agar anak dapat mendapatkan upacara yang sama seperti anak-anak lain di Desa Padabeunghar.
Hubungan antara anggota komunitas terjalin seperti sebuah “asosiasi horizontal” Putnam, 1993. Hubungan yang terjalin merupakan cerminan norma
sosial yang mengatur hubungan setiap orang dalam komunitas. Jika Putnam 1993 melihat “asosiasi horizontal” ini akan berpengaruh pada produktifitas masyarakat,
komunitas petani di Desa Padabeunghar memandang “asosiasi horizontal” ini sebagai upaya mengurangi resiko-resiko yang dihadapi anggota komunitas karena
keterbatasan aset yang dimiliki rumahtangga dan membangun hubungan baik dengan anggota komunitas yang lain.
Ikatan yang dibangun oleh anggota komunitas merupakan gabungan antara tindakan berorientasi ekonomi dan tindangan membangun resiprositas. Tindakan
Pak Bd untuk tidak menegur pembukaan galian C, pemilik sawah yang memilih untuk tidak meminta ganti rugi, memberikan makanan pada anak orang lain untuk
menghadapi resiko dan pemilik warung menerima penjualan kertas minyak atau si nenek yang menerima pembayaran berikutnya didasari oleh keinginan untuk
membangun hubungan baik dan mencegah konflik. Orientasi ekonomi
72
tampak pada tindakan pengelolaan pembayaran uang listrik dan pengaturan waktu
hajatan .
4.7.4 Ikatan dengan Luar Anggota Komunitas Vertical Integration
Sebagai suatu komunitas yang terbuka, komunitas petani di Desa Padabeunghar berhubungan secara intensif dengan pemerintah Kecamatan
Pasawahan, Kabupaten Kuningan dan melakukan hubungan ekonomi dengan masyarakat di Kabupaten Majalengka dan Cirebon lihat bagian gambar 4.
PHBM melibatkan petani dengan pihak-pihak di luar komunitas petani Desa Padabeunghar seperti LSM lokal, nasional dan internasional ikatan dengan luar
komunitas sebagai akibat dari pelaksanaan PHBM akan dibahas tersendiri. Orang di luar komunitas akan mendapatkan fasilitas yang biasa diberikan
kepada orang di dalam komunitas jika telah membuat hubungan baik atau melakukan hal yang menguntungkan komunitas petani Desa Padabeunghar.
72
Orientasi ekonomi ada tiga, kepuasan, utilitas dan keinginan Weber, 1968
Contoh kasus, Bi En bersama beberapa ibu-ibu pernah bersama-sama menjenguk seorang pengusaha yang memberikan bibit je ungjing kertas di Kuningan
73
. Pengusaha itu dijenguk karena sakit keras. Bi En dan ibu-ibu yang lain merasa
perlu menjenguk pengusaha itu karena pengusaha itu dikabarkan bangkrut dan tidak meneruskan usaha jeungjing kertas di Desa Padabeunghar. Pengusaha itu
dijenguk karena pernah dikenal baik dan memberikan peluang usaha pada petani Desa Padabeunghar.
Fasilitas tertentu hanya diberikan pada anggota komunitas. Orang di luar komunitas tidak diperbolehkan meminjam di warung, toleransi pembayaran denda
atas kesalahan yang dilakukan, dan perlindungan pemerintah desa pada pengeluaran dan kesejahteraan anggota komunitas desa. Orang di luar komunitas
desa dapat mendapatkan kunjungan menjenguk, kondangan, atau kiriman makanan. Orang di luar komunitas desa mendapatkan fasilitas yang diberikan
pada anggota komunitas jika melakukan tindakan-tindakan yang dianggap baik dan diterima komunitas atau memberikan keuntungan pada anggota komunitas.
Ikatan dengan orang di luar anggota komunitas menguatkan apa yang disebut Bebbington 1999, dalam Ellis, 2000 sebagai kelompok dalam insider
dan kelompok luar outsider. “Asosiasi horizontal” dalam hubungan antara anggota komunitas tidak terjadi pada hubungan dengan orang di luar komunitas.
Outsider dianggap lebih baik jika dapat memberikan keuntungan secara finansial kepada anggota komunitas. Hubungan baik dengan LSM, Perhutani, pengusaha
pengelola tanah HGU didasarkan pada seberapa besar orangdari luar komunitas tersebut dapat memberikan keuntungan bagi komunitas. Pendapat ini dikuatkan
oleh isu dana yang selalu menjadi ganjalann bagi pembentukan hubungan baik antara orang Desa Padabeunghar dengan orang di luar Desa Padabeunghar.
4.8 Tenaga Kerja dalam Rumahtangga