Menjaga Keamanan Ekonomi Menjaga Keamanan Sosial

sumberdaya hutan, makan penduduk Desa Padabeunghar memandang institusionalisasi nilai sebagai ukuran yang menentukan pilihan strategi nafkah.

7.3 Dasar Rasionalitas Strategi Nafkah Penduduk Desa Padabeunghar

Jika PHBM dirancang berdasarkan rasionalitas pengamanan lahan hutan, kelangsungan produksi hutan, kesejahteraan MDH, dan mempertahankan akses lahan maka strategi nafkah penduduk Desa Padabeunghar dipilih berdasarkan dua prinsip utama, menjaga keamanan ekonomi dan menjaga keamana n sosial. Dasar rasionalitas nafkah rumahtangga penduduk Desa Padabeunghar ini erat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada dalam komunitas Desa Padabeunghar. penduduk Desa Padabeunghar memiliki ukuran tentang keamanan ekonomi dan keamanan sosial yang melandasi pilihan strategi nafkah rumahtangga.

7.3.1 Menjaga Keamanan Ekonomi

Keamanan ekonomi diartikan sebagai keterpenuhan kebutuhan rumahtangga di saat ini dan masa yang akan datang. Rumahtangga berusaha untuk memenuhi kebutuhan pangan, perumahan, sekolah anak, kondangan, pengobatan saat sakit atau hajatan yang dibutuhkan saat ini dengan mengalokasikan pendapatan rumahtangga. Bersamaan dengan itu, rumahtangga juga membangun aset dengan cara melakukan “investasi” dan “asuransi” yang dapat berarti mengurangi alo kasi pendapatan untuk pemenuhan kebutuhan. Upaya menjaga keamanan ekonomi menyebabkan strategi nafkah rumahtangga ditujukan untuk menambah pendapatan rumahtangga tanpa menimbulkan resiko yang mengancam ekonomi rumahtangga. Rumahtangga menghindari resiko yang dapat mengancam pemenuhan kebutuhan rumahtangga. Hal ini mempengaruhi pola aktivitas nafkah, pola pemilihan sumber nafkah dan pola pemilihan modal alami.

7.3.2 Menjaga Keamanan Sosial

Keamanan sosial diartikan sebagai kedapatditerimaan sebagai anggota masyarakat dan peningkatan sosial dalam masyarakat. Keamanan sosial diperoleh dengan upaya membangun modal sosial. Rumah tangga mengalokasikan tenaga kerja dan pendapatan untuk membangun ikatan sosial dan melanggengkan kelembagaan sosial. Ikatan sosial dan kelembagaan sosial itu dipercaya sebagai jaring pengaman atau asuransi yang dapat digunakan oleh rumah tangga pada saat-saat sulit. Kepercayaan terhadap jaring pengaman modal sosial Desa Padabeunghar dibangun berdasarkan nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini dan menjadi bagian yang melekat dalam setiap tindakan warga Desa Padabeunghar. Penduduk Desa Padabeunghar mengorbankan keuntungan yang dapat diperoleh rumahtangga untuk tetap menjaga hubungan baik di dalam komunitas. Kesempatan meminjam di warung yang diberikan terus menerus meskipun merugikan pemilik warung, sistem kerja nyeblok yang tidak jelas dan mengandalkan kepercayaan antara petani pemilik dan petani nyeblok , ganti rugi ringan yang diberikan pada sesama penggembala yang merusak sawah dan tidak perlunya undangan resmi untuk babantu, ngalongok, kondangan, neang, dan ngobeng di antara tetangga dan saudara. Jaring pengaman ini membuat setiap individu anggota komunitas dapat mengandalkan tetangga, saudara dan anggota komunitas lain untuk membantu di saat sulit. Jaring pengaman yang dibuat dengan memperkuat ikatan sosial di dalam komunitas menyebabkan petani Desa Padabeunghar menganggap orang atau kelembagaan di luar komunitas sebagai “pihak luar”. Jaring pengaman ini juga menyebabkan rumah tangga harus mengorbankan kesempatan akumulasi atau memperkaya diri. Rumah tangga mengalokasikan tenaga kerja dan pendapatan untuk membangun ikatan sosial dan melanggengkan kelembagaan sosial. Ikatan sosial dan kelembagaan sosial itu dipercaya sebagai jaring pengaman atau asuransi yang dapat digunakan oleh rumah tangga pada saat-saat sulit. Kepercayaan terhadap jaring pengaman modal sosial Desa Padabeunghar dibangun berdasarkan nilai- nilai yang ditanamkan sejak dini dan menjadi bagian yang melekat dalam setiap tindakan warga Desa Padabeunghar.

7.4 Perbandingan Antara Rasionalisme Petani dengan Rasionalisme

Dokumen yang terkait

Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

2 38 114

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Analisis gender pada kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat (Kasus rumahtangga peserta PHBM, Desa Lolong, Jawa Tengah)

1 16 172

Formulasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

2 35 364

Pengetahuan masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): kasus di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat

0 11 70

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89