.1 Pengamanan Lahan Hutan .2 Kelangsungan Produksi Hutan

tanaman yang akan ditanam. Pelatihan pengolahan lahan, penanaman bibit, pengolahan hasil hutan, dan pendampingan MDH dilakukan agar MDH mengelola lahan hutan dengan baik sehingga lahan hutan dapat meningkatkan pendapatan rumahtangga. Berdasarkan pembahasan pada 2.2, 2.5,.2.6 maka strategi nafkah PHBM dirancang berdasarkan rasionalitas pengamanan lahan hutan, kelangsungan produksi hutan, kesejahteraan MDH, dan mempertahankan akses lahan. Rasionalitas Nafkah PHBM ini bukan murni rancangan PHBM yang tersurat dalam Pokok-pokok Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Kabupaten Kuningan, NKB atau NPK, namun hasil interpretasi dari analisis dokumen, wawancara dengan Perhutani, LSM dan penduduk Desa Padabeunghar.

7.1 .1 Pengamanan Lahan Hutan

Penyerahan pengelolaan lahan hutan kepada petani disertai dengan kewajiban menjaga dan memelihara tanaman yang berada di dalam luasan lahan hutan. Perhutani memberikan hak menggarap disertai dengan kewajiban untuk menjaga agar tanah dikelola dan menghasilkan seperti yang telah direncanakan. Penjarahan hutan Perhutani selalu dianggap dilakukan oleh MDH. Pemberian akses lahan hutan diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki pada tegakan tanaman Perhutani dan menjaga keamanan tanaman. Bagi hasil diharapkan dapat menjadi penawar keinginan MDH terhadap hasil hutan. Pengamanan hasil hutan melalui PHBM mendapat perhatian utama dari Perhutani. Perhutani menyerahkan sebagian kedaulatannya dalam mengelola lahan hutan kepada MDH dengan seperangkat jaminan bahwa Perhutani tidak akan kehilangan hasil hutan yang menjadi produksi utama perusahaan. Perjanjian legal formal yang mengikat secara hukum merupakan upaya Perhutani untuk menjaga keamanan hasil hutan.

7.1 .2 Kelangsungan Produksi Hutan

Kepentingan utama Perhutani terhadap lahan hutan adalah produksi kayu tanaman pokok. PHBM harus dapat menjadi sarana penanaman, pemeliharaan dan pengamanan tegakan pohon pinus di lahan hutan Desa Padabeunghar. Keberhasilan PHBM yang utama bagi Perhutani adalah ketika hutan PHBM dapat memberikan hasil tegakan pohon pinus. Selain tanaman utama, Perhutani mengharapkan bagi hasil dari tanaman tahunan dan tanaman musiman. Proporsi keuntungan Perhutani dari tanaman tahunan dan tanaman musiman tidak sebesar dari tanaman pokok pinus. Perhutani mendapatkan keuntungan lebih besar dari tanaman kayu keras yang dapat dipanen seperti mahoni dari pada tanaman buah-buahan atau tanaman batas seperti pisang dan nenas. Prinsip ini diwujudkan dengan bantuan bibit tanaman kayu keras seperti pinus, suren dan mahoni. Tanaman pagar dan batas seperti nanas dan secang akan diberikan sebagai bantuan Perhutani pada pelaksanaan PHBM. Namun, sampai saat penelitian dilakukan tidak ada bantuan tanaman nanas dan secang untuk penanaman lahan PHBM. Selain di lahan yang memiliki NPK, Perhutani hanya melakukan pembibitan dan penanaman pinus dan mahoni yang dilakukan oleh Mandor hutan Perhutani.

7.1 .3 Kesejahteraan MDH

Dokumen yang terkait

Bentuk Kearifan Lokal Terkait Pemanfaatan Hasil Hutan Di Sekitar Tahura Bukit Barisan (Studi Kasus Di Desa Kuta Rakyat, Desa Dolat Rakyat, Desa Jaranguda, Dan Desa Tanjung Barus, Kabupaten Karo)

2 38 114

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 3

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Analisis gender pada kegiatan pengelolaan hutan bersama masyarakat (Kasus rumahtangga peserta PHBM, Desa Lolong, Jawa Tengah)

1 16 172

Formulasi Strategi Kebijakan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat

2 35 364

Pengetahuan masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): kasus di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat

0 11 70

Struktur dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Peserta Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Bogorejo

1 16 141

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Strategi Dan Struktur Nafkah Rumahtangga Petani Sekitar Hutan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember

2 21 89