Pengertian Strategi Nafkah Strategi Nafkah Rumahtangga

memberikan kesempatan bagi LSM di Kuningan bersama masyarakat menentukan bentuk kerjasama dalam PHBM. Interaksi antara pemerintah, Perhutani dan masyarakat yang dimediasi oleh LSM menentukan bentuk akses masyarakat desa di sekitar hutan pada sumberdaya hutan. Akses masyarakat desa di sekitar hutan akan besar jika masyarakat desa di sekitar hutan memiliki kekuatan yang mendorong interaksi antara Perhutani, pemerintah dan masyarakat desa di sekitar hutan pada posisi yang menguntungkan maay desa di sekitar hutan. Kondisi sebaliknya terjadi jika pemerintah atau Perhutani lebih memperhatikan kepentingan produksi atau pendapatan dengan menekan akses masyarakat desa di sekitar hutan terhadap sumberdaya hutan.

2.3 Strategi Nafkah Rumahtangga

2.3.1 Pengertian Strategi Nafkah

Konsep nafkah livelihood hidup seringkali digunakan dalam tulisan- tulisan tentang kemiskinan dan pembangunan pedesaan. Arti di dalam kamus adalah cara hidup means of living . Chamber dan Conway 1991 menunjukan definisi pola nafkah sebagai akses yang dimiliki oleh individu atau keluarga. Akses menunjukan aturan dan norma sosial yang menentukan perbedaan kemampuan manusia untuk memiliki, mengendalikan dalam artian menggunakan sumberdaya seperti lahan dan kepemilikan umum untuk kepentingan sendiri. Lebih jelas, strategi nafkah didefinisikan sebagai: Livelihoods compromises the capabilities, asset s stores, resources, claim dan acces and activities required for a means of living Chambers and Conway, 1991. Unsur-unsur dalam strategi nafkah menurut Chambers dan Conway 1991 adalah kapabilitas, aset dan aktivitas. Aset dapat berupa klaim atau akses. Kapabilitas menunjukan kemampuan individu untuk mewujudkan potensi dirinya sebagai manusia dalam artian menjadi dan menjalankan. Kapabilitas menunjukan set alternatif menjadi dan melakukan yang bisa dilakukan dengan karakteristik ekonomi, sosial dan personal manusia . Aktifitas merujuk pada kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Strategi nafkah tergantung dari seberapa besar aset yang dimiliki, kapabilitas individu dan aktivitas yang nyata dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aset didefinisikan Ellis 2000 sebagai berbagai bentuk modal, seperti modal sosial, modal fisik, modal manusia dan modal finansial yang dimiliki dan digunakan untuk kehidupan individu atau rumahtangga Ellis, 2000. Akses terhadap modal dapat diperoleh rumahtangga melalui struktur melalui proses yang telah dibakukan dalam kebijakan, tata aturan, kelembagaan atau budaya Ashley dan Carney, 1999. Ashley dan Carney juga mengemukakan bahwa kelima modal ini selain menjadi aset yang penting bagi strategi nafkah juga dapat menjadi hasil dari proses strategi nafkah sebelumnya. Menggunakan pendekatan teori pilihan rasional Coleman, 1994 strategi nafkah merupakan serangkaian tindakan rasional yang dilakukan individu untuk mencapai tujuannya. Menggunakan pendekatan Dharmawan 2001 tentang tujuan strategi nafkah, maka strategi nafkah berarti tindakan rasional individu untuk mempertahankan hidup atau memperbaiki keadaan hidupnya. Kemiskinan bukan sesuatu yang tetap dan statis. Kemiskinan bergerak sebagai respon peluang atau tegangan dari kondisi sosial dan lingkungan Moser, 1996; Chambers, 1995 dalam Meikle et. al., 2001. Strategi nafkah tidak hanya dilakukan orang dalam keadaan miskin. Kemiskina n membuat orang berstrategi dengan menghasilkan berbagai pola nafkah. Strategi nafkah selain untuk mengamankan kehidupan sehari-hari dapat juga berupa upaya untuk memperbaiki kehidupan ekonomi Dharmawan, 2001. Secara sederhana strategi nafkah diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki hidup Chambers dan Conway, 1991. Ellis menggambarkan bahwa strategi nafkah dapat dilakukan dalam konteks krisis 16 . Strategi nafkah yang dilakukan dalam kondisi krisis berbeda dengan strategi nafkah yang dilakukan dalam keadaan biasa normal. Penjarahan hutan pasca krisis moneter di tahun 1998 menunjukkan krisis politik di pemerintah pusat berpengaruh pada strategi nafkah rumahtangga di desa-desa pinggir hutan di Kuningan Gunawan, 2001. de Haan 2000 menguatkan dengan 16 Ellis 2000 menggambarkan bahwa kondisi krisis wabah penyakit, bencana alam, perang dan kondisi krisis lain mempengaruhi strategi nafkah. strategi nafkah merupakan hasil dari aset yang dapat diakses dalam suatu kondisi tertentu. istilah coping strategy. Menurut de Haan, Jika keberlanjutan nafkah 17 terancam, rumahtangga akan melakukan strategi coping coping strategy. Coping strategy merupakan strategi nafkah yang dilakukan dalam keadaan sulit. Coping strategy dilakukan dengan mengubah strategi nafkah yang biasa dilakukan dengan strategi nafkah yang baru. Strategi nafkah yang baru dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber nafkah 18 rumahtangga. Strategi nafkah yang baru dapat bersifat sementara atau dilakukan seterusnya. Dalam kehidupan sehari-hari, strategi nafkah dilakukan dalam berbagai tindakan. Bahkan ketika individu memilih untuk tidak melakukan apa-apa, bukan berarti ia tidak melakukan strategi nafkah. Berdasarkan teori pilihan rasional, individu memilih tidak melakukan apa -apa atau memilih menyerahkan pencapaian tujuannya pada orang lain jika tidak ada informasi yang cukup atau jika pasif menjadi pilihan yang paling menguntungkan Abell, 2000; Scott, 2000. Strategi nafkah dilakukan berdasarkan sumber-sumber nafkah yang dimiliki individu atau rumahtangga dan faktor-faktor di luar rumahtangga yang menentukan kemampuan rumahtangga dalam melakukan strategi nafkah. Berdasarkan kerangka pikir strategi nafkah DFID Ferrington, et. al., 2004; Meikle et. al., 2001 faktor struktur dan proses mempengaruhi strategi nafkah rumahtangga. Kebijakan pemerintah, budaya masyarakat, kelembagaan dan struktur pemerintah mempengaruhi aset nafkah rumahtangga. Analisis strategi nafkah yang dilakukan oleh LSM LATIN di Kuningan lebih memperhatikan orang-orang yang tinggal di sekitar hutan. Konsep strategi nafkah digunakan untuk menjelaskan bagaimana rumahtangga yang tinggal di sekitar kawasan hutan produksi memenuhi kebutuhan ekonominya. Hasil penelitian tersebut mengartikan strategi nafkah sebagai nafkah dalam artian pendapatan secara material dan spiritual atau pekerjaan dalam istilah bahasa Sunda pagawean 19 . 17 Nafkah dianggap berkelanjutan jika mampu untuk mencukupi, memuaskan kebutuhan dasar sendiri dan mengamankan orang dari kejutan dan tekanan de Haan, 2000 18 de Haan menggunakan pendekatan lima modal, modal sosial, modal alami, modal manusia, modal fisik dan modal finansial untuk menjelaskan sumber nafkah yang digunakan oleh rumahtangga. 19 VSO -SPARK Regional Workshop, 2004, Rural Livelihoods In Indonesia, Philippines and Thailand: A Workshop Proceeding, SPARK-VSO, Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas, strategi nafkah meliputi beragam tindakan rasional yang diambil rumahtangga untuk mencapai tujuan yang ditetapkan rumahtangga. Merujuk pada pendapat Ellis 2000 tindakan yang dilakukan berkaitan dengan sumberdaya yang dimiliki atau tidak dapat dimiliki tetapi dapat diakses manfaatnya. Akses sumberdaya ditentukan oleh kemampuan rumahtangga dalam memperoleh dan memanfaatkan sumberdaya.

2.3.2 Sumber-sumber Nafkah Rumahtangga

Dokumen yang terkait

Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

2 38 114

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Analisis gender pada kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat (Kasus rumahtangga peserta PHBM, Desa Lolong, Jawa Tengah)

1 16 172

Formulasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

2 35 364

Pengetahuan masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): kasus di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat

0 11 70

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89