Pola Pilihan Penggunaan Sumber Nafkah

rumahtangga, dan adanya indikasi pergeseran nilai kerja dalam rumahtangga penduduk Desa Padabeunghar.

6.3.1 Pola Pilihan Penggunaan Sumber Nafkah

Strategi nafkah yang dipilih oleh rumahtangga kasus menunjukkan pola pilihan penggunaan sumber nafkah oleh rumahtangga. Penggunaan sumber nafkah menunjukkan sumber nafkah dan penggunaannya dalam strategi nafkah rumahtangga. Pola pilihan penggunaan sumber nafkah menunjukkan pola pilihan rumahtangga pada sumber nafkah yang dapat diakses oleh rumahtangga. Penggunaan sumber nafkah dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu 1 sumber pangan, 2 investasi jangka panjang, 3 sumber pendapatan uang, 4 pengamanan atas kekurangan aset rumahtangga dan 5 jaminan hari tua. Ketiga modal yang dimiliki rumahtangga, modal alami, modal sosial dan peluang pekerjaan masing-masing dapat menjadi sumber pangan, investasi, sumber pendapatan uang, pengamanan aset dan jaminan hari tua. Peranan yang sama pada setiap sumber nafkah kemudian mendorong rumahtangga melakukan pilihan atas sumber-sumber nafkah tersebut. Rumahtangga menentukan sumber nafkah mana yang digunakan untuk mendapatkan pendapatan yang dibutuhkan rumahtangga. Terdapat dua pilihan sumber nafkah, 1 modal alami dan modal sosial, serta 2 peluang kerja dan modal sosial. Rumahtangga melakukan pilihan dalam menggunakan modal alami dan peluang pekerjaan. Pilihan tidak hanya didasarkan pada pendapatan yang dibutuhkan dan akan diperoleh rumahtangga. Berdasarkan pendapatan yang akan diterima, peluang pekerjaan dipilih sebagai sumber nafkah yang paling diinginkan untuk digunakan. Peluang pekerjaan sebagai perantau, pamong desa , membuka warung atau mandor hutan, selalu dianggap enak dan mendatangkan uang. Namun tidak semua rumahtangga memilih peluang pekerjaan sebagai sumber nafkah utama karena peluang pekerjaan tidak dapat diakses oleh setiap orang. Pekerjaan sebagai pamong desa, pemilik warung, atau mandor hutan memerlukan keterampilan atau uang untuk membuka usaha. Pekerjaan sebagai pekerja bangunan dapat diakses oleh laki-laki yang masuk kelompok usia anak karena ada nilai “malu merantau” untuk kelompok usia orang tua. Pengelolaan modal alami merupakan pilihan satu-satunya bagi rumahtangga yang dilahirkan sebagai petani, tidak memiliki keterampilan lain, tidak memiliki uang untuk modal usaha, tidak memiliki kesempatan menjadi pegawai baik sebagai pamong desa, pegawai swasta, atau pegawai negeri sipil. Pengelolaan modal alami menjadi pengaman persediaan pangan untuk rumahtangga yang memiliki sumber nafkah peluang pekerjaan. Modal sosial selalu ada dan digunakan dalam strategi nafkah rumahtangga penduduk Desa Padabeunghar. Rumahtangga baik yang memilih menggunakan sumber nafkah modal alami maupun yang menggunakan sumber nafkah peluang pekerjaan selalu mengalokasikan tenaga kerja rumahtangga untuk membangun modal sosial. Modal sosial berkaitan erat dengan keanggotaan dalam komunitas Desa Padabeunghar. Jika rumahtangga dapat membangun dan melestarikan modal sosial, maka rumahtangga mendapatkan fasilitas sebagai anggota komunitas dan sebaliknya.

6.3.2 Pola Pilihan Penggunaan Modal Alami

Dokumen yang terkait

Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

2 38 114

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Analisis gender pada kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat (Kasus rumahtangga peserta PHBM, Desa Lolong, Jawa Tengah)

1 16 172

Formulasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

2 35 364

Pengetahuan masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): kasus di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat

0 11 70

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89