Fonem n+h → [kk] Fonem r+n → [rr]

bahwa responden yang salah melafalkannya adalah 39 orang 40,6 pada TS dan 47 orang 49 pada DK. 7 mansai ‘sangat’ TS Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ,00 57 59.4 59.4 59.4 1,00 39 40.6 40.6 100.0 Valid Total 96 100.0 100.0 7 hinsa ‘lincah’ DK Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ,00 49 51.0 51.0 51.0 1,00 47 49.0 49.0 100.0 Valid Total 96 100.0 100.0 8. Fonem n+h → [kk] Dalam sistem bunyi BT banyak ditemukan asimilasi bunyi seperti asimilasi regresif, progresif, dan resiprokal dalam suku kata dan antar kata. Bunyi jajaran fonem n+h baik dalam suku kata atau antarkata harus direalisasikan sebagai bunyi [kk]. Realisasi bunyi jajaran fonem n+h menjadi bunyi [kk] disebut asimilasi resiprokal. Berdasarkan data penelitian terdapat penyimpangan pelafalan terhadap bunyi jajaran fonem n+h yang direalisasikan oleh penutur BT di Medan dengan bunyi [nh]. Jajaran fonem n+h terdapat dalam teks singkat berupa kata palomolomohon hami [pal0m0l0m0h0k kami] ’suka-suka kami’ dan dalam daftar kata berupa kata sian hita [siak kita] ’ dari kita’. Realisasi pelafalan jajaran fonem n+h menjadi bunyi [kk] adalah sesuai kaidah sistem bunyi BT. Dilihat dari tabel frekuensi interferensi bunyi terhadap jajaran fonem n+s baik pada TS maupun DK tergambar bahwa responden yang salah melafalkannya adalah 93 96,3 pada TS dan 76 responden 79,2 pada DK. Universitas Sumatera Utara 8 palomolomohon hami ‘sesuka-suka kami’TS Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ,00 3 3.1 3.1 3.1 1,00 93 96.9 96.9 100.0 Valid Total 96 100.0 100.0 8 sian hita ‘dari kita’ DK Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ,00 20 20.8 20.8 20.8 1,00 76 79.2 79.2 100.0 Valid Total 96 100.0 100.0 9. Fonem r+n → [rr] Dalam sistem bunyi BT banyak ditemukan asimilasi bunyi seperti asimilasi regresif, progresif, dan resiprokal dalam suku kata dan antar kata. Bunyi jajaran fonem r+n baik dalam suku kata atau antar kata akan direalisasikan sebagai bunyi [rr]. Realisasi bunyi jajaran fonem r+n menjadi bunyi [rr] disebut asimilasi progresif. Berdasarkan data penelitian terdapat penyimpangan pelafalan terhadap bunyi jajaran fonem r+n yang direalisasikan oleh penutur BT di Medan dengan bunyi [rr]. Jajaran fonem r+n terdapat dalam teks singkat berupa kata motorna [m0t0rra] ’angkutannya’ dan dalam daftar kata berupa kata pinomparna [pin0pparra]’ keturunannya’. Realisasi pelafalan rn menjadi bunyi [rr] adalah sesuai kaidah sistem bunyi BT. Dilihat dari tabel frekuensi interferensi bunyi terhadap jajaran fonem r+n baik dalam teks singkat maupun daftar kata tergambar bahwa responden yang salah melafalkannya adalah 93 96,9 pada TS dan 90 responden 93,8 pada DK. Universitas Sumatera Utara 9 motorna ‘angkutannya’ TS Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ,00 3 3.1 3.1 3.1 1,00 93 96.9 96.9 100.0 Valid Total 96 100.0 100.0 9 pinomparna ‘keturunannya’ DK Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ,00 6 6.2 6.2 6.2 1,00 90 93.8 93.8 100.0 Valid Total 96 100.0 100.0 10. Fonem m+b → [bb]