Penyimpangan Asimilasi Fonem r+n → [rr]

perjalanan dapotan pansamotan [dapotap passamotan] [dapotan passamotan ] mendapatkan songon pangurupion [so ŋop pa ŋurupion] [so ŋon paŋurupion] sebagai bantuan iboan punguan [iboap pu ŋuan] [iboan pu ŋuan] dibawa perkumpulan songon pandohan [so ŋop paddohan] [soŋon paddohan] seperti dikatakan 8. Penyimpangan Asimilasi Fonem r+n → [rr] Jajaran fonem konsonan r + n dalam BT harus direalisasikan sebagai bunyi [rr]. Pengucapan fonem yang demikian disebabkan adanya proses asimilasi di dalam sistem BT. Akan tetapi terjadi interferensi berupa penyimpangan pelafalan bunyi fonem konsonan BT ini yang seharusnya direalisasikan sebagai bunyi [rr], penutur BT di Medan melafalkannya dengan fonem rn seperti tuturan berikut. 73[…lao boanon mu na ma lao ma ŋalap goarna tu bagas joro ni tuhan] Data V.17 Pada tuturan di atas terdapat penyimpangan dalam pengucapan fonem r + n. Tuturan yang benar dan sesuai dengan sistem BT adalah 73a [...boanon mu na ma lao ma ŋalap goar ra tu bagas joro ni tuhan] dibawa mu yang T pergi menjemput nama nya ke rumah rumah yang tuhan ‘…kalian bawa untuk meminta namanya ke gereja’ Beberapa penyimpangan pengucapan asimilasi konsonan r + n lainnya dalam tuturan BT tampak pada 74, 75, 76 berikut. 74 [jadi ala so ado ŋ motorna inna, sai diabbat imana ma motor] Data II.7 75 [pasu-pasu ma ina nami rap dohot ianakkon pinopparna] Data I.1 76 [...nau ŋ usєhon mudarna manobus hami] Data I.1 Universitas Sumatera Utara Tuturan yang benar dan sesuai sistem BT dari tuturan di atas terdapat pada 74a, 75a, dan 76a berikut. 74a [jadi ala so ado ŋ motor ra inna sai diabbat imana ma motor] jadi karena tidak ada mobil nya katanya selalu dihambat dia T mobil ’Jadi karena tidak ada mobilnya katanya dia terus mencegat mobil angkutan’ 75a [pasupasu ma ina nami rap dohot ianakkon pinoppar ra] berkati T ibu kami bersama dengan anakanak keturunan nya ’Berkatilah ibu kami bersama keturunannya’ 76a [nau ŋ usєhon mudar ra manobus sami] sudah menumpahkan darah nya menebus kami ‘... yang darahNya telah tercurah untuk menebus kami’ Peristiwa penyimpangan pelafalan asimilasi seperti di atas disebabkan masuknya serpihan bunyi BI yang terjadi dalam pelafalan fonem BT. Berdasarkan sistem fonologis BT, konsonan fonem r yang merupakan bunyi lateral alveolar bersuara apabila letaknya berdampingan dengan fonem n yang merupakan nasal alveolar bersuara akan mengalami asimilasi progresif dalam relasi antar suku kata yang menghasilkan pelafalan bunyi menjadi jejeran fonem rr. Dari data yang diperoleh berdasarkan tuturan penutur, bunyi tersebut diucapkan sesuai dengan bunyi fonem-fonem tersebut r + n tanpa menyesuaikannya dengan kaidah pelafalan BT, seperti motorna diucapkan [motorna], dan pinomparna diucapkan [pinopparna] ‘keturunannya’. Dengan demikian cara pelafalan seperti di atas telah melanggar kaidah sistem pelafalan bunyi BT. Hal tersebut disebabkan antara lain 1 penutur BT yang bilingual kurang memperhatikan atau 2 kurang memahami kaidah pelafalan BT, atau 3 sikap kesadaran akan norma bahasa penutur yang tidak mau memakai bahasanya secara baik, benar, santun, korek sesuai kaidah-kaidah BT yang berlaku. Sikap kesadaran terhadap norma bahasa demikian merupakan faktor yang sangat menentukan perilaku tutur dalam ujud pemakaian bahasa. Hal ini Universitas Sumatera Utara menyebabkan penutur salah melafalkan fonem r + n yang sesuai sistem BT. Penutur yang seharusnya melafalkan bunyi jajaran fonem r + n tersebut sebagai [rr], mereka melafalkannya sama seperti dalam bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena dalam bahasa Indonesia bunyi jajaran fonem rn tidak mengalami perubahan bunyi seperti dalam kata ternak diucapkan [ternak], bernazar diucapkan [bernazar]. Penyimpangan tuturan di atas dapat ditabelkan sebagai berikut. Tabel 5.8. Penyimpangan Asimilasi Fonem r+ n → [rr] Kata Pelafalan Kesalahan Pelafalan Arti goarna [ goarra] [goarna] namanya motorna [motorra] [motorna] mobilnya pinomparna [pinopparra] [pinopparna] keturunannya mudarna [mudarra] [mudarna] darahnya 9. Penyimpangan Asimilasi Fonem ŋ + h → [kk]