Berdasarkan uraian di atas, pembangunan modal sosial melalui tindakan yang direncanakan dan tindakan yang dilakukan sehari-hari di Desa Padabeunghar
dapat dipetakan sebagai berikut:
Keterangan: = tanda hubungan aliran modal sosial
= tanda hubungan contoh tindakan
Sumber: Diolah dari data primer, 2005
Gambar 5. Pembentukan modal sosial di dalam masyarakat Desa Padabeunghar
Modal sosial bukan suatu sumberdaya yang setelah terbentuk dapat terus dinikmati hasilnya. Pendapatan yang diperoleh dari modal sosial akan terus
diperoleh rumahtangga jika anggota-anggota rumahtangga dapat memelihara ikatan yang telah terbentuk dan membangun ikatan-ikatan yang baru. Modal
sosial dapat hilang jika rumahtangga tidak mampu menjalankan peran-peran yang diharapkan oleh norma yang berlaku di masyarakat. Ketika salah satu ikatan
dirusak, akan merusak ikatan-ikatan lain. Satu modal sosial rusak dapat merusak modal sosial lain dan sebaliknya.
5.2.2 Aktivitas Menggunakan Ikatan Sosial Social Ties Utilizing
Menggunakan ikatan sosial untuk nafkah rumahtangga sering diartikan sebagai upaya mendapatkan kepuasan pribadi dengan me-utilisasi ikatan-ikatan
Luar komunitas
Dilakukan dalam kegiatan sehari-hari
Dilakukan dengan perencanaan
Kondangan , babantu, ngobeng, neang, nyeblok
Mengasuh anak tetangga, mengirimkan makanan,
mengijinkan nonton TV, meminjamkan barang, memberikan
bumbu dapur Lingkungan
komunitas Rumah
tempat tinggal Modal
sosial
sosial. Ini merupakan satu dari empat elemen sosiologi teori pilihan rasional Colleman, 1994. Pendekatan pilihan rasional Colleman 1994 telah
memperhatikan faktor setting sosial sebagai elemen yang mempengaruhi tindakan individu. Pilihan untuk me-utilisasi ikatan-ikatan sosial dilakukan secara sadar.
Bagi rumahtangga petani Desa Padabeunghar pilihan untuk me-utilisasi ikatan- ikatan sosial dilakukan dengan dua cara, 1 dilakukan dengan sengaja dan 2
dilakukan sebagai suatu kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari lihat gambar 5. Pendapat Colleman 1994 tentang seting sosial yang juga dikuatkan oleh
pendapat Weber 1968 tentang kemelekatan tindakan individu dengan nilai dan norma sosial di tempat individu berada atau yang diyakini individu dalam
hidupnya. Interaksi antara norma dengan tindakan individu bersifat aktif. Tindakan individu tidak begitu saja ditentukan oleh norma sosial, individu secara
aktif merespon norma sosial dan me nentukan tindakan yang akan mereka ambil. Norma dalam komunitas mengatur suatu kelembagaan yang dinamakan
nyeblok , babantu , ngobeng, neang, ngalongok dan kondangan . Berdasarkan norma tersebut, setiap anggota komunitas harus datang babantu jika ada anggota
komunitas lain yang mendirikan rumah, harus datang ngobeng dan kondangan jika ada anggota komunitas yang hajatan , dan harus datang ngalongok jika ada
anggota komunitas yang sakit dan dirawat di rumah sakit. Kedatangan orang yang babantu , ngobeng , kondangan, atau ngalongok harus dibayar dengan kunjungan
serupa, pekerjaan yang sama dan uang atau barang yang minimal sama dengan saat mendapatkan kunjungan atau bantuan. Jika tidak dilakukan atau dibayar,
maka komunitas memiliki norma yang lain yang menyiapkan sanksi yang diberikan pada anggota komunitas yang melanggar norma awal. Sanksi yang
diberikan dapat berbentuk penilaian buruk, penyisihan atau pemberhentian akses modal sosial.
Individu dalam rumahtangga merespon norma ini dengan melakukan pilihan kapan ia harus kondangan, kapan ia harus nyeblok , neang , babantu atau
ngobeng , dan berapa banyak waktu atau uang yang akan diberikan. Individu juga menentukan kapan ia menggunakan ikatan sosial yang telah dibangunnya dan apa
alasan untuk melakukannya. Berdasarkan penelitian di Desa Padabeunghar, rumahtangga menggunakan modal sosial pada saat 1 rumahtangga tidak dapat
memenuhi kebutuhan barang atau uang sendiri, 2 rumahtangga menyelenggarakan acara atau kegiatan yang membutuhkan kehadiran atau
bantuan orang lain, 3 rumahtangga membutuhkan bantuan jasa dalam kehidupan sehari-hari, 4 rumahtangga mendapatkan musibah atau kesulitan, 5
rumahtangga ingin mengurangi penggunaan uang karena keterbatasan pemilikan uang, dan 6 rumahtangga membutuhkan peluang pekerjaan, pendidikan atau
lahan garapan. Rumahtangga tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan barang terlebih lagi
uang. Barang-barang yang dapat dihasilkan sawah, kebon , lahan hutan atau lahan kebun karet biasa dipenuhi dari lahan milik atau lahan garapan sendiri. Jika tidak
ada, rumahtangga dapat meminta atau meminjam pada tetangga atau saudara. Antar tetangga atau saudara biasa meminta bumbu dapur, sayur, singkong, atau
ubi jalar. Saling meminta dapat dilakukan untuk barang yang tidak dihasilkan dari lahan garapan seperti kue, bakso, atau makanan yang dibeli dari warung.
Jika barang dapat dengan mudah diperoleh dari meminta, uang akan diperoleh dengan cara meminjam. Bahkan untuk sesama anggota rumahtangga
pun kebutuhan uang di luar KK diperoleh dengan peminjaman. Contoh kasus dalam rumahtangga Pak Suh, Bu Kun akan meminjam uang dari Ceu Im,
menantunya, jika membutuhkan uang
87
. Pembayaran berikutnya untuk barang yang dibeli di warung ngahutang hanya dapat dilakukan oleh anggota
komunitas. Pembayaran berikutnya tidak dapat dilakukan untuk membeli semen di Pasar Kramat atau di Pasawahan pada penjual yang tidak dikenal.
Salah satu kegiatan besar yang menyebabkan rumahtangga menggunakan modal sosial adalah pembangunan rumah. Dari keseluruhan kebutuhan pembuatan
rumah, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu, 1 kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh ikatan-ikatan dalam komunitas dan 2 kebutuhan dapat
dipenuhi melalui pembelian. Kebutuhan yang dapat diperoleh melalui ikatan dalam komunitas adalah tanah pekarangan, tenaga kerja bangunan dari babantu ,
bahan bangunan yang dapat diambil dari dalam lingkungan komunitas seperti pasir dan batu, potongan harga untuk alat angkutan yang menggunakan bahan
bakar seperti mobil, tenaga kerja untuk pengangkutan bahan bangunan dari kebon
87
Wawancara dengan B u K un,10 Maret 2005
ke lokasi pembangunan rumah, tenaga kerja bongkar muat bahan bangunan, tenaga kerja untuk memasak di dapur
rokok, makanan teman minum kopi atau lauk pauk yang dikirim tetangga atau saudara. Kebutuhan yang dapat diperoleh
dengan cara membeli adalah tenaga kerja terampil tukang, semen, batu bata merah, genting, kayu yang tidak dihasilkan dari kebon , kaca, rokok, kekurangan
rokok, lauk makan yang tidak diperoleh dari hasil pertanian atau dari kiriman tetangga.
Hal serupa terjadi dalam penyelenggaraan hajatan di Desa Padabeunghar. Pak Suh mendapatkan banyak kiriman bahan makanan, uang dalam bentuk
kondangan, dan tenaga kerja dari ngobeng ketika menikahkan Nirman dengan Ceu Im. Namun, Pak Suh harus menyewa tenda, membayar perlengkapan audio
sebagai hiburan, membeli minyak, membeli bahan pembuatan makanan kecil yang tidak dihasilkan dari lahan garapan atau dikirim tetangga, membeli daging,
dan membeli kebutuhan bumbu yang tidak dapat dipenuhi dari kebon. Rumahtangga dapat menggunakan modal sosial saat membutuhkan jasa
orang lain. Pembayaran rekening listrik, pembelian barang di Pasawahan atau pasar Kramat melalui sopir kolbak atau ojek atau melalui tetangga yang pergi ke
tempat yang sama, pengambilan rumput atau kayu bakar yang telah dikumpulkan oleh saudara yang menolong merupakan contoh di mana rumahtangga dapat
mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan melalui ikatan dalam komunitas. Melalui ikatan dalam komunitas rumahtangga dapat menekan bahkan
menghilangkan pembayaran dengan menggunakan alat tukar formal. Rumahtangga mengatasi kesulitan mendapatkan uang tidak dengan mendapatkan
uang namun dengan mengganti pembayaran uang dengan alat pembayaran lain selain uang.
Penggunaan ikatan-ikatan sosial lebih tampak pada keadaan sulit yang dihadapi oleh rumahtangga. Anggota rumahtangga sakit, kematian, atau
perceraian menyebabkan rumahtangga membutuhkan bantuan tetangga terutama saudara. Saudara menyediakan tenaga kerja saat sakit atau keadaan tidak mampu
melakukan kegiatan rutin. Contoh kasus pada rumahtangga Pak Suh, saat Pak Suh sakit, pekerjaan menyabit rumput diambil alih oleh Bu Kun, istri Pak Suh, dan
Nirman, anak laki-laki tertua Pak Suh
88
. Jika ada orang yang meninggal, maka keluarga merupakan orang yang bertanggungjawab mengurus. Pemerintah desa
hanya akan mengurus penyelenggaraan pemakaman jika orang yang meninggal tidak memiliki saudara
89
.
Peluang pekerjaan diperoleh dari saudara atau tetangga. Peluang pekerjaan, terutama pekerjaan bangunan sangat dipengaruhi oleh hubungan baik
dengan supplier atau bos bangunan. Terkadang saudara memberikan peluang pekerjaan tanpa diminta. Pemberian bantuan kepada tetangga atau saudara sudah
menjadi kebiasaan bagi masyarakat Desa Padabeunghar. Kebiasaan saling membantu yang telah melembaga ini menyebabkan penggunaan atau
pembangunan ikatan sosial jarang dilakukan dengan sengaja oleh rumahtangga.
5.2.3 Alokasi Tenaga kerja Rumahtangga