Kebiasaan merantau tidak banyak mempengaruhi penambahan bangunan rumah di Desa Padabeunghar. Meskipun ada beberapa penduduk yang merantau
dan memilih untuk tinggal di perantauan, namun lebih banyak yang tetap membangun rumah di Desa Padabeunghar. Beberapa penduduk yang merantau
kembali dengan membawa istri atau suami dari tempat merantau. Ini menyebabkan tekanan kebutuhan pemukiman terus meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk.
4.3.2 Fasilitas dalam Rumah
Hampir semua lantai rumah di Desa Padabeunghar telah dipelur. Desa Padabeunghar pernah mendapatkan program bantuan pemeluran lantai dari
Pemerintah Kabupaten Kuningan. Bantuan pemeluran diberikan pada rumahtangga dengan lantai rumah terbuat dari tanah. Setiap rumahtangga dengan
lantai rumah tanah didata dan diberi bahan bangunan untuk pemeluran seperti semen dan pasir. Beberapa rumah telah mengganti lantai pelur dengan lantai
kramik. Lantai kramik dipasang dalam beragam bentuk, dari mulai kramik dengan ukuran 20x20 cm dengan bentuk dan model sederhana sampai kramik berukuran
30x30 cm dengan bentuk dan model terbaru. Setiap rumah telah dilengkapi dengan kamar mandi keluarga. Desa
Padabeunghar juga pernah mendapat bantuan kamar mandi keluarga dari pemerintah Kabupaten Kuningan. Bantuan kamar mandi keluarga diberikan dalam
bentuk bahan pembangunan kamar mandi seperti kloset, pasir, semen, dan paralon. Pembangunan kamar mandi dilakukan di rumah masing-masing oleh
penerima bantuan. Bentuk kamar mandi kelurga ini beragam, dari mulai yang permanen, ditembok dan diberi keramik sampai dengan kamar mandi sederhana,
hanya di beri dinding kayu yang dipotong tipis yang dapat dilihat dari luar. Letak kamar mandi keluarga ada yang berada di dalam rumah dan ada yang dibangun
sekedarnya dibelakang rumah. Kamar mandi di rumah didukung oleh sarana air bersih yang dikelola desa.
Air dari mata air disalurkan ke Desa Padabeunghar melalui pipa -pipa sumbangan Pemerintah Daerah Kuningan. Pipa berdiameter 10 cm dan terbuat dari besi
mengalirkan air sampai tempat penampungan di sisi desa. Air disalurkan dari tempat-tempat penampungan pertama ke penampungan berikutnya menggunakan
pipa paralon berdiameter 2 cm dan disalurkan ke rumah-rumah dengan menggunakan slang. Setiap rumah harus membayar Rp. 2000,- tiap bulan untuk
bayaran petugas pemeriksa air yang ditunjuk pemerintah Desa. Sebagian besar rumah berdinding tembok. Hanya beberapa rumah yang
masih berdinding bambu. Kayu-kayu kusen terbuat dari kayu nangka, Jeungjing atau mahoni. Tidak ada rumah yang menggunakan kayu jati sebagai bahan kusen.
Kayu-kayu yang dibuat kusen biasanya adalah kayu-kayu yang dapat tumbuh di kebon penduduk. Penggunaan kayu nangka dan Jeungjing sebagai kusen
menyebabkan kusen rumah di Desa Padabeunghar lebih cepat rusak oleh rayap. Sebagian besar penduduk Desa Padabeunghar masih menggunakan tungku
sebagai sarana memasak. Kompor minyak hampir selalu dimiliki disamping tungku. Rumah-rumah yang dimiliki oleh orang tua yang sudah tidak mampu
mencari kayu bakar akan menggunakan kompor minyak. Penggunaan tungku lebih disukai karena murah dan rasa makanan yang dimasak di atas tungku
dianggap lebih enak. Listrik telah ada hampir di semua rumah. Listrik ada yang memasang
langsung dan ada yang menyambung dari tetangga atau “nyolok”. Setiap rumah rata-rata memasang listrik 450 watt. Listrik digunakan untuk penerangan, TV,
setrika, dan kulkas yang digunakan untuk membuat es untuk dijual atau untuk keperluan rumahtangga. Lampu listrik digunakan untuk penerangan di dalam
rumah atau di teras rumah. Lampu listrik untuk penerangan jalan desa hanya terdapat di dua rumah sepanjang jalan lembur.
TV telah telah menjadi barang elektronik yang paling diinginkan ada di rumah. Tidak setiap rumah memiliki TV. Penghuni rumah yang tidak memiliki
TV akan menonton TV pada tetangga. Tape recorder merupakan barang elektronik berikutnya yang ada di rumah penduduk Desa Padabeunghar. Tape
recorder lebih disukai oleh anak muda yang belum menikah. Orang yang telah berusia 50 tahun ke atas akan mendengarkan radio dengan model lama.
Beberapa rumah telah mengganti kursi kayu lama dengan kursi jok model baru. “Kursi sudut
40
” merupakan model kursi standar yang ada di rumah di Desa
40
Kursi sudut adalah istilah untuk kursi jok dengan model melingkar yang tepat untuk disimpan di sudut ruangan.
Padabeunghar. Ranjang “spring bed”
41
ada di kamar anak yang telah menikah. Ranjang di kamar orang tua masih berbentuk ranjang besi dengan kasur yang diisi
kapuk. Anak yang belum menikah tidur di ranjang kayu yang lebih baru dari pada ranjang orang tua.
Fasilitas dalam rumah penduduk Desa Padabeunghar berasal dari usaha pemilik rumah dan sumbangan dari pemerintah Kabupaten Kuningan. Sebagian
besar fasilitas diperoleh dari pendapatan rumahtangga. Fasilitas dalam rumah menunjukkan kemampuan rumahtangga untuk memenuhi kebutuhan lebih dari
kebutuhan konsumsi. Pembahasan mengenai hubungan antara fasilitas dalam rumah dengan status sosial ekonomi dapat diamati pada bagian 4.4.2.
4.4 Penduduk Desa Padabeunghar