Penyimpangan Asimilasi Fonem n+j → [jj]
‘Berikan kepadanya penghiburan yang istimewa itu Tuhan’ 53a [...di bagasan tikki on tuhan asa pasada partoddion nami....]
Dengan demikian cara pelafalan seperti di atas telah melanggar kaidah sistem pelafalan bunyi BT. Hal tersebut disebabkan antara lain 1 penutur BT yang bilingual kurang
memperhatikan atau 2 kurang memahami kaidah pelafalan BT, atau 3 disebabkan sikap mereka yang kurang perduli terhadap sistem BT sebagai penanda jati dirinya. Hal ini
menyebabkan penutur salah melafalkan fonem n + d yang sesuai sistem BT. Penutur yang seharusnya melafalkan jajaran fonem n+d sebagai [dd] , dilafalkannya seperti dalam BI. Dalam
BI jajaran fonem n+d tidak mengalami perubahan bunyi seperti dalam kata pandai diucapkan [pandai], sandiwara diucapkan [sandiwara], atau deretan kata bulan depan yang ducapkan
[bulandepan]. Penyimpangan tuturan tersebut dapat ditabelkan sebagai berikut.
Tabel 5.3 Penyimpangan Asimilasi Fonem n + d → [dd]
Kata Pelafalan
Kesalahan Pelafalan
Arti
songondia [so
ŋoddia]
[so
ŋondia]
bagaimana ditanda
[ditadda] [ditanda]
dikenal lehon di nasida
[l
εhoddinasida] [lεhondinasida]
berikan kepadanya
partondian [partoddian]
[partondian] kerohanian
4. Penyimpangan Asimilasi Fonem n+j → [jj]
Jajaran fonem konsonan n+j dalam BT harus direalisasikan sebagai bunyi [jj]. Pengucapan fonem yang demikian disebabkan adanya proses asimilasi di dalam sistem BT. Akan
tetapi terjadi interferensi berupa penyimpangan pelafalan bunyi fonem konsonan BT ini yang seharusnya direalisasikan sebagai bunyi [jj], penutur BT di Medan melafalkannya dengan fonem
nj seperti tuturan berikut.
Universitas Sumatera Utara
54[tama hami manjalo asiasi si pasahatommu] Data I.2
Pada tuturan di atas, terjadi penyimpangan dalam pelafalan fonem n + j. Tuturan yang seharusnya dan sesuai dengan sistem BT adalah
54a [tama hami majjalo asiasi sipasahatom mu] layak kami menerima anugrah yang sampaikan mu
‘Layak kami menerima anugrah yang kau berikan’
Untuk lebih memperjelas penyimpangan pelafalan fonem seperti ini, perhatikan beberapa tuturan berikut.
55 [dison jo ŋjok kami naeŋ maddok kata] Data III.9
56 [alai so
ŋon jamita na ni hatahon ni naposom tu hami tuhan...] Data I.1
57 [... ninna ma una
ŋ bahєn jea di ho ai disod do hami] Data II.7
58 [na
єŋ manjalo pasupasu parbagason ma...] Data III.11
Pelafalan yang benar dan sesuai sistem BT dari asimilasi fonem n +j pada tuturan di atas adalah sebagai berikut.
55a [disoj jo
ŋjok kami naєŋ maddok kata ] di sini berdiri kami akan mengatakan kata
‘Kami berdiri di sini untuk menyampaikan sepatah kata’
56a [alai so
ŋoj jamita na nihatahon ni naposo m tu hami tuhan...]
tapi seperti khotbah yang dikatakan dari hamba mu ke kami tuhan ’Tetapi seperti khotbah yang disampaikan hambamu kepada kami Tuhan’
57a […ninna ma una
ŋ bahєj jea di ho ai disod do hami]
‘...katanya jangan mencelakakan dirimu karena kami di sini’ 58a [...na
єŋ majjalo pasupasu parbagasom ma....]
‘...akan menerima pemberkatan pernikahan....’ Pada tuturan di atas tampak adanya penyimpangan pelafalan disebabkan masuknya
serpihan bunyi BI yang terjadi dalam pelafalan fonem BT. Berdasarkan sistem fonologis BT, konsonan fonem n yang merupakan nasal alveolar bersuara apabila letaknya berdampingan
Universitas Sumatera Utara
dengan fonem j yang merupakan afrikat palatal bersuara akan mengalami asimilasi regresif dalam relasi antarsuku kata yang menghasilkan pelafalan bunyi [jj]. Akan tetapi, dari data yang
diperoleh berdasarkan tuturan penutur, bunyi tersebut diucapkan sesuai dengan bunyi fonem- fonem tersebut tanpa menyesuaikannya dengan kaidah pelafalan BT. Penyimpangan bunyi
seperti ini ditemukan di dalam relasi antarsuku kata seperti manjalo diucapkan [majjalo], Dengan demikian cara pelafalan seperti di atas telah melanggar kaidah sistem pelafalan
bunyi BT. Hal tersebut disebabkan antara lain 1 penutur BT yang bilingual kurang memperhatikan atau 2 kurang memahami kaidah pelafalan BT, atau 3 disebabkan sikap
mereka yang kurang perduli terhadap sistem BT sebagai penanda jati dirinya. Hal ini menyebabkan penutur salah melafalkan fonem n + j yang sesuai sistem BT. Penutur yang
seharusnya melafalkan bunyi jajaran fonem [n + j] sebagai [jj] dilafalkannya sama seperti dalam BI. Hal ini terjadi karena dalam BI bunyi jajaran fonem n+j tidak mengalami perubahan bunyi
seperti dalam kata panji diucapkan [panji[, janji diucapkan [janji], atau deretan kata jalan jauh
yang diucapkan [jalanjauh]. Penyimpangan pelafalan tersebut dapat ditabelkan sebagai berikut.
Tabel 5.4 Penyimpangan Asimilasi Fonem n+j → [jj]
Kata Pelafalan
Kesalahan Pelafalan
Arti
manjalo [majjalo]
[manjalo] menerima
dison jongjong [disoj jo
ŋjoŋ]
[dison jo
ŋjoŋ] di sini
berdiri songon jamita
[so
ŋoj jamita]
[so
ŋon jamita]
seperti khotbah
bahen jea [bah
єj jєa]
[bah
єn jєa]
[membuat celaka]
5. Penyimpangan Asimilasi Fonem n+h →[kk]