Lokasi Penelitian Pengumpulan Data

Pada tahap pertama, dibagikan kuesioner kepada calon responden dengan dibantu oleh tiga orang penutur asli BT yang sebelumnya telah diberikan simulasi tentang pengambilan data penelitian. Tahap ini dilakukan untuk menentukan calon responden yang diperlukan. Data calon responden yang terpilih ini kemudian dipindahkan ke dalam lembar pengamatan. Mereka inilah yang kemudian diambil datanya lebih lanjut sebagai korpus penelitian. Tahap berikutnya adalah membagikan angket tentang sikap dan instrumen tes untuk mengetahui ada tidaknya interferensi.Untuk butir soal fonologis yang berupa pembacaan teks singkat dan daftar kata dalam menjaring data interferensi, dilakukan perekaman terhadap responden. dengan menggunakan alat perekam digital ‘Samsung’ berdurasi 30 jam. Alat perekam ini memiliki kualitas yang sangat baik dibanding dengan alat perekam yang menggunakan kaset biasa sebab suara rekaman tuturan yang dihasilkan jernih dan dapat ditransfer langsung ke dalam komputer sehingga rekaman dapat terjamin kualitasnya dan tidak khawatir terjadi kerusakan. Pada tes aspek fonologis, responden diminta untuk membaca teks dan daftar kata yang tersedia dalam instrumen tes dan saat yang sama dilakukan perekaman. Setelah selesai tahap perekaman, responden diminta untuk mengisi semua pertanyaan dalam angket dan instrumen tes. Hasil rekaman diputarkan kembali dan diperdengarkan kepada dua orang penutur asli BT agar kesalahan-kesalahan pengucapan yang dilakukan responden penelitian dapat diberikan nilai.

4.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Medan dengan melakukan perekaman tuturan sebagai data primer dari penutur bahasa BT dalam berbagai situasi yaitu khotbah dan berdoa pada acara keagamaan di gereja, percakapan dan laporankata-kata sambutan dalam perkumpulan marga dan Universitas Sumatera Utara acara gereja, percakapan dalam keluarga, dengan tetangga, dan percakapan dalam beberapa acara pesta adat. Data sikap bahasa diperoleh dari hasil angket yang disebarkan di empat kecamatan di kota Medan yaitu Medan Baru, Medan Barat, Medan Labuhan, dan Medan Timur. Penetapan lokasi penelitian ini adalah dengan pertimbangan bahwa masyarakat BT di kota Medan yang berjumlah hampir 365.758 jiwa atau sekitar 19,20 dari populasi masyarakat Medan BPS, 2000 lebih terkonsentrasi di wilayah tersebut di atas. Penetapan sampel penelitian berdasarkan stratified sampling, yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Hadi,1993:83. Sumber data penelitian interferensi adalah tuturan-tuturan dalam berbagai situasi oleh penutur BT. Sumber data penelitian sikap bahasa dan interferensi diperoleh dari hasil sebaran angket dan tes yang diberikan kepada penutur BT di kota Medan yang bilingual, yakni penutur yang menggunakan BBT dan BI sehingga sangat relevan dengan tujuan penelitian ini. Di samping itu penutur yang akan dijadikan responden adalah penutur asli BBT yang sehat, kelahiran daerah luar kota Medan dengan tanpa adanya perkawinan campuran dengan etnik lain dan telah berdomisili di Medan ≥ lima tahun. Ditetapkannya aspek lama tinggal ≥ lima tahun mengacu kepada penelitian Siahaan 2000 yang menetapkan populasi penelitiannya bertempat tinggal di Medan paling sedikit lima tahun. Sebagaimana telah disebutkan pada bab pendahuluan bahwa kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai etnik. Salah satu masyarakatnya adalah penutur Batak Toba dengan jumlah yang relatif tinggi setelah masyarakat penutur bahasa Jawa. Melihat kemajemukan penghuni kota Medan maka dirasa sangat tepat dijadikan sebagai lokasi untuk menunjang penelitian sosiolinguistik Universitas Sumatera Utara Sampel untuk sikap bahasa diambil secara proporsional dengan teknik pengambilan percontoh acak berstrata stratified random sampling, dengan mempertimbangkan ciri sosial seperti jenis kelamin, usia, lamanya tinggal, dan pemakaian bahasa. Variabel jenis kelamin dibedakan atas Pria dan Wanita; usia dibedakan atas dua kelompok usia I adalah ≤ 25 tahun, dan kelompik usia II adalah 25 tahun, penggunaan bahasa dikelompokkan atas 3 kelompok yaitu selalu menggunakan BT, penggunaan BT dan BI sama seringnya, dan selalu menggunakan BI. Berdasarkan pengelompokan tersebut, jumlah penutur BT yang akan dijadikan responden penelitian adalah 2 jenis kelamin x 2 usia x 3 pemakaian bahasa x 2 lama tinggal . Jumlah perkalian di atas digandakan sebanyak empat kali dengan pertimbangan bahwa berbagai variasi sosial yang lain dapat terwakili meskipun ciri sosial tersebut tidak disertakan dalam penelitian. Dengan demikian jumlah responden seluruhnya adalah 96 orang.

4.3.2 Informan dan Responden