rumahtangga. Upaya mendapatkan hasil hutan harus disertai dengan upaya menjaga tegakan pohon. Tegakan pohon yang terpelihara mendatangkan
pendapatan dalam bentuk kenaikan debit mata air, udara bersih dan potensi wisata hutan.
Berdasarkan uraian di atas, lahan hutan yang semula dikuasai oleh Perhutani dapat diakses oleh MDH melalui PHBM. Akses lahan hutan bukan
merupakan akses cuma -cuma, setelah diperoleh dapat digunakan sesuai keinginan MDH, tetapi akses mengikat yang dapat digunakan berdasarkan kesepakatan.
Aktifitas nafkah di lahan PHBM merupakan aktivitas nafkah pertanian dengan jenis tanaman dan bentuk pengelolaan yang telah ditentukan melalui kesepakatan
bersama. PHBM memberi kebebasan bagi MDH untuk mengajukan bentuk pengelolaan lahan yang dapat diakses, namun bentuk pengelolaan lahan
ditentukan oleh kesepakatan antara MDH dengan Perhutani.
2.6 Kerangka Studi
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pelaksanaan PHBM di Desa Padabeunghar, Kabupaten Kuningan, Jawa barat. Studi strategi nafkah
dilakukan untuk membandingkan strategi nafkah yang dilakukan penduduk Desa Padabeunghar dengan strategi nafkah yang dirancang oleh PHBM. Rasionalitas
rumahtangga dalam melakukan strategi nafkah merupakan pembanding antara strategi nafkah rumahtangga penduduk Desa Padabeunghar hasil penelitian
dengan strategi nafkah yang dirancang PHBM. Penelitian bersandar dari konsep strategi nafkah PHBM. PHBM
menawarkan lahan hutan sebagai sumber nafkah bagi masyarakat desa di sekitar hutan termasuk Desa Padabeunghar. Akses lahan hutan disertai pemberian bibit
tanaman yang bertujuan untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan rumahtangga dan meningkatkan pendapatan rumahtangga. Sumberdaya hutan, bibit dan
pendampingan serta bagi hasil dianggap dapat mendorong tindakan pengelolaan sumberdaya hutan. Tindakan pengelolaan ini disertai dengan lembaga dan
organisasi sosial untuk mengatur nilai-nilai yang berbeda antara MDH, Perhutani, Pemerintah Daerah dan LSM. Perangkat kelembagaan dan organisasi sosial ini
disusun agar MDH mengelola lahan sesuai dengan kesepakatan dan terbentuk sistem nafkah MDH.
Pengelolaan sumberdaya hutan menjadi imbalan dan sanksi jika MDH melakukan strategi nafkah sesuai dengan rancangan PHBM. Jika MDH
melakukan strategi nafkah sesuai dengan kelembagaan PHBM, maka MDH akan mendapatkan akses hutan terus menerus sampai generasi anak atau cucu,
mendapatkan bagi hasil tanaman termasuk tanaman pokok, akses pengetahuan serta bibit yang disediakan Dinas Hutbun dan Perhutani. Jika MDH tidak mentaati
kelembagaan PHBM, maka MDH tidak akan mendapatkan akses lahan dan diancam kasus pidana atau perdata.
PHBM dilaksanakan berdasarkan kerangka rasionalitas berikut:
Gambar 2. Kerangka Rasionalitas Nafkah PHBM
Berdasarkan kerangka PHBM, penelitian diawali dengan mengidentifikasi sumber-sumber nafkah yang digunakan oleh rumahtangga di Desa Padabeunghar.
Identifikasi sumber-sumber nafkah ini dilakukan untuk melihat apa yang dimaksud sumber nafkah oleh rumahtangga dan mengapa sebuah sumberdaya
dianggap sebagai sumber nafkah. Identifikasi sumber nafkah dapat digunakan untuk melihat apakah sumberdaya hutan dianggap sumber nafkah oleh
rumahtangga di Desa Padabeunghar. Identifikasi sumberdaya hutan sebagai sumber nafkah dilakukan dengan melihat peranan sumber nafkah di bidang
pertanian dan posisi lahan hutan dalam proses produksi pertanian. Studi selanjutnya mengenai aktivitas nafkah yang dilakukan rumahtangga
berkaitan dengan ke tersediaan sumber nafkah rumahtangga. Studi aktivitas nafkah dilakukan untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dilakukan rumahtangga
untuk mengelola sumber nafkah yang dimiliki atau dapat diakses rumahtangga.
Penambahan sumberdaya
Tindakan pengelolaan
sumberdaya Penambahan
pendapatan Strategi
nafkah
Pembentukan kelembagaan
Pengurangan biaya
Analisis aktivitas nafkah dilakukan untuk mengidentifikasi pengertian biaya dan pendapatan yang mendasari pilihan aktivitas nafkah. Inventarisasi aktivitas nafkah
diperlukan untuk memahami bentuk pengelolaan sumber nafkah dan pendapatan yang akan diperoleh rumahtangga melalui aktivitas nafkah tersebut.
Studi tentang sumber nafkah dan aktivitas nafkah digunakan untuk memahami strategi nafkah rumahtangga, bagaimana sumber nafkah digunakan
dan pilihan aktivitas nafkah yang dilakukan. Tipologi strategi nafkah rumahtangga penduduk Desa Padabeunghar menunjukkan rasionalitas rumahtangga yang
mendasari tindakan-tindakan yang diambil dan membentuk strategi nafkah rumahtangga. Rasionalitas strategi nafkah rumahtangga merupakan penjelasan
perbedaan strategi nafkah yang dirancang PHBM dengan strategi nafkah ya ng dilakukan rumahtangga di Desa Padabeunghar.
III. METODOLOGI STUDI
3.1 Batas -batas Analisis