penguasaan penutur BT pada ketiga kelompok tersebut, dilakukan uji statistik inferensial melalui uji anova.
Berdasarkan uji anova diperoleh nilai F sebesar 2,84 dengan nilai t sebesar 0,06. Karena hasil perhitungan diperoleh nilai t lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,06 maka Ho diterima.
Hal ini bermakna bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap sikap bahasa penguasaan BT berdasarkan pemakaian bahasa.
Simpulan penelitian yang didasarkan atas analisis kuantitatif lebih lanjut ditrianggulasi secara kualitatif. Hal ini dilakukan untuk memperdalam kajian tentang sikap penguasaan bahasa
dari masyarakat BT. Lebih lanjut dilakukan pembahasan dengan maksud untuk mendapatkan temuan dan penjelasan yang lebih mendalam tentang sikap bahasa penguasaan penutur terhadap
bahasa BT itu sendiri. Apabila dilihat dari hasil temuan penelitian terhadap sikap bahasa penguasaan BT oleh
penutur BT di Medan pada keempat variabel di atas, tergambarlah bahwa ada perbedaan sikap masyarakat BT di Medan secara rata-rata. Namun, berdasarkan hasil uji statistik sikap bahasa
penguasaan terhadap BT yang memiliki kebermaknaan signifikansi dengan menggunakan uji-t adalah pada variabel usia, sementara pada variabel jenis kelamin, lamanya tinggal, dan
pemakaian bahasa, perbedaan itu tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap penguasaan bahasa BT penutur yang kelompok usia 25 tahun adalah lebih baik dari sikap
penguasaan penutur BT kelompok usia ≤ 25 tahun.
6.2.2. Sikap Masih Menggunakan
Bagian ini berisi uraian mengenai adakah perbedaan sikap masih menggunakan oleh penutur BT di Medan. Angket sikap masih menggunakan yang diberikan kepada 96 responden
Universitas Sumatera Utara
penutur BT yang terdapat pada nomor 7 – 11 berupa sikap masih menggunakan BT dalam keluarga kepada orangtua nomor 7, kepada saudara kandung nomor 8, menggunakan BT di
luar keluarga kepada teman nomor 9, kepada tetangga nomor 10, dan kepada teman sesuku di antara suku-suku lain nomor 11. Pertanyaan tersebut secara kuantitatif ingin melihat perbedaan
sikap bahasa masih menggunakan penutur BT berdasarkan variabel jenis kelamin, usia, lama tinggal, dan pemakaian bahasa. Distribusi frekuensi sikap masih menggunakan BT oleh penutur
BT di Medan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.3 Distribusi Frekuensi Sikap Bahasa Masih Menggunakan BT
Pernyataan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang pernah 7. Seberapa sering Anda menggunakan 55 26 12 3 -
bahasa Batak Toba dengan orangtua ? 57,3 27,1 12,5 3,1 8. Seberapa sering Anda bercakap-cakap 45 27 15 6 3
dalam bahasa Batak Toba dengan 46,9 28,1 15,6 6,2 3,1 saudara kandung ?
9.Seberapa sering Anda menggunakan 6 6 27 30 27 bahasa Batak Toba jika menulis surat 6,2 6,2 28,1 31,2 28,1
kepada teman? 10.Jika Anda berkomunikasi dengan tetangga 32 32 23 9 -
sesuku, seberapa sering Anda mengguna- 33,3 33,3 24,0 9,4 kan bahasa Batak Toba ?
11. Seberapa sering Anda menggunakan 10 27 44 11 4 Bahasa Batak Toba dengan teman sesuku 10,4 28,1 45,8 11,5 4,2
jika Anda dan teman sesuku berada di sua- tu tempat bersama dengan beberapa orang
teman dari suku lain ?
Simpulan penelitian didasarkan kepada hasil analisis secara kuantitatif, ditrianggulasi oleh hasil analisis data secara kualitatif. Data hasil penelitian sikap masih menggunakan ini
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6.4 Uji Statistik Sikap Masih Menggunakan BT Variabel
Keterangan Mean Std.
Deviasi
t F Sig.
Laki-laki 3.7458
0.66619 Jenis
Kelamin Perempuan
3.45 0.65168
t = 2.199 0.03
Universitas Sumatera Utara
25 tahun 3.4833
0.6714 Usia
25 tahun 3.7125
0.65999 t = -1.686 0.095
5 - 10 tahun 3.7708 0.51363 Lama
Tinggal 10 tahun
3.425 0.76701
t = 2.596 0.011
BT BI 3.9938
0.43547 BT = BI
3.6312 0.52329
Pem. Bahasa
BT BI 3.1687
0.75367 F = 15.914
6.2.2.1 Variabel Jenis Kelamin
Bagian ini berisi uraian mengenai sikap masih menggunakan bahasa BT oleh penutur perempuan dan laki-laki BT di Medan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok penutur laki-laki dan perempuan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan sikap masih menggunakan bahasa BT yang signifikan t
= 0,03. Secara umum, indeks sikap masih menggunakan bahasa BT penutur laki-laki mean 3,75, standar deviasi 0,67 berbeda dari indeks sikap masih menggunakan di kelompok
perempuan mean 3,45 dengan standar deviasi 0,65. Dengan berpedoman pada uji statistik t-test berdasarkan jenis kelamin pada sikap masih menggunakan bahasa BT diperoleh t
hitung
sebesar 2,20 dengan df 94 dan nilai t sebesar 0,03. Dari hasil perhitungan uji statistik diperoleh nilai t
lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,03 maka H
1
diterima. Hal ini bermakna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap sikap masih menggunakan bahasa BT berdasarkan jenis
kelamin. Dengan demikian, sikap masih menggunakan bahasa BT bagi penutur laki-laki dan penutur perempuan BT adalah berbeda secara signifikan.
6.2.2.2 Variabel Usia
Universitas Sumatera Utara
Usia penutur bahasa BT dalam penelitian ini didasarkan atas dua kategori yaitu muda dan tua. Untuk responden kategori muda, yang ditetapkan adalah penutur BT berusia
≤ 25 tahun dan untuk kategori tua adalah mereka yang berusia 25 tahun.
Pada analisis sikap bahasa masih menggunakan bahasa BT berdasarkan variabel usia, diperoleh kesimpulan bahwa secara umum terdapat perbedaan tidak signifikan pada penutur BT
kategori usia muda dengan usia tua. Rata-rata sikap masih menggunakan bahasa BT penutur usia 25 tahun diperoleh mean
sebesar 3,48, standar deviasi 0,67 dan rata-rata mean penutur berusia ≤ 25 tahun sebesar 3,71
dengan standar deviasi 0,66. Analisis uji statistik dengan t-test tentang sikap masih menggunakan bahasa BT diperoleh t
hitung
sebesar -1,69 dengan df sebesar 94 dan nilai t sebesar 0,09. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,09 maka Ho diterima.
Hal ini bermakna bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan terhadap sikap masih menggunakan bahasa BT berdasarkan usia. Ini bermakna sikap masih menggunakan bahasa BT
berusia tua 25 tahun sama dengan penutur berusia muda ≤ 25 tahun.
6.2.2.3 Variabel Lama Tinggal
Lamanya tinggal masyarakat BT di Medan dalam penelitian ini dikategorikan atas dua yaitu 5-10 tahun dan lebih dari 10 tahun.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok penutur BT dengan lama tinggal 5-10 tahun dan 10 tahun terdapat perbedaan sikap masih menggunakan bahasa BT yang signifikan t
= 0,01. Skor sikap masih menggunakan bahasa BT bagi penutur yang lamanya tinggal 5-10 tahun diperoleh rata-rata mean sebesar 3,77 dengan standar deviasi 0,51 dan rata-rata mean
penutur yang lamanya tinggal 10 tahun sebesar 3,42 dengan standar deviasi sebesar 0,77. Uji
Universitas Sumatera Utara
statistik dengan menggunakan t-test diperoleh t
hitung
sebesar 2,60 dengan df = 94 serta nilai t sebesar 0,01. Kriteria pengujian yaitu bila nilai t 0,05, maka Ho diterima dan sebaliknya. Dari
hasil perhitungan diperoleh nilai t lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,01 maka Ho ditolak. Hal ini bermakna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap sikap masih menggunakan
bahasa BT berdasarkan lamanya tinggal penutur BT. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan di dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa sikap masih menggunakan bahasa BT
berbeda secara signifikan berdasarkan lama tinggal dari masyarakat BT di Medan.
6.2.2.4 Variabel Pemakaian Bahasa
Pemakaian bahasa dari sampel penelitian ini tentang sikap masih menggunakan bahasa BT dibagi atas tiga kategori. Kategori tersebut yaitu: pertama mereka lebih dominan
menggunakan bahasa BT daripada BI, kedua penutur BT yang menggunakan BT sama dengan BI, dan ketiga penutur yang lebih dominan pemakaian BI daripada BT. Karena pemakaian
bahasa didasarkan atas tiga kategori, maka secara kuantitatif untuk melihat perbedaan sikap masih menggunakan bahasa BT dilakukan dengan menggunakan uji Anova.
Berdasarkan analisis data diperoleh nilai rata-rata sikap masih menggunakan dari penutur dengan BT BI sebesar 3,99 dengan standar deviasi 0,44, rata-rata mean sikap masih
menggunakan bagi penutur menggunakan BT = BI diperoleh sebesar 3,63 dengan standar deviasi 0,52, dan rata-rata mean sikap masih menggunakan dari penutur yang menggunakan BT BI
sebesar 3,17 dengan standar deviasi 0,75. Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dari sikap masih menggunakan BT pada ketiga kelompok tersebut, dilakukan uji
statistik inferensial melalui uji anova.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uji anova diperoleh nilai F sebesar 15,91 dengan nilai t sebesar 0,00. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,00 maka Ho ditolak. Hal
ini bermakna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap sikap masih menggunakan BT berdasarkan pemakaian bahasa.
Apabila dilihat dari hasil temuan penelitian terhadap sikap bahasa masih menggunakan BT oleh penutur BT di Medan pada keempat variabel di atas, tergambarlah bahwa ada perbedaan
sikap masyarakat BT di Medan secara rata-rata. Akan tetapi, berdasarkan hasil uji statistik sikap bahasa masih menggunakan BT yang memiliki kebermaknaan signifikansi dengan
menggunakan uji-T untuk variabel jenis kelamin, usia, dan lamanya tinggal pada taraf signifikansi 0,05 , dan uji Anova untuk variabel pemakaian bahasa, ditemukan bahwa
variabel jenis kelamin, lama tinggal, dan pemakaian bahasa yang signifikan, sementara pada variabel usia adalah tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap bahasa masih
menggunakan oleh penutur BT laki-laki lebih positif dibandingkan sikap bahasa penutur perempuan BT.
Selain itu, dilihat dari variabel lamanya tinggal penutur dengan lama tinggal 5 – 10 tahun memiliki sikap bahasa masih menggunakan yang lebih positif dibandingkan penutur dengan
lama tinggal 10 tahun. Demikian juga dengan variabel pemakaian bahasa, kesignifikanan pada variabel ini menggambarkan bahwa sikap bahasa penutur yang BT BI adalah lebih positif
dibandingkan kedua kategori pemakaian bahasa lainnya.
6.2.3 Sikap Ingin Mempertahankan