Unit Analisis Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Desa Padabeunghar. Dua orang mandor Perhutani, Pak Bd dan Pak Uj, dipilih sebagai tineliti karena dapat memberikan informasi tentang pengelolaan hutan yang dilakukan Perhutani setelah ada PHBM. Ketua kelompok penggarap hutan terlambat diwawancari karena hambatan waktu, informan tidak ada di rumah pada siang hari. Informasi dari tineliti ini memberi gambaran tentang profil sosial-ekonomi desa, kelembagaan sosial yang be rperan dalam nafkah, sumber-sumber nafkah, aktivitas nafkah dan perbedaan pilihan nafkah pada usia tineliti yang berbeda. Peneliti selanjutnya memilih seorang yang pernah bekerja di perkebunan karet, seorang bidan desa, seorang dukun bayi, seorang penyalur tenaga kerja, dua orang pekerja bangunan, seorang pemuda yang biasa bermain di depan balai desa, seorang pedagang minuman di Kiara dan seorang pe milik warung di Desa Padabeunghar untuk melengkapi informasi yang telah diperoleh. Pemilihan tineliti dilakukan dengan alasan kebutuhan data. Pekerja di kebun karet dipilih setelah peneliti mendapat gambaran tentang peranan lahan kebun karet sebagai sumber nafkah rumahtangga. Bidan desa dan dukun bayi diwawancarai untuk mendapat informasi tentang pilihan tindakan rumahtangga pada saat sakit dan informasi tentang strategi nafkah membatasi kelahiran pada rumahtangga di Desa Padabeunghar. Penyalur tenaga kerja dan pekerja bangunan dipilih untuk memahami pilihan nafkah di luar desa yang banyak dipilih rumahtangga di Desa Padabeunghar. Pemuda yang sering duduk di depan balai desa dipilih untuk melengkapi informasi dari tineliti awal tentang pergeseran pilihan nafkah pada kelompok usia anak. Pedagang minuman dan pemilik warung dipilih setelah mendapat informasi tentang simpan pinjam informal di warung.

3.5 Unit Analisis

Penelitian dilakukan pada unit analisis di tingkat rumahtangga. Ini berdasarkan pendapat Moser 1998; Beall dan Kanji 1999; Satterthwaite 1999 bahwa analisis strategi nafkah berada di aras rumahtangga. Bersandar pada hasil penelitian terdahulu ini peneliti menggunakan rumahtangga sebagai unit analisis. Pengertian rumahtangga dibangun berdasarkan unit yang dianggap sebagai kesatuan sosial dan ekonomi oleh komunitas Desa Padabeunghar. Rumahtangga diartikan sebagai satu Kepala Keluarga KK oleh pemerintah Desa Padabeunghar. KK adalah pencari nafkah utama dalam rumahtangga. Hasil penelitian menunjukkan unit satu KK bukan merupakan satu kesatuan sosial- ekonomi, unit satu rumah lebih menunjukkan kesatuan sosial ekonomi di Desa Padabeunghar. Unit satu rumahtangga ini tidak menunjukkan pola pilihan nafkah rumahtangga Desa Padabeunghar. Pola pilihan nafkah tidak ditemukan di tingkat rumahtangga. Peneliti kemudian mengubah unit analisis di tingkat individu. Pola pilihan nafkah dapat dipetakan diantara individu tineliti yang berbeda usia dan jenis kelamin. Rumahtangga berperan dalam menentukan tujuan rumahtangga. Individu melakukan pilihan strategi nafkah berdasarkan tujuan rumahtangga.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan dan analisa data ditujukan untuk dapat menjelaskan pilihan strategi nafkah rumahtangga di sekitar hutan. Unit analisis dinyatakan Individu dalam rumahtangga kasus dinyatakan dalam unit analisis rumahtangga. Rumahtangga tidak terlepas dari sistem masyarakat secara keseluruhan. Strategi nafkah nafkah rumahtangga dalam sistem masyarakat dianalisis dari data hasil wawancara dengan tineliti dalam rumahtangga kasus, tineliti di luar rumahtangga kasus, dan institusi yang berada di luar masyarakat seperti Perhutani, LSM dan Pemerintah Daerah Kuningan. Hasil wawancara mendalam maupun pengamatan berpartisipasi ditulis dalam catatan harian. Catatan harian ini kemudian dipilah berdasarkan kategorisasi data sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Data yang telah dipilah tersebut menjadi bahan dalam menyusun tulisan. Data tersebut dikelompokkan dalam bentuk matrik dan kategori-kategori untuk mempermudah penjelasan strategi nafkah rumahtangga di desa hutan. Hasil penelitian disusun dalam lima tahap penulisan. Bagian pertama, penulisan ajang penelitian, menguraikan profil sosial-ekonomi Desa Padabeunghar. Bagian ini menguraikan hasil penelitian tentang kondisi fisik desa, hubungan dengan desa lain atau lembaga di luar desa, struktur demografi dan struktur sosial ekonomi desa, serta fasilitas kegiatan ekonomi. Bagian profil sosial-ekonomi desa ini menunjukkan konteks fisik, sosial dan ekonomi yang berpengaruh pada strategi nafkah dan pilihan strategi nafkah rumahtangga di Desa Padabeunghar. Bagian kedua mengidentifikasi aktivitas nafkah yang yang ada di dalam desa maupun di luar desa tetapi dapat diakses oleh rumahtangga. Bagian kedua ini berisi deskripsi sumber nafkah rumahtangga di Desa Padabeunghar berdasarkan anggapan tineliti tentang sumber nafkah. Bagian ketiga mengidentifikasi tipe-tipe strategi nafkah berdasarkan penggunaan sumber nafkah oleh rumahtangga. Tipe- tipe strategi nafkah menggambarkan pekerjaan yang menjadi sumber nafkah bagi anggota rumahtangga kasus. Bagian keempat me rupakan bagian analisis data. Bagian keempat dibagi menjadi dua bagian, bagian pilihan strategi nafkah yang dilakukan rumahtangga Desa Padabeunghar dan bagian perbandingan antara rasionalisme nafkah petani dengan rasionalisme nafkah yang dirancang PHBM. Data tentang rasionalisme PHBM diperoleh dari dokumen dan aktor yang berperan dalam perumusan konsep kelembagaan PHBM dibandingkan dengan data pilihan strategi nafkah rumahtangga di Desa Padabeunghar. Bagian kelima merupakan bagian penyimpulan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan sampai tahap pemetaan rasionalisme nafkah rumahtangga dalam menjelaskan pelaksanaan PHBM di Desa Padabeunghar. Peneliti tidak melakukan analisis lebih lanjut untuk mengajukan konsep pengelolaan hutan yang sesuai dengan strategi nafkah rumahtangga di Desa Padabeunghar. Proses penelitian tidak tertutup pada perubahan. Kerangka pemikiran maupun pendekatan teoritis bersipat terbuka sesuai temuan di lapangan. Hasil analisa catatan harian akan ditanyakan kembali untuk mengurangi pengaruh subyektifitas peneliti. VI. PROFIL SOSIAL EKONOMI DESA PADABEUNGHAR

4.1 Lokasi dan Lingkungan Fisik

Dokumen yang terkait

Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

2 38 114

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Analisis gender pada kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat (Kasus rumahtangga peserta PHBM, Desa Lolong, Jawa Tengah)

1 16 172

Formulasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

2 35 364

Pengetahuan masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): kasus di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat

0 11 70

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89