Analisis Dokumen Metode Pengumpulan Data

mengamati saat seorang anggota komunitas Desa Padabeunghar jatuh pingsan di halaman rumah. Seluruh warga Lembur yang melihat langsung datang menolong. Sesaat kemudian setiap orang yang mendengar kabar itu datang ke rumah si sakit. Pengunjung kemudian membagi pekerjaan ada yang mengantar ke dokter, membantu memasak nasi, mengasuh anak si sakit dan menunggu rumah si sakit. Ini memberi gambaran nyata ikatan sosial yang diketahui peneliti dari tineliti saat wawancara. Realitas ini tidak setiap saat terjadi. Peneliti sering duduk di tukang bakso depan balai desa, tempat paling ramai di Lembur, berkunjung ke sawah dan lahan garapan hutan maupun kebun karet, dan duduk bersama ibu-ibu yang menyuapi anak di sore hari agar dapat menangkap bentuk nyata dari ikatan sosial, kelembagaan sosial, dan aktivitas nafkah rumahtangga kasus dan komunitas Kampung di Desa Padabeunghar. Pengamatan dengan keterbukaan terbatas dilakukan untuk menjaga kealamian kejadian atau pendapat tineliti. Keuntungan pengamatan yang dilakukan peneliti adalah peneliti mendapatkan informasi yang alami dan benar- benar dilakukan oleh tineliti. Kelemahan pengamatan yang dilakukan peneliti adalah tidak ada batasan sasaran pengamatan sehingga pengamatan yang dilakukan sering tidak terarah.

3.3.3.3 Analisis Dokumen

Peneliti mendapatkan dokumen tentang PHBM dan potensi Desa Padabeunghar dari Perhutani, LSM dan pemerintah Desa Padabeunghar. Dokumen yang dianalisa peneliti adalah dokumen tentang perjanjian atau kesepakatan antara Perhutani dan masyarakat Desa Padabeunghar atau antara Perhutani dengan pemerintah daerah, Rencana Strategis PHBM di Kabupaten Kuningan, Laporan Pelaksanaan PHBM Tahun 2002-2003, Rencana Imple mentasi PHBM Tahun 2004, Pokok-pokok PHBM Kabupaten Kuningan Tahun 2001, makalah yang ditulis Bupati Kuningan, LSM LATIN, LSM KANOPI, Ketua LPI yang disampaikan dalam lokakarya atau pertemuan yang membahas PHBM di Kuningan. Dokumen-dokumen tersebut dipahami dan dijadikan rujukan tentang perumusan PHBM, prinsip dasar, pelaksanaan dan hubungannya dengan MDH. Peneliti tidak hanya membaca isi dokumen untuk memahami PHBM di Kuningan. Pemahaman tentang isi dokumen diperoleh peneliti melalui diskusi dengan Dosen Pembimbing, anggota LPI, Perhutani dan LSM. Wawancara tentang isi dokumen memberikan informasi dan pemahaman tentang konteks pembentukan dokumen, isi dokumen, alasan pembuatan dokumen dan kepentingan aktor pembuat dokumen. Cek silang selalu dilakukan peneliti dalam memahami isi dokumen. Cek silang penting dilakukan terutama untuk memahami konteks yang mendasari pembentukan dan isi sebuah dokumen. PHBM dirumuskan oleh tiga aktor utama, Perhutani, LSM dan MDH dan pemerintah daerah, yang memiliki kepentingan yang berbeda pada PHBM. Isi dokumen tidak selalu menunjukkan realitas sosial yang sebenarnya terjadi.

3.4 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang diharapkan dapat memberi pemahaman pada masalah penelitian. Tineliti dipilih secara purposif berdasarkan pada kebutuhan data untuk menjawab masalah penelitian. Tineliti awal adalah orang-orang yang pertama kali dikenal peneliti di Desa Padabeunghar, Kepala Desa Padabeunghar, Pak Suh dan B i E n. Peneliti banyak memanfaatkan hubungan yang telah dibangun LSM KANOPI sebagai pintu masuk pada komunitas Desa Padabeunghar. Tineliti selanjutnya ditentukan berdasarkan informasi dari tineliti pertama atau disebut teknik bola salju. Berdasarkan wawancara dengan responden 33 awal maka dipilih empat orang aparat desa, satu orang sopir angkutan, dua orang mandor perhutani, dan seorang ketua kelompok penggarap hutan sebagai informan 34 . Pemilihan empat orang aparat desa dilakukan karena empat orang aparat desa itu yang dapat hadir pada saat peneliti meminta Kepala desa mengundang aparat desa untuk memberi gambaran profil sosial-ekonomi desa. Sopir angkutan yang juga ketua pemuda Desa Padabeunghar dikenal peneliti di rumah Pak Suh. Bang Le i, nama sopir angkutan itu, aktif mengikuti kegiatan pengelolaan hutan yang dipelopori kepala desa Desa Padabeunghar dan dapat memberikan gambaran aktivitas pemuda di 33 Responden adalah tineliti yang memberikan keterangan tentang dirinya sendiri. 34 Informan adalah tineliti yang memberikan keterangan tentang orang lain

Dokumen yang terkait

Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

2 38 114

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Analisis gender pada kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat (Kasus rumahtangga peserta PHBM, Desa Lolong, Jawa Tengah)

1 16 172

Formulasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

2 35 364

Pengetahuan masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): kasus di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat

0 11 70

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89