasi ke pemakai menurut tingkat kompleksitasnya. Sistem akuisisi pengetahuan dalam SPK Intelijen Agropolitan digunakan untuk menentukan mekanisme perencanaan tata ruang dan wilayah agropolitan dan mekanisme penerimaan kinerja agopolitan. Pengetahuan diperoleh melalui wawancara terhadap para pakar. Daftar pakar dapat dilihat pada Lampiran Teknik wawancara berupa observasi, diskusi masalah, diskripsi masalah, analisis permasalahan, tatacara perbaikan, tata cara pengujian, dan tata cara validasi. Dari akuisisi pengetahuan maka diperoleh kriteria dan bobotnya dalam setiap model pada SPK Intelijen Agropolitan.

7.2.4 Mesin inferensi

Mesin inferensi adalah bagian yang memanipulasi dan mengarahkan pengetahuan, model dan fakta yang disimpan pada basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Tugas utama dari mesin inferensi adalah menguji fakta dan kaidah serta menambah fakta baru jika memungkinkan serta memutuskan perintah sesuai dengan hasil penalaran yang telah dilaksanakan. Terdapat dua strategi dalam mesin inferensi, yaitu strategi penalaran dan strategi pengendalian.

7.3 Sistem Manajemen Basis Model

Sistem Manajemen Basis Model terdiri dari lima model yaitu: 1 model seleksi komoditi tanaman pangan dan hortikultura unggulan, 2 model penentuan pusat agropolitan, 3 model seleksi agroindustri prospektif, 4 model penentuan pola kerjasama dan kelembagaan, dan 5 model penentuan sarana dan prasarana.

7.3.1 Model Seleksi Komoditi Unggulan.

Seleksi komoditi unggulan dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sehingga dihasilkan komoditi tanaman pangan dan hortikultura yang diunggulkan dan selanjutnya ditentukan wilayah sentra produksinya. Metode yang digunakan untuk pembobotan kriteria dan pembobotan prioritas komoditi adalah 79 ME-MCDM. Diagram alir yang menggambarkan model ini dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19. Diagram alir model seleksi komoditi unggulan

7.3.2 Model Penentuan Pusat Agropolitan.

Clustering Analysis digunakan untuk mengelompokkan wilayah-wilayah berdasarkan data tingkat perkembangan dan kinerja perekonomian dan non perekonomian wilayah, tingkat ketimpangan distribusi pendapatan, transformasi struktur, dan potensi sumberdaya wilayah. Analisis mengenai karakteristik setiap kluster dilakukan untuk mendukung sistem pakar. Sistem pakar digunakan untuk mengetahui mekanisme perencanaan wilayah agropolitan dalam menentukan pusat agropolitan beserta wilayah pendukung sebagai sentra-sentra produksinya. Diagram model penentuan pusat agropolitan secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 20, sedangkan prosedur umum yang digunakan untuk analisis adalah seperti yang diuraikan di bawah ini. • Alternatif komoditi unggulan • Bobot masing-masing kriteria • Skor relatif setiap alternatif komoditi unggulan pada setiap kriteria Penentuan prioritas komoditi unggulan Urutan prioritas komoditi unggulan • Tingkat pendapatan produksi komoditi • Kontribusi produksi • Laju pertumbuhan produksi komoditi • Kemampuan bersaing • Kemampuan komoditi menyediakan kesempatan kerja • Pemenuhan kebutuhan domestik Penentuan prioritas kriteria pemilihan komoditi unggulan dengan IPE peubah tunggal