5.1.3 Menanam Beragam Tanaman dalam Satu Luasan Lahan
Sawah merupakan satu-satunya modal alami yang ditanami secara monokultur. Petani Desa Padabeunghar biasa menanam berbagai jenis tanaman
dalam satu luasan lahan di lahan garapan yang lain. Lahan kebon , kebun karet dan lahan hutan ditanami oleh berbagai tanaman dalam satu luasan lahan. Kebon
ditanami oleh beragam tanaman tahunan seperti tanaman buah-buahan dan tanaman yang digunakan sebagai bahan bangunan. Kebon juga ditanami tanaman
bumbu seperti kunyit, kunci, lengkuas, dan tanaman sagu-saguan. Sebagian besar tanaman bumbu tumbuh sendiri dan sebagian ditanam dengan sengaja. Lahan
hutan Perhutani ditanami tanaman kayu keras dan tanaman jangka pendek seperti singkong, pisang, sereh, cabai, dan jagung. Lahan kebun karet ditanami tanaman
jangka pendek seperti singkong, ubi jalar dan jagung dalam luasan yang lebih besar. Lahan kebun karet mirip seperti ladang atau kebun palawija bagi petani
Desa Padabeunghar. Tanaman yang lebih tinggi seperti pisang, buah-buahan, atau tanaman bahan bangunan ditanam di pinggir lahan garapan kebun karet.
5.1.4 Mengurangi Resiko Pertanian
Petani Desa Padabeunghar memilih untuk menanam tanaman yang biasa ditanam dan biasa menghasilkan dari pada tanaman baru yang masih belum pasti
menghasilkan. Petani tetap menanam singkong meskipun harga singkong sangat murah. Jika dijual, harga singkong hanya Rp. 100,- sampai Rp. 400,- per kilogram
bahkan tidak ada yang mau membeli sama sekali. Petani juga tetap menanam sereh meskipun harga sereh sangat murah. Petani tidak menanam cabai lebih
banyak, menanam pala, ata u menanam durian yang memiliki harga jual tinggi. Singkong dan sereh biasa ditanam dan menghasilkan dari pada tanaman cabai dan
pala yang belum pasti jika ditanam dalam jumlah besar. Petani lebih memilih mengolah produksi pertanian untuk konsumsi sendiri
jika tidak laku dijualdp menanam tanaman yang beresiko. Singkong lebih banyak diolah menjadi penganan. Produksi singkong yang melimpah dan terkadang tidak
terjual menyebabkan penganan di Desa Padabeunghar sebagian besar terbuat dari singkong. Setiap ruma h di Desa Padabeunghar pasti memiliki kiripik dan gendar,
makanan kecil seperti kerupuk yang dibuat dari parutan singkong dicampur
tepung tapioka. Kiripik biasa dimakan untuk suguhan atau cemilan atau teman nasi. Selain singkong, jagung banyak ditanam di lahan kebun karet.
Jagung bisa dibuat kilitik jagung digoreng dan dibaluri gula merah. Pisang akan dijadikan
konsumsi rumahtangga jika tidak ada pembeli
84
. Penduduk Desa Padabeunghar mau menanam tanaman baru jika tanaman
tersebut diberikan oleh LSM, Pemerintah Daerah, Perhutani atau pengusaha dengan jaminan bahwa tanaman tersebut akan laku di pasaran. Keinginan untuk
mencoba tanaman baru itu tidak dimiliki oleh seluruh penduduk di Desa Padabeunghar yang menggarap lahan pertanian. Petani yang mau mencoba
menanam tanaman baru merupakan petani yang menjadi pengurus PHBM, pamong desa atau tokoh pemuda.
5.1.5 Menggali Pasir dan Batu, Mengambil Kayu Bakar dan