Alokasi Tenaga Kerja Rumahtangga

orang perempuan di Desa Padabeunghar yang pernah menjadi Tenaga kerja Wanita TKW. Bekerja menjadi TKW dilakukan oleh perempuan sebelum atau pun setela h menikah. Pekerjaan menjadi TKW dihentikan ketika telah terkumpul cukup uang untuk membangun rumah.

5.3.3 Pekerja Bangunan

Kelompok usia anak laki-laki bekerja merantau sebagai pekerja bangunan atau dikenal dengan istilah “ngecet” 90 . Pergi merantau biasanya dilakukan setelah menyelesaikan sekolah. Masa perantauan akan selesai jika pekerja sudah merasa tidak ada lagi pekerjaan di kota atau sudah merasa tua untuk pergi merantau. Pekerjaan sebagai pekerja bangunan dimulai ketika ada seorang warga Desa Padabeunghar yang berhasil bekerja sebagai tukang “ngecet”. Orang tersebut, Bos Enon, sekarang dikenal sebagai seorang bos yang menguasai wilayah Ciledug, Jakarta 91 . Keberhasilan Bos Enon menjadi legenda bagi masyarakat Desa Padabeunghar. Keberhasilan Bos Enon ini juga yang dianggap sebagai pendorong pemuda Desa Padabeunghar untuk bekerja sebagai pekerja bangunan 92 .

5.3.4 Alokasi Tenaga Kerja Rumahtangga

Tukang dan pamong desa dilakukan oleh KK dalam rumahtangga sedangkan pedagang merupakan pekerjaan utama bagi KK atau pekerjaan sampingan rumahtangga yang dilakukan oleh istri. Ini tidak berlaku umum, tiga dari delapan warung di Desa Padabeunghar dikelola oleh kepala rumahtangga sebagai sumber penghasilan utama rumahtangga. Perempuan sebagai pengelola warung berkaitan dengan peranan warung sebagai tempat simpan pinjam informal. Kegiatan simpan pinjam informal 90 Keberhasilan Bos Enon sebagai tukang cat menyebabkan pekerja bangunan yang bekerja di kota disebut “ ngecet” oleh warga Desa Padabeunghar. 91 Pernyataan ini dikemukakan Pak Bd, 35 tahun, saat wawancara. Tampak jelas kekaguman Pak Bd pada Bos Enon. Kawasan Ciledug, Jakarta dianggap sebagai wilayah kekuasaan Bos Enon. Pak Bd mengatakan “mun tos nyampe ciledug mah tinggal nanya Bos Enon, pasti tarerangeun, Bos Enon pan nu gaduh Ciledug”-----pokoknya kalau sudah sampai Ciledug tinggal tanya Bos Enon, pasti semua orang tahu, Bos Enon itu penguasa Ciledug”. Wawancara dengan pak Bd, 18 Maret 2005. 92 Wawancaradengan Pak Jj, Kepala Urusan kemasyarakatan Desa padabeunghar, 4 Maret 2005 dilakukan oleh ibu atau anak perempuan dalam rumahtangga. Hubungan simpan pinjam yang dilandasi hubungan kedekatan personal lebih mudah terjalin antara perempuan dengan perempuan. Ini ditunjukkan dengan hubungan simpan pinjam yang tidak berjalan baik dengan pengelola warung laki-laki 93 . Membuka warung merupakan pekerjaan yang dianggap cocok bagi perempuan 94 . Ini berkaitan dengan norma yang mengharuskan perempuan di rumah setelah menikah. Membuka warung mendatangkan penghasilan tambahan bagi rumahtangga tanpa mengharuskan perempuan jauh dari rumah. Aktivitas nafkah dengan menggunakan peluang kerja sebagai pamong desa, pedagang atau tukang dapat dilakukan oleh anggota rumahtangga laki-laki maupun perempuan baik pada kelompok usia orang tua maupun kelompok usia anak. Aktivitas nafkah menggunakan peluang pekerjaan pamong desa, pedagang atau tukang tidak dapat dilakukan oleh setiap anggota rumahtangga karena membutuhkan modal dan keterampilan khusus. Aktivitas nafkah dengan menggunakan peluang kerja sebagai pekerja bangunan atau pembantu rumahtangga hanya dilakukan pada kelompok usia anak dan kelompok usia orang tua yang memiliki keterampilan khusus sepertu tukang. Alokasi tenaga kerja rumahtangga untuk memilih peluang pekerjaan berkaitan erat dengan norma malu merantau pada orang tua dan norma berada di rumah bagi perempuan setelah menikah.

5.3.5 Pendapatan dari Bekerja

Dokumen yang terkait

Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

2 38 114

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Analisis gender pada kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat (Kasus rumahtangga peserta PHBM, Desa Lolong, Jawa Tengah)

1 16 172

Formulasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

2 35 364

Pengetahuan masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): kasus di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat

0 11 70

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89