Wujud dan Jenis Morfem BT Morfologi Nomina BT

Akan tetapi penutur BT di Medan melakukan interferensi berupa penyimpangan pelafalan bunyi jajaran fonem konsonan BT ini disebabkan pengaruh sistem bunyi BI. Mereka seharusnya merealisasikannya sebagai bunyi [tt]. Dalam sistem bunyi BI, proses bunyi asimilasi pada jajaran konsonan seperti itu tidak ditemukan. Penyimpangan kata lainnya pada jajaran fonem konsonan seperti itu adalah diudut ho ‘kau berikan kami’, pai ŋot hami ‘ingatkan kami’, dipasahat hamu ‘kalian serahkan’, sahat hami ‘kami sampai’, dohot h єla ‘dengan menantu laki-laki’.

8.3 Morfologi Bahasa Batak Toba

. Menurut Ramlan 1985:19 morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata atau morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

8.3.1 Wujud dan Jenis Morfem BT

Wujud suatu morfem dapat dilihat dari sudut jenis fonem segmental, yang dibedakan menjadi vokal dan konsonan yang membentuk morfem itu, dan dari sudut jumlah suku kata yang membentuknya. Dengan demikian morfem dapat dianalisis dengan melihat jumlah suku katanya dulu lalu dilihat fonem-fonem pendukungnya. Morfem yang terkecil jumlah suku katanya dapat dilihat dari yang bersuku tunggal, kemudian morfem-morfem bersuku dua, tiga, dan seterusnya. Dalam BT, sebuah suku kata dapat terbentuk dari sebuah vokal V atau gabungan vokal dan konsonan K, dengan kemungkinan berikut : V i - da ’lihat’, VV ia ’mengenai’ ,VK an ’ itu’, KV ho - long ’sayang’, dan KVK lam - bok ’dingin’ lihat Nababan, 1966. Universitas Sumatera Utara Morfem dapat dipilah-pilah menurut hubungan struktur antara morfem yang satu dengan morfem yang lain. Dalam hal ini semua morfem BT, sebagaimana morfem BI, tergolong morfem sambung atau aditif, terdiri dari morfem dasar, imbuhan, dan perulangan. Morfem dasar merupakan pemegang makna yang utama. Imbuhan hanya berupa awalan, akhiran, dan kombinasi antara keduanya. Jenis perulangan adalah perulangan penuh dan perulangan sebagian. Morfem juga dapat dipilah-pilah menurut distribusinya atau menurut fungsi morfologinya. Yang pertama adalah potensi suatu morfem untuk menempati posisi tertentu dalam proses morfologis; sedangkan yang kedua adalah potensi yang didukung oleh suatu morfem untuk menghasilkan makna kalau morfem itu digabungkan dengan morfem lain, misalnya dalam BT ruma ijuk ’rumah beratap ijuk’ merupakan bentukan dari morfem ruma ’rumah’ dan ijuk ’ijuk’. Dalam hal ini BT mengenal morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas itu mempunyai potensi untuk berdiri sendiri, sedangkan morfem dasar, yang merupakan morfem yang mengalami proses morfologis tidak semuanya tergolong morfem bebas.

8.3.2 Morfologi Nomina BT

Semua nomina BT merupakan stem pangkal. Tidak satupun nomina yang terdiri dari afiks infleksional. Secara morfologis stem nomina yang tidak dapat diurai terdiri atas sebuah akar, contoh: borngin ’malam’, halak ’orang’, begu ’hantu’. Terdapat tiga tipe stem BT yang tidak dapat diurai secara morfologis, yaitu: 1 Nomina Gabungan Universitas Sumatera Utara Pada nomina gabungan hubungan antara dua konstituen langsung merupakan bagian dari penggabungan. Pada nomina berakar ganda kedua konstituen adalah sama identik. Hubungan makna antara akar nomina ganda dan nomina berakar sama bervariasi dalam hal berikut. a Nomina berakar ganda yang memiliki konotasi mengecil atau merujuk pada objek yang merepresentasikan objek yang dirujuk oleh akar nomina. Misal: - hodahoda ’ mainan kuda’ --- hoda ’kuda’, - rattingratting ’ranting’ --- ratting ’cabang’, - soposopo ’rumah-rumahan’ --- sopo ’gudang beras’, - dolokdolok ’bukit’ --- dolok ’gunung’, b Nomina berakar ganda menggambarkan alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan yang dirujuk kepada bentuk dasar. Misalnya: - pasakpasak ’palu’ dari verba pasak-i ’memalu’ - ulaula ’alat’ dari verba ula ’bekerja’ c Nomina berakar ganda yang secara semantik dihubungkan pada akar nomina. Misalnya: - inaina ’wanita yang telah menikah’ --- ina ’ ibu’ - osangosang ’rahang’ --- osang ’dagu’ - langitlangit ’plafon’ --- langit ’langit’. Dari pembagian nomina gabungan di atas, terdapat dua tipe lain yang dapat dibedakan yaitu pada tipe pertama, kedua konstituen muncul sebagai stem nomina yang independen. Misal:- huting-boruboru ‘kucing betina’ - pande-mas ‘tukang mas’, - hautanggurung ‘tulang belakang’ Universitas Sumatera Utara Sementara pada tipe kedua hanya konstituen pertama yang independen, konstituen kedua muncul sebagai stem ajektiva. Pada kedua tipe ini konstituen kedua secara semantik membatasi konstituen pertama Misal: - horbo-riar ‘kerbau liar’ - ari-logo ‘hari panas’ - tao-bolak ‘laut’ - dalan-bolon ‘jalan besar’.

2. Nomina berfrasa