tepung tapioka. Kiripik biasa dimakan untuk suguhan atau cemilan atau teman nasi. Selain singkong, jagung banyak ditanam di lahan kebun karet.
Jagung bisa dibuat kilitik jagung digoreng dan dibaluri gula merah. Pisang akan dijadikan
konsumsi rumahtangga jika tidak ada pembeli
84
. Penduduk Desa Padabeunghar mau menanam tanaman baru jika tanaman
tersebut diberikan oleh LSM, Pemerintah Daerah, Perhutani atau pengusaha dengan jaminan bahwa tanaman tersebut akan laku di pasaran. Keinginan untuk
mencoba tanaman baru itu tidak dimiliki oleh seluruh penduduk di Desa Padabeunghar yang menggarap lahan pertanian. Petani yang mau mencoba
menanam tanaman baru merupakan petani yang menjadi pengurus PHBM, pamong desa atau tokoh pemuda.
5.1.5 Menggali Pasir dan Batu, Mengambil Kayu Bakar dan
Menggembalakan Kerbau di Hutan
Lingkungan fisik yang ada di Desa Padabeunghar menyediakan sumberdaya alam yang dapat diambil langsung dan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup rumahtangga petani Desa Padabeunghar. Batu, pasir, kayu bakar, rumput dan air merupakan sumberdaya yang ada dan digunakan oleh rumahtangga
di Desa Padabeunghar. Batuluhur merupakan wilayah hutan Perhutani yang dijadikan galian C.
Wilayah yang dikenal oleh Perhutani sebagai Petak 3.b. ini dijadikan tempat penggalian batu dan pasir. Penggalian batu dan pasir berhenti setelah Pemerintah
Kabupaten Kuningan mengeluarkan SK Bupati tahun 2004 yang melarang galian C di sekitar wilayah gunung Ciremai. Wilayah Batuluhur sekarang sering
dijadikan tempat penggalian pasir dan batu untuk keperluan pembangunan rumah penduduk.
Galian C tidak hanya ada di Blok Batuluhur. Galian C juga ada di Blok Cirendang. Galian C tersebut pada awalnya dilakukan di lahan Perhutani. Setelah
ada pelarangan, galian C tersebut dilakukan di kebon milik pribadi petani. Jika
84
Wawancara dengan PS dan Bang Lei, 21 Maret 2005
penggalian pasir dan batu di Blok Cirendang dilakukan untuk dijual, penggalian batu dan pasir di Blok Batuluhur dilakukan untuk keperluan rumahtangga.
Lahan hutan perhutani yang berbatu merupakan sumberdaya potensial untuk menyediakan bahan pembangunan rumah. Petani Desa Padabeunghar tidak
menjual batu dan pasir kepada orang lain sampai saat penelitian ini dilakukan. Pengumpulan batu dan pasir dilakukan di Blok Batuluhur dan di lahan Perhutani
yang berada di sepanjang jalan desa. Pengumpulan batu dan pasir dilakukan untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membeli batu dan pasir pada saat
pembangunan rumah. Pengumpulan batu dan pasir dilakukan pada saat tidak ada pekerjaan di kota.
Pengumpulan batu dan pasir diketahui oleh pemerintah Desa Padabeunghar. Pemerintah Desa Padabeunghar pun memanfaatkan batu dan pasir
untuk kepentingan desa. Penggalian batu dan pasir di lahan kebon penduduk tidak ditemukan di Desa Padabeunghar. Kegiatan pengumpulan batu dan pasir
dilakukan pada saat luang atau saat tidak ada pekerjaan utama oleh penduduk yang sedang mempersiapkan pembangunan rumah. Penduduk yang telah
membangun rumah mengumpulkan batu dan pasir untuk memperbaiki rumah atau saat babantu pada pembangunan rumah orang lain.
Pengambilan kayu bakar dilakukan dengan mengumpulkan ranting dari pohon-pohon kecil yang meranggas di hutan Perhutani atau kebun karet, ranting
pohon di kebon milik petani, menebang pohon di kebon milik petani atau mengakali pohon pinus yang tersisa di hutan Perhutani. Mengakali pohon pinus
dilakukan dengan mengerat kulit pohon pinus di bagian bawah dekat akar. Pengeratan kulit pohon menyebabkan pohon pinus meranggas dan mati. Pohon
pinus yang mati diperbolehkan untuk ditebang oleh penduduk
85
. Terkadang, pohon pinus yang mati ditebang oleh petani yang tidak mengerat kulit pohon
pinus. Pohon pinus menjadi milik petani penebang. Kemarau dapat membawa kesusahan sekaligus berkah bagi penduduk
Desa Padabeunghar. Setiap musim kemarau, sekitar bulan Agustus -September, selalu terjadi kebakaran. Kebakaran menghabiskan hampir seluruh bukit karang di
85
Cara pengeratan kulit pohon pinus yang menyebabkan pohon pinus mati merupakan cara ilegal dalam pandangan Perhutani. Cara itu dilakukan karena pohon pinus di lahan Perhutani boleh
ditebang jika telah mati.
hutan Perhutani. Kebakaran menghabiskan rumput yang selama ini diperlukan untuk makanan ternak. Kebakaran mengancam tanaman pisang dan buah-buahan
yang ditanam petani. Namun kebakaran juga menghilangkan ilalang yang menghalangi pandangan petani. Setelah kebakaran, petani dapat mengambil kayu
bakar di bukit karang. Sesuatu yang menakutkan untuk dila kukan saat semak- semak tinggi. Semak-semak menutupi jurang, lubang atau ular yang berbahaya.
5.1.6 Memelihara Kambing dan Menggembalakan Kerbau