commit to user
ii
170
170
C. Penilaian Buku Teks oleh Praktisi
Sub-bab berikut menyajikan temuan lapangan ihwal pemilihan dan pemakaian buku teks oleh para praktisi maupun pejabat terkait. Temuan ini diharapkan
melengkapi hasil penilaian buku teks yang disajikan pada bagian IV B di atas.
1. Buku Teks Bahasa Inggris yang Digunakan di SMK temuan lapangan
Pelaksanaan diklat bahasa Inggris di SMK memerlukan dukungan bahan ajar, baik yang berbentuk bahan cetak seperti berbagai buku teks, perangkat elektronik,
materi digital serta realia. Sebagian bahan ajar tersebut diproduksi atau terbitan lokal dan sebagian terbitan luar negeri. Hasil pengamatan, angket dan wawancara yang
dilakukan peneliti menunjukkan bahwa para guru se-DIY dan sekitarnya menggunakan berbagai macam bahan ajar sebagai dasar pengembangan kegiatan
diklat di kelas. Khusus yang berupa buku teks, jumlah dan ragam yang dipakai tergantung pada aspirasi dan kondisi guru, kondisi siswa dan kebutuhan jurusan.
Kondisi tersebut dapat terungkap melalui informasi yang dikumpulkan dari kepala sekolah, penyusun buku teks, guru, maupun pengamatan di lapangan.
a. Jenis Buku Teks
Buku teks yang digunakan guru beragam. Kondisi ini terjadi di sekolah negeri maupun swasta. AR, kepala sekolah sebuah SMK Negeri ternama di Wonosari,
Gunung Kidul yang juga guru bahasa Inggris di sekolah tersebut, menjelaskan buku teks yang digunakan di sekolah tersebut dalam kutipan wawancara sebagai berikut
AR …. rekan-rekan guru bahasa Inggris di sini menggunakan berbagai
sumber. …. kami sediakan banyak buku di perpustakaan yang dapat digunakan guru,... Global Access, Vocational English…. banyak…sampai
TOEIC itu juga saya minta diperbanyak untuk siswa… W: 2.
commit to user
ii
171
171 Kondisi penyediaan buku teks yang hampir sama juga terdapat di SMKN lain.
Meskipun rata-rata kemampuan SMK swasta dalam menyediakan fasilitas diklat khususnya dalam bentuk bahan ajar, tidak sebesar SMK negeri, sekolah ini juga
berusaha semampu mereka untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. Selain itu, banyak sekolah baik negeri maupun swasta yang telah menjalin kerjasama dengan
Higher Learning HL—perusahaan swasta yang menawarkan pengadaan peralatan dan paket pembelajaran bahasa Inggris berbasis multimedia. Kerjasama tersebut
bertujuan untuk menambah dan atau melengkapi media pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi bahasa Inggris siswa. Penentuan jumlah dan ragam bahan
ajar yang digunakan oleh guru biasanya didasarkan atas kebijakan sekolah yang didukung Komite Sekolah, aspirasi guru serta kebutuhan siswa.
Selain ketersediaannya, variasi bahan ajar pun menjadi masalah penting. Dalam penerapan KTSP, guru diberi kebebasan memilih bahan ajar yang mereka nilai
efektif untuk meancapai tujuan yang dirumuskan kurikulum. Peluang mereka mamanfaatkan untuk memilih beragam bahan ajar sesuai dengan kondisi mereka. Hal
ini dinyatakan oleh YK, guru senior di sebuah SMK Negeri di Kota Madya Yogyakarta, penulis buku teks dan juga penyusun soal UN bahasa Inggris untuk SMK,
dalam wawancara sebagai berikut Yiyis
Kalau di sini … buku teks itu banyak, ya… Khususnya di Yogya ini banyak orang pintar sehingga mereka mempunyai pilihan bahan sendiri-
sendiri. Ada yang menggunakan Interchange..ada yang menggunakan Follow Me.., Tell Me More... W 7: 2.
Pengakuan guru senior tersebut memperkuat legalitas keragaman pemakaian bahan ajar oleh guru yang mencerminkan dan selaras dengan rambu-rambu penerapan
KTSP. Fenomena tersebut terjadi di SMK negeri dan swasta. Perbedaan kondisi dan pengelolaan sekolah membedakan keragaman buku teks yang dipakai. Beragamnya
commit to user
ii
172
172 buku teks yang digunakan guru juga dapat menjadi indikator tumbuhnya dinamika
pengelolaan sekolah dan merupakan bagian dari bentuk upaya para pemangku kepentingan untuk meningkatkan mutu diklat di sekolah tersebut.
Penyediaan bahan ajar tidak hanya menjadi permasalahan bagi guru dan siswa. Kepala sekolah dan Komite Sekolah pun telah memberikan perhatian dan berperan
aktif dalam upaya penyediaan bahan ajar tersebut. Keragaman bahan ajar yang digunakan guru tidak selalu berarti bahwa guru mempunyai wewenang penuh untuk
memilihnya. Pada praktiknya, semua stakeholder sekolah berkontribusi dalam pengadaan bahan ajar yang dibutuhkan.
b. Pemilihan Bahan Ajar Cetak