maknanya tidak lagi menyatakan ’akan dilakukan’, dengan demikian, perilaku ini tidak lagi tergolong pada penggunaan sufiks pasif –on-an, tetapi pada penggunaan afiks pasif ni- dan –in
sebagaimana terlihat pada contoh berikut. 1. Parhatutuonnami do na nidokmi ai so dibereng hami
akan diiakan kami T yang dikatakanmu itu karena tidak dilihat oleh kami ’Perkataanmu itu akan kami iakan karena itu tidak kami lihat’
2. Donganan ni ibana ma jolo ahu sogot asa laho hami masiaili akan ditemani oleh dia T dulu aku besok supaya pergi kami berburu babi
’Dia akan menemani saya dulu besok berburu babi hutan’ 3. Asi rohangku mamereng dakdanak na nimuruhanmi
kasihan pikiranku melihat anak-anak yang dimarahimu itu ’ Hatiku sedih melihat anak-anak yang kau marahi itu’
e. Pasif dengan Sufiks -an
Sama halnya dengan bentuk pasif yang menggunakan -on-an, bentuk pasif dengan menggunakan sufiks -an ini boleh menggunakan sufiks-an ini boleh menggunakan pelaku secara
manasuka. Pelakunya dapat berbentuk enklitik untuk semua pronomina dapat berbentuk subjektif khusus orang III, dan dapat juga berbentuk nama diri.
Contoh: 1. Suanan nami ma gadong di pollak ni ompung i
FR- ditanami-kami T ubi di kebun M kakek itu ’ Ubi akan kami tanami di kebun kakek itu’
2. Gomgoman ni Debata do angka suilahon na denggan FR- diberkati M Tuhan T PR mengerjakan yang baik
’ Setiap orang yang melakukan kebaikan akan selalu diberkati Tuhan’
Pasif yang menggunakan sufiks –an bisa bergabung dengan afiks pasif ni- dan –in-. Penggabungan ini akan memperlihatkan bentuk pasif itu menyatakan makna yang dilakukan
berulang-ulang dan menyebabkan bahwa bentuk pasif tersebut tidak dapat memiliki pelaku
Universitas Sumatera Utara
karena bentuk pasif tersebut menggunakan afiks ni- dan –in- tidak dapat menggunakan pelaku kecuali dalam klausa relatif . Bentuk pasif yang menggunakan gabungan sufiks –an dan afiks ni-
dan –in dapat digunakan dalam klausa relatif.
Contoh: 1. Anggo na jolo, nitaruan do tangkal tu hauma
Kalau yang dulu FR-diantari T pupuk kandang ke sawah ’ dahulu pupuk kandang selalu digunakan ke sawah’
2. Sineatan ma pinahan ala so boi marpinahan tingki i FR- dipotongi T piaraan karena tidak boleh beternak di waktu itu
’ Hewan piaraan babi dipotongi karean tidak boleh memelihara ternak pada waktu itu’ 3. Nunga sombu roham mamereng anakhu na nidogilanmi
sudah puas pikiranmu melihat anakku yang dibantaimu itu ‘ Hatimu sudah puas melihat anakku yang engkau bantai itu’
f. Pasif dengan frase preposisi yang didahului tu
Gabungan preposisi tu dengan nomina tertentu juga dapat digunakan untuk membentuk pasif dalam BT. Bentuk pasif itu menyatakan makna’ dilakukan sebagaimana yang dinyatakan
oleh nominanya’. Bentuk pasif yang dibentuk dengan menggunakan preposisi tu dan nomina ini tidak banyak jumlahnya, tetapi sering digunakan untuk pemakaian bahasa. Gabungan preposisi
tu dengan nomina yang membentuk frase preposisi tersebut adalah sebagai berikut. tu + tano
tu tano
ke tanah
dikuburdikebumikan tu + tali
tu tali ke
tali diikatdihukum
tu + jea tu jea
ke kesusahan
disusahkancelaka tu + panggadisan
tu panggadisan
Universitas Sumatera Utara
ke penjualan
dijual Bentuk pasif dengan menggunakan preposisi tu dan nomina tersebut dapat digunakan
dalam kalimat dan klausa relatif tanpa perubahan. Kalimat pasif dengan menggunakan frase preposisi dapat memiliki pelaku.
Contoh: 1. Tu beangan ma na rintik ala jotjot mangamuk
ke pasungan T yang gila karena selalu mengamuk ’Orang gila itu dipasung karena sering mengamuk’
2. Dang olo hami tu tali holan ala ni pangalahom tidak mau kami ke tali hanya karena M kelakuanmu
’ Kami tidak mau dihukum hanya karena kelakuanmu’ 3. Andigan tu tano na monding i ?
kapan ke tanah yang meninggal itu ’Kapan yang meninggal itu dikebumikan?
Sebenarnya, jika dirunut pada struktur batiniahnya, frase preposisi tersebut berfungsi sebagai keterangan kalimat yang memiliki verba yang bermakna ’buat’ atau ’dibuat’ yakni baen,
binaen, nibaen, dibaen, atau baenon. Verba baen yang dikuti oleh frase preposisi tersebut di atas digunakan untuk kalimat perintah, sedangkan verba lainnya digunakan dalam kalimat,
penggunaan pasif. Jadi, maknanya menjadi buatdibuat ke...’ Akan tetapi penggunaan verba tersebut jarang di dalam pemakaian bentuk pasif ini kecuali jika kalimat pasif itu menggunakan
pelaku sebagaimana terlihat dalam kalimat berikut ini. 1. Nunga tu toru dibaen nasida na monding i.
sudah ke bawah dibuat mereka yang meninggal itu ‘Jenazah itu telah diturunkan oleh mereka’
2. Tung na so olo do ahu tu jea baenonmu. sungguh Pe tidak T aku ke celaka dibuatmu
‘Saya tidak akan mau engkau celakakan’
Universitas Sumatera Utara
Tiap-tiap frase preposisi di atas sudah sangat erat hubungannya untuk membentuk konstruksi pasif sehingga frase itu lebih sering digunakan tanpa kehadiran verba yang
menyatakan pasif.
g. Pasif dengan Menggunakan Verba hona-