Pada bentuk pasif ha-an, subjeknya cenderung banyak sedangkan pada bentuk pasif tar-, subjeknya cenderung satu atau satu kesatuan.
Contoh: 1. Dang tarboanna hau i
tidak terbawanya kayu itu ’Kayu itu tidak dapat dibawanya’
2. Dang haboananna hau i tidak dapat dibawanya kayu itu
’Kayu-kayu itu tidak dapat dibawanya’
Kedua kalimat itu memiliki makna yang berbeda. Kalimat 1 berarti bahwa ada satu kayu dan pelaku tidak dapat atau tidak mampu membawa kayu itu. Sedangkan kalimat 2 berarti
bahwa ada beberapa kayu dan pelaku mungkin sudah membawa sebagian kayu itu, tetapi dia tidak mampu membawa seluruhnya.
Bentuk pasif dngan menggunakan prefiks tar- dan konfiks ha-an tidak mengalami perubahan jika digunakan dalam klausa relatif. Bentuknya tetap sama dan hanya menambahkan
pronomina penghubung na- sebelum tar- dan ha-an.
d. Pasif dengan Sufiks –on-an
Pembentukan kalimat pasif berikutnya adalah dengan menggunakan sufiks –on-an. Kalimat pasif dengan mengunakan sufiks ini menyatakan sesuatu yang akan dilakukan. Sufiks –
on digunakan untuk bentuk dasar verba transitif baik verba transitif terbatas maupun verba transitif yang memiliki afiks aktif maN-hon, maN-i, masi-hon,masi-i, mampar-i, mampar-hon,
mangha-hon, mangha-i, -um-hon, -um-i, par-i, paN-i,ha-i dan tar-i tidak dapat dilekati sufiks – on. Dari kelompok afiks pembentuk verba transitif umum, hanya afiks pa-hon dan pa- yang
dapat bergabung dengan sufiks –on. Contoh:
Universitas Sumatera Utara
a. Pengimbuhan sufiks –on pada verba transitif terbatas lean
‘beri’ leanon ‘akan
diberikan’ bereng ‘lihat
berengon ‘akan dilihat’
suan ‘tanam’
suanon ‘akan ditanam
gomgom ‘kuasa’ gomgomon
‘akan dikuasai’
parhatutu ‘iakan’ parhatutuon
‘akan diiakan’
togihon ’ajak’ togihonon
’akan diajak’
haburjuhon ’lakukan’ haburjuhonon
’akan dilakukan de- ngan baik’
taringothon ’ingatkan’ taringothonon ’akan
diingatkan b. Pengimbuhan sufiks –on pada verba transitif umum
pabalga ‘perbesar’ pabalgahon
’akan dibesarkan’
padengganhon ‘memperbaiki’ padengganhonon ‘akan
diperbaiki’ Sufiks –on bervariasi menjadi –an jika bentuk dasar yang dilekatinya berkategori nontransitif.
Yang dimaksud dengan nontransitif adalah kategori kata yang bukan verba transitif. Dalam hal ini, sufiks –on akan menjadi –an jika bentuk dasarnya berupa nomina, prakategorikal dan
ajektiva yang berturut-turut disingkat dengan n, pk, dan a sebagaiman contoh berikut. ulos
n ’ulos’
ulosan ’akan diberi
ulos’ angguk n
’jeritan’ angguhon ’akan
ditangisi’ konsing n
’kencing’ konsingon
’akan dikencingi’
Universitas Sumatera Utara
dongan n
’teman’ donganon
’akan ditemani’
podom n ’tidur’
podoman ’akan ditiduri’
notnot pk
’pelotot notnotan ’akan dipelototi’
tangis pk ’tangis’ tangisan ’akan
ditangisi’ golap a
’gelap’ golapon ’akan
dibuat gelap’
muruk a ‘marah’ muruhon ‘akan
dimarahi’ hundul
vi ‘duduk’ hundulon ‘akan
diduduki’ Sufiks –on dan –an dikatakan bervariasi karena kedua-duanya memiliki makna yang
sama dan berdistribusi komplementer: sufiks –on digunakan jika bentuk dasarnya verba transitif dan sufiks –an digunakan jika bentuk dasarnya nontransitif.
Sebagaimana bentuk pasif pada umumnya bentuk pasif dengan menggunakan sufiks – on-an ini boleh menggunakan pelaku secara manasuka, pelakunya dapat berbentuk enklitik
untuk semua pronomina dapat berbentuk subjektif hanya untuk orang III, dan dapat berbentuk nama diri, pelaku itu harus didahului oleh preposisi ni-
Perlu diperhatikan juga bahwa pasif yang menggunakan sufiks –onan ini tidak bisa digunakan dalam klausa relatif. Namun, pasif bentuk nontransitif itu seakan-akan dapat
digunakan dalam klausa relatif jika diawali oleh afiks pasif ni- dan –in. Akan tetapi disini
Universitas Sumatera Utara
maknanya tidak lagi menyatakan ’akan dilakukan’, dengan demikian, perilaku ini tidak lagi tergolong pada penggunaan sufiks pasif –on-an, tetapi pada penggunaan afiks pasif ni- dan –in
sebagaimana terlihat pada contoh berikut. 1. Parhatutuonnami do na nidokmi ai so dibereng hami
akan diiakan kami T yang dikatakanmu itu karena tidak dilihat oleh kami ’Perkataanmu itu akan kami iakan karena itu tidak kami lihat’
2. Donganan ni ibana ma jolo ahu sogot asa laho hami masiaili akan ditemani oleh dia T dulu aku besok supaya pergi kami berburu babi
’Dia akan menemani saya dulu besok berburu babi hutan’ 3. Asi rohangku mamereng dakdanak na nimuruhanmi
kasihan pikiranku melihat anak-anak yang dimarahimu itu ’ Hatiku sedih melihat anak-anak yang kau marahi itu’
e. Pasif dengan Sufiks -an