atau mertua yang ditempati karena memiliki pekerjaan yang menuntutnya untuk keluar rumah.
5.5 Faktor yang Mempengaruhi Aktifitas Nafkah
Berdasarkan penelitian di Desa Padabeunghar, aktivitas nafkah dilakukan karena alasan-alasan tertentu. Aktivitas nafkah dilakukan tidak untuk satu alasan
tunggal, beberapa alasan bersama-sama melandasi pilihan aktivitas nafkah di Desa Padabeunghar. Alasan-alasan melakukan aktivitas nafkah yang dapat
diidentifikasi dari responden adalah 1 aktivitas nafkah biasa dilakukan, 2 perhitungan keuntungan dan kerugian yang dibuat oleh rumahtangga, 3
kebutuhan yang harus dipenuhi, 4 pertimbangan pendapatan yang akan diperoleh dan tujuan nafkah yang dapat dicapai, 5 nilai yang berkembang dalam
masyarakat tentang aktivitas nafkah yang boleh atau tidak boleh dilakukan serta tindakan yang harus dilakukan sebagai warga masyarakat, dan 6 kemudahan dan
fasilitas yang diberikan oleh anggota komunitas Desa Padabeunghar atau di luar komunitas Desa Padabeunghar yang menyebabkan aktivitas nafkah dapat
dilakukan. Seluruh aktivitas nafkah yang dilakukan oleh rumahtangga kasus pa da
awalnya dianggap biasa dilakukan atau telah dilakukan secara turun temurun. Menggarap berbagai lahan pertanian secara bersamaan, menanam beragam
tanaman di kebon atau di lahan garapan dan hanya menanam padi di sawah, mengambil kayu bakar, menyabit rumput, menggembalakan ternak, babantu,
ngobeng, neang, membiarkan tetangga menonton TV, mengirim hasil panen pada tetangga atau saudara dilakukan dengan alasan sudah biasa dilakukan. Penjelasan
yang lebih mendalam diperoleh jika anggota rumahtangga menjelaskan apa yang akan diperoleh jika melakukan suatu aktivitas nafkah dan apakah ada sanksi jika
aktivitas nafkah tidak dilakukan. Perhitungan keuntungan dan kerugian yang dibuat oleh rumahtangga
dilakukan berdasarkan resiko yang mungkin diterima dan hasil yang pasti diterima. Aktivitas nafkah mengurangi biaya produksi pertanian, menanam
beragam tanaman dalam satu luasan lahan, menggarap beberapa lahan bersamaan dan mengurangi resiko pertanian menunjukkan alasan ini. Rumahtangga tidak
pernah benar-benar menghitung berapa biaya yang dikeluarkan, termasuk tenaga kerja rumahtangga yang digunakan dan berapa hasil atau pendapatan yang
diterima dalam setiap aktivitas nafkah. Rumahtangga hanya tahu apa hasil dan resiko yang akan diterima.
Meskipun rumahtangga tidak me miliki perhitungan pasti tentang biaya dan pendapatan yang akan diperoleh, namun rumahtangga memiliki pengetahuan yang
pasti tentang kebutuhan rumahtangga. Rumahtangga mengetahui bahwa rumahtangga di Desa Padabeunghar memerlukan beras, sayuran, pakan terna k,
kayu bakar dan barang-barang lain agar tidak perlu menggunakan uang untuk membeli kebutuhan tersebut. Rumahtangga juga mengetahui bahwa rumahtangga
mrmbutuhkan hubungan baik dengan tetangga atau saudara. Pengetahuan tentang kebutuhan rumahtangga ini menyebabkan rumahtangga melakukan aktivitas
nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga. Sebagai sebuah komunitas, masyarakat Desa Padabeunghar memiliki
serangkaian nilai-nilai yang mendorong anggota masyarakat untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu disertai dengan imbalan dan sanksi jika
dilakukan dan jika dilanggar. Pertimbangan hal-hal di atas menjadi dasar pembentukan strategi nafkah rumahtangga. Bab VII berikut akan membahas
strategi nafkah yang dipilih rumahtangga kasus di Desa Padabeunghar.
5.6 Ikhtisar