65
b. Penetapan unit-unit kawasan pengembangan yang berfungsi sebagai berikut:
- Pusat Produksi Pertanian - Intensifikasi pertanian
- Pusat pendapatan perdesaan dan permintaan untuk barang dan jasa - Produksi pertanian siap jual
c. Penetapan agroindustri unggulan dan kemungkinan pengembangannya
- Merupakan agroindustri unggulan yang didukung oleh sektor hilirnya - Didukung oleh kegiatan agribisnis yang banyak melibatkan pelaku dan
masyarakat yang paling besar sesuai dengan kearifan lokal - Keselarasan agroindustri yang ramah lingkungan, sehingga secara sosial
mampu memberikan manfaat bagi sebagian besar penduduk sekitar. - Mempunyai skala ekonomi yang memungkinkan untuk dikembangkan
dengan orientasi ekspor - Jaminan hasil produksi yang mengandung nilai tambah yang tinggi yang
mampu menembus standar kualitas pasar termasuk pasar internasional
d. Dukungan infrastruktur
Dukungan infrastruktur berupa jaringan jalan, irigasi, sumber-sumber air dan jaringan utilitas listrik dan telekomunikasi.
e. Dukungan sistem kelembagaan
- Dukungan kelembagaan pengelola pengembangan kawasan agropolitan yang merupakan bagian dari Pemerintah Daerah
- Pengembangan sistem kelembagaan yang mendukung proses kerjasama kemitraan yang mampu memberikan tingkat keuntungan yang optimal
bagi semua pelaku yang terlibat dalam usaha bersama - Sistem kelembagaan yang mampu merealisasikan konsep kerjasama dalam
format agropolitan terpadu yang mampu menata kepemilikan atas asset dari masing-masing pihak yang berpartisipasi, dengan pembagian
distribusi manfaat yang adil. - Kelembagaan yang mampu mengelola jalannya proses dari hulu hingga
akhir perdagangan, melibatkan semua pihak yang berkepentingan
66
6.2.4 Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem dapat dilakukan dengan cara menggambarkan sistem yang dikaji dalam bentuk diagram input output. Diagram input output pada
prinsipnya menggunakan hubungan antar komponen di dalam pengembangan kawasan agropolitan. Diagram tersebut dapat dilihat pada Gambar 16 dan
selanjutnya diagram tersebut akan digunakan sebagai dasar pengembangan pemodelan.
Gambar 16 Diagram input output model pengembangan kawasan agropolitan berbasis agroindustri
6.3 Pengembangan Sistem
Berdasarkan kerangka pemikiran konseptual pemikiran, diketahui bahwa pendekatan sistem digunakan untuk merekayasa sistem yang dapat membantu
dalam pengembangan agropolitan berbasis agroindustri. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dilakukan tahapan-tahapan penelitian mengikuti tahapan
pengembangan sistem yang diajukan Turban 1990. Tahapan-tahapan tersebut
INPUT LINGKUNGAN:
1. Kebijakan pemerintah GBHN, Peraturan, UU
2. Peraturan perdagangan dunia WTO 3. Kerjasama ekonomi antar kawasan
AFTA, APEC INPUT TIDAK TERKENDALI:
1. Permintaan pasar 2. Fluktuasi harga komoditi
3. Tingkat suku bunga 4. Sosial budaya, demografi dan
Geografi
OUTPUT DIKEHENDAKI:
1. Peningkatan nilai tambah 2. Peningkatan daya saing
3. Peningkatan lapangan kerja 4. Peningkatan investasi kerjasama
5. Peningkatan pendapatan
kesejahteraan 6. Percepatan pembangunan
perdesaan
MODEL PENGEMBANGAN AGROPOLITAN
BERBASIS AGROINDUSTRI
INPUT TERKENDALI :
1. Infrastruktur, sarana dan prasarana 2. Mutu komoditi
3. Teknologi budidaya 4. Teknologi proses produksi
5. Sistem Produksi 6. Pinjaman modal investasi
OUTPUT TIDAK DIKEHENDAKI : 1. Kerusakan lingkungan
2. Kelebihan produksi 3. Produktivitas rendah
4. Kerugian usaha 5. Konflik sosial
Manajemen Kawasan Agropolitan
67 adalah sebagai berikut: 1 tahap perencanaan, 2 tahap penelitian, 3 tahap
analisis, 4 tahap rekayasa konstruksi, dan 5 tahap desain, 6 tahap implementasi, dan 7 tahap pemeliharaan.
6.3.1 Tahap Perencanaan
Perencanaan pada dasarnya berkaitan dengan need assessment dan diagnosa masalah. Dalam proses perencanaan, ditentukan tujuan Sistem
Pengambilan Keputusan SPK intelijen serta keputusan-keputusan kunci key decision
yang akan digunakan dalam SPK intelijen.
6.3.2 Tahap Penelitian dan Analisis Data
Tahap ini melibatkan identifikasi pendekatan yang relevan untuk mengetahui kebutuhan pemakai dan ketersediaan sumber daya perangkat keras,
perangkat lunak, vendor, sistem, studi-studi dan pengalaman yang berkaitan dengan organisasi lain, dan menelaah riset yang relevan. Pada tahap analisis
ditentukan pendekatan terbaik dan sumberdaya spesifik yang diperlukan dalam pelaksanaan sistem, meliputi sumberdaya teknis, staf keuangan dan organisasi.
6.3.3 Tahap Konstruksi
Tahap konstruksi adalah tahapan yang merancang konfigurasi model- model pengambilan keputusan, jenis-jenis database, basis pengetahuan dan dialog
user interface sebagai komponen dari sistem pendukung keputusan intelijen
intelligent decision support sistem. 6.3.4 Tahap Desain
Spesifikasi detail dari komponen sistem, struktur dan fitur ditentukan dalam tahap ini. Proses desain dibagi dalam bagian-bagian yang berhubungan
erat dengan komponen utama SPK intelijen, yaitu sub sistem manajemen basis data, sub sistem manajemen basis model, sub sistem akuisisi pengetahuan, mesin
inferensi, dan sub sistem dialog. Dalam proses ini dipilih sarana dan pembangkit perangkat lunak seperti manajemen basis data dan grafik yang digunakan.