Penyimpangan Alternasi Bunyi Vokal

penutur BT disebabkan adanya gejala interferensi fonologis substitusi bunyi terhadap bahasa BT. Ditemukan interferensi berupa penyimpangan-penyimpangan pelafalan yang tidak sesuai dengan kaidah sistem bunyi standar BT. Penyimpangan tersebut terdapat pada 1 alternasi fonem vokal dan fonem konsonan BT, dan 2 asimilasi bunyi-bunyi fonem BT dalam relasi antarsuku kata dan dalam relasi antarkata. Penyimpangan-penyimpangan bunyi fonem dalam tuturan BT yang dilakukan oleh penutur bilingual BT-BI di Medan dideskripsikan sebagai berikut.

5.2.1 Interferensi Alternasi Fonem BT

Alternasi fonem adalah perubahan fonem menjadi fonem lain tanpa membedakan makna. Alternasi fonem dapat terjadi dalam vokal ataupun konsonan sebagaimana yang terdapat dalam data tuturan BT. Gejala perubahan dari satu fonem BT menjadi fonem lain disebabkan terdapatnya variasi bebas free variation dalam pengucapan yang kelihatannya tidak mempunyai keteraturan menyebabkan penutur BT bersikap kurang memperhatikan dan mempertahankan kaidah sistem kedua bahasa BT-BI yang dikuasainya sebagai akibat penguasaan bahasa penutur bilingual yang tidak sejajar.

a. Penyimpangan Alternasi Bunyi Vokal

Dalam bahasa BT penyimpangan-penyimpangan alternasi bunyi vokal terjadi karena adanya peristiwa interferensi. Penyimpangan alternasi vokal antara lain terdapat pada fonem vokal a. Universitas Sumatera Utara Dalam BT vokal a memiliki alternasi [o ] dan [a] pada kata lehon yang diucapkan oleh penutur sebagai [l єhon] dan [lєan] . Terdapatnya variasi bunyi ini sering juga ditemukan dalam tuturan BT di Medan seperti berikut. 1 [dukkod dil εhok ko tikki parasian ot tuhan....] Data I.1 setelah diberi kau waktu belaskasihan ini tuhan ’setelah Kau berikan waktu belas kasihanMU Tuhan....’ Pada tuturan 1 tampak bahwa penutur BT mengucapkan dilehonho yang diucapkan [dil єhokko] dengan benar, sesuai dengan sistem pengucapan BT. Tetapi pada tuturan 2 dan 3 berikut, terjadi interferensi berupa alternasi vokal o menjadi vokal a disebabkan terdapatnya variasi pengucapan dalam BT. 2 [...asa ho ma to ŋ na maŋalεan hikmat kebijaksanaan....] Data I.2 3 [...alai aha dil єak kamu soŋon i ma nidok di hita] Data III.12 Tuturan pengucapan BT yang benar dapat dilihat pada 2a dan 3a berikut. 2a [...asa ho ma to ŋ na maŋalεhon hikmat kebijaksanaan] agar kau T yang memberikan hikmat kebijaksanaan ’agar Kaulah yang memberikan hikmat kebijaksanaan’. 3a [...alai aha dil єhok kamu soŋon i ma nidok di hita] tapi apa diberi kamu seperti itu T dikatakan pada kita ‘...tapi apa yang kamu berikan seperti itulah dikatakan kepada kita’ Variasi seperti di atas terdapat juga misalnya dalam kata-kata BT berikut: parbinegeon yang diucapkan [parbinegeon] dan [parbinegean], boanon yang diucapkan [boanon] dan [boanan]. Di sini alternasi [a] dan [o] yang berasal dari fonem o sifatnya tidak distingtif. Para penutur BT mengucapkan variasi bunyi tersebut tanpa ada keteraturan. Variasi ini dapat disejajarkan dengan variasi bebas free variation. Munculnya ketidakteraturan ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman penutur terhadap kaidah pengucapan BT disamping penutur juga ingin menyesuaikan ucapan bahasa BT-nya ke Universitas Sumatera Utara dalam sistem pengucapan BI. Persoalan ini sering muncul pada penutur bilingual BT yang tidak sejajar atau majemuk compound language. Sebagai bandingan variasi bunyi seperti itu, dapat juga diamati pada tuturan berikut. 4 [...hupasahat tami i ma saluhuqna p əmimpinpəmimpin nami] Data I.2 Pengucapan yang benar dan sesuai sistem BT adalah pada 4a berikut. 4a [...hupasahat tami i ma saluhuqna pamippinpamippin nami] kusampaikan kami itu T semuanya pemimpinpemimpin kami ’ ...kami menyerahkan semua pemimpin kami’ Terdapatnya penyimpangan vokal a menjadi ə pada tuturan di atas mengindikasikan bahwa penutur BT kurang memiliki kesadaran untuk menggunakan bahasanya sendiri. Kata pemimpin diucapkan penutur sebagai [p əmimpin] sama seperti dalam pengucapan BI, padahal dalam BT padanan kata tersebut adalah pamimpin yang secara fonetis diucapkan sebagai [pamippin]. Munculnya variasi bunyi vokal ə dalam tuturan BT dikatakan sebagai perkembangan sistem BT yang menempatkan fonem ə pepet melalui kata-kata serapan BI dengan menggunakan kata-kata serapan misalnya kapal terba ŋ, tekat, teraŋ yang cenderung dilafalkan penutur BT dengan cara pelafalan seperti dalam BI lihat Nababan,1981. Selain itu, vokal ə juga digunakan penutur bilingual BT dalam kosakata yang dipinjam dari BT dan telah disesuaikan pengucapannya dalam BT seperti sutra yang diucapkan sebagai [sut əra] dan pabrik yang diucapkan sebagai [pab ərik] lihat Percival, 1981. Alternasi seperti itu ditemukan juga dalam kata penjaga yang diucapkan penutur BT sebagai [p ənjaga] seperti cara pengucapan BI yang dalam BT seharusnya adalah panjaga yang harus diucapkan sebagai [pajjaga]. Kata tersebut dapat diperhatikan dalam tuturan berikut. 5 [p ənjaga ni penjara do paluahon inna] Data II.7 Universitas Sumatera Utara Kata penjaga pada tuturan 5 di atas merupakan penyimpangan dalam BT karena seharusnya diucapkan seperti dalam tuturan 5a berikut’ 5a [pajjaga ni p ənjara do paluahon inna] penjaga dari penjara T melepaskan katanya ’katanya penjaga penjara yang melepaskan’ Pada contoh di atas juga muncul alternasi bunyi yang berbeda dari sebuah fonem yang sama yaitu fonem a diucapkan sebagai [ ə] dan [a]. Alternasi ini tidak distingtif. Berdasarkan contoh di atas, alternasi BT tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. [a] [ ə] a a [o] [a] Persoalan variasi pengucapan seperti di atas dapat juga diamati dalam BI dan dalam bahasa Prancis BP. Dalam BI misalnya, kata parit diucapkan oleh penutur BI sebagai [parit] dan [par єt], telur diucapkan sebagai [təlur] dan [təlor], berubah yang diucapkan sebagai [b ərubah] dan [bərobah], juga variasi dari kata jajar yang diucapkan sebagai [jajar] dan [jjr]. Kedua bentuk bersaing ini dalam BI dikaji dalam istilah baku dan takbaku. Dalam BP persoalan semacam ini muncul pada kata-kata seperti: oui dengan transkripsi fonemisnya adalah wi ‘ya’ yang diucapkan [wi] dan [w є]. Di sini fonem i beralternasi sebagai bunyi [i] dan [є], demikian juga pada bunyi sengau dalam kata bien bien ‘baik’ yang diucapkan sebagai [bj] dan [bja], fonem beralternasi dengan fonem а. Pada sisi lain bunyi [a] dalam BT yang berasal dari fonem a dan bunyi [o] yang berasal dari fonem o adalah dua fonem yang berbeda. Kedistingtifan ini dapat dibuktikan pada pasangan minimal BT berikut. Universitas Sumatera Utara - [malo] ‘pintar’ dan [molo] ‘jika’ - [jalo] ’ terima’ dan [jolo] ’ sebelumnya’ - [an] ‘itu’ dan [on] ‘ini’ Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bunyi [a] dan bunyi [o] yang bersifat distingtif tidak mempunyai alternasi di dalam pengucapannya. Artinya, fonem a hanya mempunyai bunyi [a] dan fonem o hanya mempunyai bunyi [o]. Apabila fonem o memiliki alternasi bunyi [a] dan [o] keduanya adalah tidak distingtif. Penyimpangan lainnya yang dapat diamati adalah penyimpangan bunyi vokal u → [i]. Vokal u dalam BT memiliki alternasi [i] dan [u] pada kata turpuk yang diucapkan oleh penutur sebagai [turpi ] dan [turpu] seperti dalam tuturan berikut. 6 [...alai apala pas tu turpik ni jamita i] Data II.7 Tuturan di atas seharusnya seperti dalam 6a berikut. 6a [alai apala pas tu turpu ni jamita i] tapi masih tepat untuk tema dari khotbah itu ’akan tetapi tepat dengan tema dalam khotbah itu’ Terdapatnya variasi vokal u yang diucapkan sebagai [u] dan [i] seperti pada contoh di atas diungkapkan Nababan 1981 sebagai perkembangan sistem BT yang pada mulanya penggunaan fonem i pada mi adalah untuk situasi tidak resmi, akan tetapi sekarang fonem ini sudah dipakai juga dalam situasi resmi. Hal ini menggambarkan sikap penutur BT yang kurang mempertahankan bahasanya karena tidak perduli terhadap sistem BT yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan. Untuk lebih memperjelas munculnya variasi dalam vokal u sebagai bunyi [u] di atas, dapat diperhatikan pada tuturan 7 dan 8 berikut yang keduanya sesuai dengan sistem BT. 7 [hamuna akka do ŋan boha do hita di bagasan turpuh on] Data II.5. kamu semua teman bagaimana T kita di dalam tema ini Universitas Sumatera Utara ’Kalian semua saudara bagaimana kita di dalam tema ini’ 8 [...hata ni tuhat ta so ŋot turpuk ni jamita di partaŋiak ta ] Rek.08 kata dari tuhan kita seperti tema dari khotbah di perkumpulan kita ’...Firman Tuhan kita sebagai tema khotbah perkumpulan kita’ Sebagai bandingan lagi, dalam tuturan berikut tampak adanya variasi vokal u yang diucapkan sebagai bunyi [i] dan [u] pada enklitik mu dan mi ’mu’ 9 [uras sami dohoq mudar mu na badia i] Data I.1 basuh kami dengan darah mu yang kudus itu ‘Basuh kami dengan darahMu yang kudus’ 10 [ ŋa dilεhom mu di hami hahipason gabe boi hami marpuŋu....] Data I.2 sudah diberikan kau ke kami kesehatan jadi bisa kami berkumpul ‘Kau sudah memberikan kami kesehatan sehingga kami dapat berkumpul....’ 11 [asa badia hami di adopam mi ai na badia do ho] Data I.1 agar kudus kami di hadapan mu karena yang kudus T kau ’Agar kami kudus di hadapanMU karena Kau kudus’ Dengan demikian, variasi vokal u yang diucapkan sebagai [i] dan [u] dirumuskan sebagai berikut. [i] u [u]

b. Penyimpangan Alternasi Gugus Vokal BT