Ngobeng Ngalongok Kelembagaan Sosial

hubungan saling percaya. Sanksi bagi petani pemilik yang tidak melibatkan petani nyeblok dalam pemanenan atau petani nyeblok yang mangkir kerja adalah rasa tidak enak. Petani yang nyeblok merupakan orang yang tetap nyeblok di tempat yang telah dipilih. Menurut Bi En, 42 tahun, petani perempuan pemilik sawah, jika petani tersebut nyeblok dibeberapa tempat, ia mungkin akan mendapatkan hasil panen yang lebih banyak dari pada petani pemilik lahan. Ini karena petani pemilik lahan harus membayar biaya pupuk gemuk dan pestisida yang harganya kadang menghabiskan seluruh hasil panen 58 . Kepastian tentang jumlah petani ya ng nyeblok pada sawah petani pemilik diketahui petani pemilik jika petani nyeblok datang ke rumah petani pemilik untuk memastikan kehadirannya pada malam atau pagi hari sebelum ia berangkat ke sawah. Ketidakpastian ini menyebabkan petani pemilik sulit menentukan kapan saatnya diperlukan tenaga kerja bayaran dan berapa banyak konsumsi yang diantar ke sawah “nganteuran ” Nyeblok merupakan mekanisme kerja untuk menjamin pendapatan buruh petani atau sebagai pendapatan tambahan bagi pemilik lahan. Nyeblok sangat ditentukan oleh kepercayaan antar warga Desa Padabeunghar. Nyeblok yang dilakukan dengan warga desa lain seperti Desa Bantar Agung, desa yang terletak di sebelah timur Desa Padabeunghar, lebih bersifat teknis kerja. Petani Bantar Agung memang dikenal rajin bekerja namun juga ketat dalam perhitungan bagi hasil. Meskipun diakui pekerjaan petani Bantar Agung lebih baik, petani pemilik lebih memilih petani Desa Padabeunghar untuk nyeblok di lahan miliknya.

4.6.3 Ngobeng

Membantu orang yang akan hajatan disebut “ngobeng ”. Jika yang punya hajat menyelenggarakan hiburan atau mendirikan panggung, maka orang yang ngobeng bisa mencapai 200 orang. Orang yang ngobeng mengerjakan semua pekerjaan persiapan pelaksanaan hajatan. Ngobeng dilakukan sebelum, pada saat dan setelah hajatan. Mereka akan membuat kue, menyiapkan lauk pauk, memasak nasi, membersihkan ruangan, menyajikan makanan, menerima tamu, mendirikan 58 Wawancara dengan B i En, 10 Maret 2005 tenda, memasak air, membakar sate, mencuci perabotan dan membersihkan rumah setelah hajatan selesai. Orang yang ngobeng diberi makan di tempat hajatan dan membawa pulang makanan untuk di rumah. Makanan disediakan penyelenggara hajatan. Makanan diantar oleh orang yang juga sedang ngobeng yang ditunjuk sebagai pembagi makanan atau oleh orang kepercayaan penyelenggara hajatan . Ngobeng merupakan kelembagaan yang mengatur pelaksanaan kegiatan penting dalam rumahtangga. Hajatan yang membutuhkan modal besar dihadapi oleh masyarakat Desa Padabeunghar dengan pembagian resiko pada orang lain. Ngobeng mengurangi biaya “panitia” penyelenggara, tenaga untuk memasak dan membersihkan alat-alat makan, keamanan, dan kebersihan. Ngobeng juga memberi kesempatan untuk menyelenggarakan hajatan pada rumahtangga.

4.6.4 Ngalongok

Ngalongok adalah mengunjungi orang sakit dengan memberika n bantuan berupa uang atau barang. Ngalongok memiliki arti tersendiri bagi komunitas Desa Padabeunghar. Membantu orang sakit te lah menjadi kebiasaan di Desa Padabeunghar. Setiap anggota komunitas memiliki kewajiban moral unutk menolong atau menengok tetangga atau saudara yang sakit. Menengok ke rumah sakit selalu disertai dengan pemberian uang. Uang diberikan untuk membantu biaya pengobatan. Penengok biasanya akan memberikan uang minimum Rp 5000. Jumlah penengok dan jumlah uang yang diberikan ditentukan ole h hubungan baik dengan orang sakit dan sejauh mana orang yang sakit suka menengok atau baik pada orang lain. Anggota komunitas rajin menengok bisa mengumpulkan sumbangan uang yang cukup untuk membayar biaya perawatan 59 .

4.6.5 Babantu

Dokumen yang terkait

Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

2 38 114

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Analisis gender pada kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat (Kasus rumahtangga peserta PHBM, Desa Lolong, Jawa Tengah)

1 16 172

Formulasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

2 35 364

Pengetahuan masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): kasus di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat

0 11 70

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89