Ikhtisar Strategi nafkah rumahtangga desa sekitar hutan (studi kasus desa peserta phbm (pengelolaan hutan bersama masyarakat) di kabupaten kuningan, provinsi jawa barat)

Tabel 9 . Perubahan Akses Modal oleh Rumahtangga Periode waktu Momentum Modal yang dapat diakses rumahtangga Dampak perubahan pada pengelolaan modal Sebelum tahun 1980 Lahan hutan masih ada, kebun karet masih berproduksi - Hutan sebagai lahan pertanian - Kebun karet sebagai peluang pekerjaan - Penggarapan hutan - Pekerjaan sebagai penyadap atau pegawai perkebunan KB Penurunan jumlah anak Pengurangan tenaga kerja rumahtangga Peningkatan pendidikan Peningkatan waktu sekolah - Pengurangan waktu menjadi tenaga kerja aktif - Peningkatan kualitas tenaga kerja - Peningkatan kesempatan kerja di luar pertanian Tahun 1980-an akhir Penebangan habis hutan pinus, penebangan pohon karet - Hutan sebagai lahan kosong - Lahan kebun karet sebagai lahan pertanian. - Pengurangan debit air - Lahan hutan diabaikan - Pengolahan lahan kebun karet sebagai lahan pertanian - Panen padi dua kali dalam satu tahun 1980-an akhir Perantau yang berhasil Peluang pekerjaan sebagai buruh bangunan Tren merantau terutama pada generasi anak yang telah selesai sekolah 2002 PHBM Lahan hutan sebagai lahan pertanian - Penggarapan lahan hutan di tempat tertentu - Penggarapan lahan kebun karet 2005 Taman Nasional Lahan hutan sebagai wilayah konservasi Masa transisi, penurunan semangat mengelola hutan Sumber: Diolah dari data primer , 2005 Berdasarkan uraian di atas, perubahan akses modal terutama ditentukan oleh tiga hal: 1 perubahan akses sumberdaya hutan, 2 perubahan fungsi lahan kebun karet dan 3 peningkatan peluang kerja di luar pertanian. Perubahan akses lahan hutan dan lahan kebun karet menyebabkan perubahan pola pertanian di Desa Padabeunghar. P eluang pekerjaan di luar pertanian menyebabkan aliran remittance dari luar desa serta pengurangan jumlah tenaga kerja pertanian. Pengurangan jumlah tenaga kerja yang diperkuat oleh pengurangan jumlah anak dan penambahan waktu sekolah.

4.11 Ikhtisar

Karakteristik ekonomi dan sosial masyarakat Desa Padabeunghar menggambarkan sebuah komunitas dengan keterbatasan sumberdaya alam dan penguatan ikatan sosial yang berbasis kelembagaan sosial. Komunitas petani Desa Padabeunghar memiliki hubungan sosial solidaritas sosial yang erat yang menjadi landasan aktifitas ekonomi rumahtangga. Hubungan sosial menjadi dasar pembentukan rumahtangga dan hubungan-hubungan antar anggota komunitas. Keterbatasan sumberdaya alam menjadi penting karena penggarapan sumberdaya alam masih menjadi sumber nafkah utama bagi rumahtangga petani di Desa Padabeunghar. Keterbatasan sumberdaya alam yang dapat dimiliki rumahtangga dapat diatasi melalui akses manfaat lahan hutan Perhutani dan lahan kebun karet. Sebagai komunitas terbuka 80 Desa Padabeunghar mendapatkan fasilitas dan bantuan yang membuka akses sumberdaya bagi rumahtangga. Keterbukaan ini juga mempengaruhi pola mobilitas penduduk terutama peluang kerja di perantauan. Merantau menjadi salah satu pilihan pekerjaan bagi anggota rumahtangga petani di Desa Padabeunghar. 80 Menurut Wolf dalam Cancian, 1989 Komunitas yang terbuka open community memiliki ciri- ciri: Lebih terbuka, memproduksi tanaman produksi, memiliki hubungan budaya, ekonomi dan politik dengan komunitas yang lebih besar, dan pengaruh langsung dari luar dan merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari V. AKTIVITAS NAFKAH RUMAHTANGGA DI DESA PADABEUNGHAR Aktivitas nafkah rumahtangga petani di Desa Padabeunghar merupakan serangkaian upaya menggunakan modal yang dimiliki rumahtangga dan membangun modal yang dibutuhkan rumahtangga untuk mendapatkan pendapatan yang dibutuhkan rumahtangga. Istilah modal digunakan mengacu pada konsep Ellis 2000 dan de Haan 2000 tentang modal alami dan modal sosial. Istilah modal digunakan untuk menunjukkan sumberdaya yang telah dimiliki atau diakses rumahtangga. Pendekatan aktivitas nafkah dilakukan untuk menjelaskan tindakan ekonomi yang dilakukan oleh anggota rumahtangga untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan rumahtangga. Pada bagian ini juga dibahas tujuan nafkah rumahta ngga secara umum yang melandasi aktivitas nafkah rumahtangga. Berdasarkan profil sosial ekonomi Desa Padabeunghar, terdapat tiga sumberdaya yang penting bagi nafkah rumahtangga penduduk Desa Padabeunghar, modal alami, modal sosial dan peluang kerja. Modal alami meliputi lahan, hewan ternak, dan kondisi alam Desa Padabeunghar. Modal sosial meliputi kelembagaan sosial dan ikatan sosial. Peluang kerja meliputi aktivitas ekonomi di luar penggunaan modal alami. Secara keseluruhan rumahtangga petani di Desa Padabeunghar membangun aktivitas nafkah yang berdasarkan kepentingan analitis digolongkan menjadi empat: aktivitas nafkah berdasarkan penggunaan modal alami, aktivitas nafkah berdasarkan penggunaan modal sosial, aktivitas nafkah berdasarkan penggunaan peluang pekerjaan dan aktivitas nafkah berdasarkan pengaturan konsumsi dalam rumahtangga. Keempat kelompok aktivitas nafkah ini diuraikan berdasarkan peranannya dalam nafkah rumahtangga, dan tenaga kerja rumahtangga.

5.1 Aktivitas nafkah Berdasarkan Penggunaan Modal Alami

Dokumen yang terkait

Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

2 38 114

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Analisis gender pada kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat (Kasus rumahtangga peserta PHBM, Desa Lolong, Jawa Tengah)

1 16 172

Formulasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

2 35 364

Pengetahuan masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): kasus di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat

0 11 70

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89