Hubungan Antara Sikap Bahasa dengan Interferensi Penutur BT Grafik Scatter Flot Korelasi Sikap Bahasa dengan Interferensi

Interferensi 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 Fr eque n cy 12.5 10.0 7.5 5.0 2.5 0.0 Histogram Mean =2.79 Std. Dev. =0.488 N =96 Gambar 7.5 Histogram Skor Data Interferensi Dari gambar di atas tampak bahwa skor interferensi dari responden pada umumnya berdistribusi normal. Frekuensi interferensi yang paling banyak berkisar antara 2,5 – 3,5.

7.5. Hubungan Antara Sikap Bahasa dengan Interferensi Penutur BT

Analisis terhadap sikap bahasa penutur BT di Medan dan juga terhadap tes interferensi dilakukan untuk mengetahui hubungan korelasi antara sikap bahasa dengan interferensi bahasa BT. Analisis yang digunakan untuk mengetahui korelasi tersebut adalah dengan menggunakan rumus Product Moment Pearson. Analisis perhitungan korelasi ini dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16. Dari hasil perhitungan uji korelasi antara sikap bahasa dengan interferensi bahasa BT diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,227 dengan signifikansi sebesar 0,026. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 7.11 Uji Korelasi Sikap Bahasa dan Interferensi BT Sikap Interferensi Pearson Correlation 1.000 -.227 Sig. 2-tailed .026 Sikap N 96.000 96 Pearson Correlation -.227 1.000 Sig. 2-tailed .026 Interferensi N 96 96.000 Analisis yang dilakukan terhadap sikap bahasa dan tes interferensi berdasarkan tabel korelasi di atas menggambarkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara sikap bahasa dan interferensi bahasa Batak Toba di Medan. Hal ini ditunjukkan berdasarkan besaran nilai korelasi sebesar -0,227; t = 0,026. Hubungan negatif ini mengindikasikan bahwa jika sikap bahasa masyarakat BT meningkat, maka kenaikan ini akan diikuti dengan menurunnya interferensi bahasa BT pada masyarakat BT kota Medan seperti tampak pada grafik scatter flot dibawah ini. Sikap 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 4.00 3.00 2.00 1.00 Interferensi Linear Observed Gambar Universitas Sumatera Utara

7.1 Grafik Scatter Flot Korelasi Sikap Bahasa dengan Interferensi

Pada grafik scatter flot di atas tampak terdapat hubungan negatif yang signifikan 0,05 antara sikap bahasa dan interferensi bahasa Batak Toba di Medan. Dari hasil perhitungan dengan SPSS versi 16.00 seperti tabel diatas dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi sebesar -0,227. Hal ini bermakna bahwa terdapat hubungan negatif antara sikap bahasa dengan interferensi bahasa BT. Arti hubungan negatif tersebut adalah semakin tinggi skor sikap bahasa responden, maka semakin kecil skor interferensi dalam bahasa BT. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara sikap bahasa penutur BT di Medan dengan interferensi dalam BT pada taraf kepercayaan 95. Bentuk hubungan antara sikap bahasa responden BT dengan interferensi, didekati dengan bentuk persamaan regresi. Adapun bentuk persamaannya adalah sebagai berikut: Y = a + b X dimana : Y = variabel terikat interferensi a = konstanta b = sloof kemiringan garis regresi X = variabel bebas sikap bahasa Untuk menghitung konstanta a digunakan rumus berikut: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − = 2 2 2 . . . X X N XY X X Y a Sedangkan sloof b dihitung dengan menggunakan rumus berikut: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − = 2 2 . . . . X X N Y X XY N b Universitas Sumatera Utara Keterangan: ∑ X = jumlah skor pada sebaran X ∑ Y = jumlah skor pada sebaran Y 2 ∑ X = jumlah kuadrat skor pada sebaran X 2 ∑ Y = jumlah kuadrat skor pada sebaran Y ∑ XY = jumlah hasil kali skor X dengan skor Y yang berpasangan Dalam penelitian ini, untuk menghitung persamaan regresi yang merupakan gambaran bentuk hubungan antara sikap bahasa dengan interferensi, dihitung dengan bantuan program SPSS versi 16.00. Setelah data sikap bahasa dan interferensi dihitung dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Regression Variables EnteredRemoved b Sikap a . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method All requested variables entered. a. Dependent Variable: Interferensi b. Tabel di atas adalah untuk memaknai nama variabel yang dianalisis Model Summary .227 a .051 .041 .47752 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: Constant, Sikap a. Universitas Sumatera Utara Tabel di atas adalah untuk memaknai keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variable terikat. ANOVA b 1.162 1 1.162 5.094 .026 a 21.434 94 .228 22.596 95 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, Sikap a. Dependent Variable: Interferensi b. Tabel di atas memaknai pengujian bentuk persamaan antara variabel bebas dengan variabel terikat Kriteria: sig. 0.05 ini berarti bentuk persamaan signifikan Coefficients a 3.755 .433 8.680 .000 -.086 .038 -.227 -2.257 .026 Constant Sikap Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: Interferensi a. Tabel di atas memperlihatkan bentuk hubungan antara sikap bahasa dengan interferensi yang didapatkan persamaan sebagai berikut: Y = 3.755 – 0.086 X. Hal ini bermakna bahwa peningkatan nilai X sebesar satu satuan akan mengakibatkan penurunan nilai Y sebesar 0.086. Bila persamaan ini dimaknai dalam konteks penelitian ini yaitu: Bila nilaiskor sikap bahasa masyarakat BT terhadap bahasa BT yang ada di Medan dinaikkan sebesar satu satuan, akan mengakibatkan terjadinya interferensi penyimpangan yang dilakukan oleh masyarakat di Medan dalam berbahasa BT akan berkurang sebesar 0.086 satuan. Hal ini berimplikasi bahwa semakin besar ditingkatkan sikap bahasa dari masyarakat BT, akan semakin kecil interferensi Universitas Sumatera Utara yang terjadi dalam berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. Bila hal ini dapat dilakukan dengan baik, kelestarian bahasa BT baku akan dapat dipertahankan dan pengaruh BI yang lebih mendominasi bahasa daerah di Medan, khususnya BT dapat dihindari agar tidak mengacaukan sistem BT baku.

7. 6. Simpulan