Teori Pilihan Rasional Strategi nafkah rumahtangga desa sekitar hutan (studi kasus desa peserta phbm (pengelolaan hutan bersama masyarakat) di kabupaten kuningan, provinsi jawa barat)

Beberapa kategori pendapatan di luar pertanian adalah 1 upah di luar pertanian desa atau gaji pekerja, 2 usaha di luar pertanian milik sendiri sering disebut pendapatan bisnis, 3 pendapatan sewa dari menyewakan lahan atau pemilikan lain. 4 remittances dari urban di dalam negeri. 5 transfer dari urban yang lain seperti pendapatan pensiunan dan 6 remittances yang berasal dari internasional. Pendapatan rumahtangga diartikan sebagai keuntungan yang akan diterima rumahtangga jika rumahtangga melakukan aktivitas nafkah. Keuntungan yang diperoleh rumahtangga dapat berupa keuntungan material atau non material atau dalam bahasa Weber 1968 barang atau jasa. Rumahtangga akan memperhatikan utilitas marginal yang dapat diperoleh dengan pertimbangan keuntungan yang diperoleh dari aktivitas nafkah yang dilakukan dan pendapatan yang akan diperoleh.

2.4 Teori Pilihan Rasional

Teori pilihan rasional merupakan bentuk perkembangan dari teori pertukaran yang berbasis ilmu ekonomi. Teori pilihan rasional lahir karena pengaruh sosiologi dalam teori pertukaran. Teori pilihan rasional memberi perhatian pada konteks sosial yang mempengaruhi pilihan tindakan aktor dalam hubungan pertukaran Turner, 1998. Pengaruh ekonomi dalam teori pertukaran ditunjukkan dengan fokus perhatian teori pertuka ran yang terpokus pada maksimisasi kepuasan pada pilihan mereka yang lebih baik preferences. Teori pertukaran menjelaskan keputusan individu sebagai hubungan sederhana antara biaya yang dikeluarkan cost dan keuntungan yang akan diperoleh reward . Setiap orang diasumsikan akan mempertentangkan biaya dan keuntungan dahulu sebelum membuat keputusan. Teori pertukaran melihat individu akan mempertimbangkan sumberdaya yang penting bagi rumahtangga. Sumberdaya yang efektif digunakan akan dibangun dan dipelihara, sedangkan sumberdaya yang dianggap tidak efektif akan diganti. Pertimbangan efektifitas diukur dengan menggunakan efektivitas produksi, peranan sumberdaya dalam menghasilkan pendapatan atau keuntungan yang penting bagi tujuan ekonomi rumahtangga . Konteks sosial digambarkan seperti pasar dalam kondisi ideal yaitu pasar bebas free market. Pasar dianggap sebagai mekanisme yang menentukan pilihan individu. Preferensi individu ditentukan oleh proses pertukaran antara biaya dan keuntungan, seperti proses penentuan harga pasar. Penggambaran konteks sosial sebagai pasar berarti bahwa konteks sosial terbebas dari pengaruh tradisi dan struktur sosial. Aras analisis teori pertukaran berada di tingkat individu atau di tingkat mikro. Preferensi di tingkat makro mengikuti pola pengambilan keputusan di tingkat individu. Nilai dianggap sebagai “media of social transaction” yang dibuat berdasarkan perhitungan atas imbalan reward yang diharapkan, resiprositas dan pertukaran yang adil. Nilai efektif untuk pertukaran yang sederhana. Individu sebagai anggota struktur sosial diasosiasikan ke dalam satu set nilai-nilai yang biasa yang membimbing individu-individu untuk menerima nilai tersebut sebagai pilihan yang tepat untuk diri sendiri. Blau dalam Turner, 1998 menekankan individu bukan unit pertukaran yang kompleks. Individu berhubungan dengan individu lain dalam sebuah hubungan langsung yang seimbang dan fungsional. Pertukaran akan terjadi sesuai dengan prinsip-prinsip pertukaran yang berdasarkan pada asumsi bahwa individu selalu mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dalam melakukan suatu tindakan atau berhubungan dengan individu yang lain. Jika hubungan antar individu dilakukan dalam hubungan yang kompleks, diperlukan institusionalisasi nilai-nilai. Institusionalisasi diperlukan dalam hubungan yang kompleks di mana hubungan yang dilakukan sudah tidak bersifat langsung. Institusionalisasi dilakukan untuk mendasari proses pertukaran untuk mencocokan apa yang diyakini dan ditentang oleh individu-individu yang melakukan pertukaran. Teori Pertukaran menunjukkan posisi yang jelas berbeda dengan sosiologi. Sosiologi berpendapat pilihan rasional murni tidak terjadi. Persepsi individu tentang biaya dan keuntungan dipengaruhi oleh “posisi struktural”, nilai, kebiasaan, dan tradisi, yang mempengaruhi pilihan terbaik preferences individu. Teori pilihan rasional menempatkan pengaruh sosiologi dalam menentukan pilihan tindakan individu. Individu mengkonstruk sistem sosial dan budaya untuk memaksimumkan utilitas mereka Hecter, dalam Turner, 1998. Teori pilihan rasional masih diwarnai oleh aliran utilitarian Hecter dalam Turner, 1998. manusia memiliki tujuan dan bertindak untuk mencapai tujuan 1. Manusia memiliki susunan preferensi atau utilitas yang disusun secara hirarkis 2. Diantara lis tingkah laku yang akan dipilih, manusia memiliki perhitungan tentang: A. Utilitas dari alternatif yang lain yang diperoleh dari hirarki preferensi yang telah dibuat. B. Biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap alternatif dalam bentuk utilitas yang terdahulu C. Cara terbaik untuk memaksimisasi utilitas 4. Fenomena sosial yang muncul, struktur sosial, keputusan bersama, dan tindakan bersama, merupakan hasil mutlak pilihan rasional individu berdasarkan prinsip memaksimumkan utilitas. 5. Fenomena sosial yang muncul yang dihasilkan oleh pilihan rasional menghasilkan satu set ukuran untuk tindakan rasional berikutnya, dalam bentuk A. Distribusi sumberdaya antara individu B. Distribusi peluang untuk berbagai tindakan C. Distribusi dan asal norma dan obligasi dalam sebuah keadaan Teori pilihan rasional adalah teori yang dibangun atas asumsi bahwa tindakan pada dasarnya rasional dan dihitung berdasarkan biaya dan keuntungan. Teori pilihan rasional mengadopsi beberapa pendekatan yang berbeda seperti studi tentang tindakan sosial, human agency, sistem sosial, dan struktur Scott, 2000. Dasar bagi semua bentuk pilihan rasional adalah asumsi bahwa fenomena sosial yang kompleks bisa dijelaskan dalam bentuk dasar tindakan individu di mana fenomena sosial tersebut tersusun. Teori pilihan rasional sering disebut menggunakan metodologi individu, di mana fokus pembahasan berada pada tindakan individu. Perubahan di tingkat institus i sosial atau perubahan sosial digambarkan sebagai hasil dari interaksi tindakan individu Elster 1989: 13 dalam Scott, 2000. Abell 2000 menekankan: it is only individuals who ultimately take actions and sosial actions … individual actions and sosial actions are optimally chosen and ‘individuals’ actions and sosial actions are entirely concerned with their own welfare . Individual merupakan aspek utama yang menjadi dasar metode penelitian teori pilihan rasional. Individu sebagai aktor hanya memperhatikan dirinya sendiri dan kesejahteraannya sendiri. Dari dasar teori pilihan rasional memperlihatkan bagaimana berbagi, kerjasama, dan kemunculan norma-norma tetapi tetap dasar penjelasannya di tataran individu. Aspek teori pilihan rasional utama kedua adalah minimalis. Teori pilihan rasional mulai dari asumsi sederhana mengenai individu dan hubungan antara individu yang dari sana individu membangun model tindakan sosial dan interaksi yang menjelaskan kompleksitas kelompok besar, sistem dan keseluruhan masyarakat. Pendekatan ini sangat berbeda dengan pendekatan sistem dan struktural Durkheim dan Parson. Pendekatan Durkheim dan Parson menjelaskan bahwa norma sosial dan nilai-nilai berada pada tingkat masyarakat. Teori pilihan rasional dalam penelitian ini le bih menggunakan asumsi Weber di mana individu memiliki peranan dalam menentukan tidakan dan mempengaruhi nilai dan norma di masyarakat. Bedanya, teori pilihan rasional tidak menekankan pada skala yang besar, global, dan kekuatan-kekuatan sejarah sosial Abell, 2000. Sedangkan menurut Weber 1968 tindakan rasional dan tindakan ekonomi berbeda. Menurut Weber tindakan rasional merupakan tindakan yang secara teknis rasional. Tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan. Orientasi tindakan adalah pencapaian tujua n. Sedangkan tindakan ekonomi adalah tindakan yang memperhatikan permintaan dan penawaran serta keuntungan yang akan diperoleh. Orientasi ekonomi tindakan atau disebut tujuan tindakan mungkin bentuk dari tradisi. Tindakan ekonomi mungkin ditentukan oleh tindakan-tindakan bukan ekonomi termasuk kegiatan sehari-hari. Tindakan ekonomi dapat berbentuk tindakan untuk mempertahankan hidup dalam bentuk tindakan yang berbeda seperti pencurian, perkelahian atau upacara adat yang sepertinya bukan tindakan ekonomi. Weber 1968 lebih menekankan pada pemaknaan yang membentuk orientasi tindakan individu. Pendukung teori pilihan rasional yang memperhatikan setting sosial di luar individu adalah Colleman. Menurut Coleman ahli sosiologi harus memperhatikan setting sosial tempat tindakan sosial terjadi. Menurutnya pertukaran di dalam kehidupan ekonomi tidak selalu tetap, pertukaran berada dalam suatu seting di mana terjadi kompetisi untuk mendapatkan sumberdaya antara aktor-aktor Coleman, dalam Abell 2000; Scott 2000. Konsep utama Coleman adalah aktor dan sumberdaya. Menurut Coleman aktor dan sumberdaya berinteraksi dan menentukan organisasi sosial berkisar sekitar transaksi antara siapa yang memiliki dan siapa yang mencari sumberdaya Turner, 1998. Langkah awal yang penting dalam teori pilihan rasional adalah distribusi kontrol sumberdaya antara aktor. Tidak mungkin seorang individu dapat memenuhi semua yang mereka inginkan, mereka harus melakukan pilihan, pilihan berdasarkan perhitungan pencapaian tujuan. Teori pilihan rasional berasumsi bahwa orang akan melakukan pilihan yang terbaik untuk dirinya yang memberi kepuasan terbesar Colleman, 1973 . Pendapat Colleman ini hampir sama dengan Hecter, menurut Hecter, individu memiliki hirarki atas pilihan tindakan Berdasarkan pendapat Coleman 1994, organisasi sosial dan institusi sosial memegang peranan dalam dua cara. Pertama, fixed and given , terdapat dalam struktur dimana pilihan dibuat dan mengartikan tindakan individual dalam keluaran yang sistematis. Kedua , diambil secara problematik dengan pertanyaan bagaimana dan mengapa rasionalisasi individu akan membawa pada keberadaan dan menjaga mereka dari pertanyaan penting sosiologi. Empat elemen dari Sosiologi yang diambil oleh teori pilihan rasional mebedakan teori pilihan rasional dengan teori-teori sosiologi lainnya Colleman, 1994 . Empat elemen sosiologi teori pilihan rasional adalah menambah kepuasan dengan meningkatkan kendali, modal sosial, hak sosial yang asli dan institusi. Keempat elemen pilihan rasional ini menunjukkan perhatian Colleman pada faktor di luar individu dan keuntungan personal sebagai tujuan tindakan. Faktor kritis teori pilihan rasional adalah teori pilihan rasional dianggap terlalu menekankan pada individu dan terlalu minimalis Abell, 2000; Scott, 2000. Teori pilihan rasional dinilai terlalu individualistik, terlalu minimalis dan terlalu fokus pada pilihan rasional dalam tindakan sosial. Ekstrimnya, semua tindakan manusia harus rasional. Teori pilihan rasional berpendapat pada akhirnya tindakan akan ditentukan oleh perhatian individu sendiri. Hasilnya, teori pilihan rasional seringkali menjelaskan terlalu banyak yang pada akhirnya tidak menjelaskan apapun karena tidak ada standar dalam model ini. Jika semua tindakan dianggap rasional, maka teori pilihan rasional berarti tidak dapat menjelaskan tindakan yang tidak rasional. Teori pilihan rasional harus digabungkan dengan teori lain agar dapat digunakan dalam teori-teori sosiologi Abell, 2000 Dasar pembentukan pilihan rasional Weber berbeda dengan teori pilihan rasional yang dipengaruhi oleh Pareto, utilitarian economics dan teori-teori Amerika Utara dan Eropa. Weber memperhatikan kesatuan dan keterlekatan antara tindakan individu dengan sistem nilai dan struktur sosial-ekonomi yang berada di sekitar individu. Individu memiliki kebebasan untuk menanggapi pengaruh dari sistem sosial dan menentukan tindakan yang akan dilakukan. Weber percaya hanya dalam sistem yang memperhatikan berbagai kekuatan sosial sekaligus yang dapat mendekati realitas empiris Freund, 1968, dalam, Elwell, 1999. Weber berbeda dengan Teori pilihan rasional yang dilandasi oleh ekonomi utilitarian atau Pareto yang memandang pilihan tidakan individu sebagai hubungan sederhana antara modal yang dikeluarkan dan keuntungan yang akan diperoleh. Pendekatan pilihan rasional hanya dapat menjelaskan apa yang manusia kerjakan. Teori pilihan rasional dapat menjelaskan mengapa manusia membentuk dan memperkuat norma, tetapi tidak dapat menjelaskan mengapa mereka seharusnya mengubah nilai-nilai mereka. Nilai dianggap sebagai sesuatu yang telah ada begitu saja. Proses manusia mengubah nilai dianggap sebagai proses psikologi Friedman dan Hecter, 1990, dalam, Scott, 2000 Kritik-kritik terhadap teori pilihan rasional ini melahirkan konsep bounded rationality. Model rasionalitas yang dibangun adalah bounded rationality, yang menampik anggapan bahwa manusia bisa berlaku rasional sepenuhnya, manusia mungkin hanya memiliki sebagian rasionalitas selebihnya masih tetap dipengaruhi oleh faktor emosional atau irrasional sebagai bagian dari tindakannya. Konsep bounded rasionality mencoba mengetengahkan faktor penyebab tindakan yang lain dalam proses pengambilan keputusan http:en.wikipedia.orgwikiRational_choice_theory, diakses pada tanggal 2 Januari 2005.

2.5 PHBM: Rancangan Strategi Nafkah MDH

Dokumen yang terkait

Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

2 38 114

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Analisis gender pada kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat (Kasus rumahtangga peserta PHBM, Desa Lolong, Jawa Tengah)

1 16 172

Formulasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

2 35 364

Pengetahuan masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): kasus di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat

0 11 70

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89