Pengendalian Validitas Internal Prosedur Penelitian

commit to user 137 137

2. Bahan Ajar Bahasa Inggris

Instrumen kedua yang digunakan adalah bahan ajar bahasa Inggris untuk SMK. Bahan ajar yang digunakan dalam pelaksanaan treatment dalam eksperimen ini ada dua macam; satu adalah bahan ajar dari LKS dan yang kedua adalah prototipe buku teks bahasa Inggris integratif untuk SMK. Tiga unit dari buku teks tersebut yang temanya diambil dari LKS dipilih sebagai wakil semua isi buku teks yang disusun. Tema ketiga unit tersebut adalah ‘Leaving and Taking Phone Messages, Invitation dan Suggestion’ digunakan sebagai materi dalam treatment.

g. Pengendalian Extraneous Variable

Tingkat pencapaian tujuan penelitian eksperimen ditentukan oleh rancangan penelitian yang diterapkan. Dalam pelaksanaannya timbul berbagai kejadian atau kondisi yang tidak mendukung atau mengganggu terciptanya kondisi seperti yang diungkapkan dalam rancangan penelitian. Kondisi dan kejadian tersebut sering disebut sebagai ancaman McMillan dan Schumacher, 2001: 186 terhadap pengamatan pengaruh perlakuan pembelajaran dalam eksperimen. Untuk itu peneliti melakukan segala upaya untuk mengendalikan beberapa variabel yang berpotensi mengganggu atau mengacaukan kondisi yang dirancang yang disebut pengendalian extraneous variables . Berdasarkan penelaahan konsep Campbell dan Stanley, McMillan dan Schumacher mengelompokkan langkah tersebut menjadi dua kategori. Pertama pengendalian validitas internal dan kedua pengendalian validitas eksternal.

1. Pengendalian Validitas Internal

Validitas internal dalam konteks penelitian eksperimen adalah hasil penilaian terhadap semua kondisi dan kegiatan penelitian yang dapat meyakinkan pembaca commit to user 138 138 bahwa keseluruhan rangkaian eksperimen yang dilaksanakan ini benar secara metodologis. Kondisi ini dapat tercipta jika berbagai gangguan terhadap terciptanya kondisi dan terlaksananya kegiatan penelitian yang direncanakan dapat dikendalikan. McMillan dan Schumacher 2001: 326 mendefinisikan validitas internal sebagai “a judgment that is made concerning the confidence with the plausible rival hypotheses can be ruled out as plausible explanation for the result” . Artinya bahwa validitas internal adalah suatu penilaian yang dibuat terhadap keyakinan bahwa kondisi yang terjadi itu bukan karena akibat kondisi tandingan yang ada di luar kendali peneliti. Untuk mencapai kondisi tersebut, peneliti berusaha untuk menekan terjadinya gangguan tersebut sekecil mungkin untuk meyakinkan bahwa perbedaan prestasi pembelajaran yang ditunjukkan kedua kelompok belajar yang dilibatkan dalam penelitian ini disebabkan oleh perbedaan pemakaian buku teks dan bukan karena kondisi atau aktivitas lain yang tidak direncanakan. Lebih lanjut McMillan dan Schumacher 2001: 326 menjelaskan jika ancaman tersebut dapat ditekan dengan baik, peneliti boleh merasa yakin bahwa hubungan antar variabel yang diteliti yang terlihat merupakan kausalitas; yaitu perbedaan kondisi atau hakekat perlakukan yang diberikan menyebabkan terjadinya hasil yang diamati. Dengan demikian keberhasilan pengendalian extraneous variable tersebut merupakan salah satu persyaratan sah atau terterimanya prosedur penelitian yang digunakan sebagai dasar yang benar bahwa penelitian eksperimen yang dilaksanakan sesuai rambu yang digariskan. Dengan langkah-langkah pengendalian ini, peneliti berharap bahwa jika ada perbedaan prestasi pembelajaran bahasa Inggris antara kedua kelompok belajar yang dilibatkan dalam penelitian ini perbedaan tersebut merupakan akibat perbedaan buku teks yang digunakan. commit to user 139 139 Lebih jauh McMillan dan Schumacher 2001: 186-193 menguraikan lingkup pengendalian validitas internal yang meliputi ranah “history, selection, statistical regression, pretesting, instrumentation, subject attrition, maturation, diffusion treatment, experimenter effects, treatment replications, subject effects, dan statistical conclusio n”. Secara ringkas, konsep ranah yang berpotensi mengancam internal validity dan langkah-langkah untuk menghindari terjadinya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a History History diartikan sebagai pengendalian kondisi subjek penelitian. McMillan dan Schumacher mendefinisikannya sebagai “…extraneous incidents or events affecting the results that occur during the research ” 2001: 186, artinya beberapa kejadian atau peristiwa yang mempengaruhi hasil perlakuan yang berlangsung selama penelitian. Selama subjek memperoleh perlakuan penelitian treatment, banyak kegiatan dan kondisi lain baik yang terjadi dalam konteks persekolahan atau di luar sekolah yang berkontribusi dalam menciptakan perubahan atau perkembangan pada subjek. Dalam penelitian eksperimen yang dilaksanakan dalam konteks pendidikan formal ini peneliti harus mengakui tidak mampu mengendalikan semua kejadian tersebut, kecuali pengendalian kondisi perlakuan pembelajaran yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini. Sejauh yang peneliti lakukan adalah memilahkan dan mendefinisikan perbedaan perlakuan kepada kedua kelompok tersebut dalam bentuk bahan ajar yang berbeda yang konsekwensinya menuntut beberapa perbedaan kegiatan pembelajaran di kelas. Faktor lain seperti jadwal pelajaran, lama waktu commit to user 140 140 pembelajaran, media pembelajaran serta guru dijaga agar semua berlangsung seperti biasanya. Selain itu, peneliti telah menjadwalkan durasi waktu perlakuan secukupnya. Segera setelah perlakuan tersebut dapat diamati pengaruhnya, dilakukan observasi dalam bentuk postes untuk mengurangi kemungkinan terjadinya fakor-faktor lain yang mengganggu proses observasi pengaruh perlakuan yang diberikan. b Selection Selection diartikan sebagai pengendalian pemilihan subjek penelitian. McMillan dan Schumacher 2001: 188 menjelaskan masalah selection terkait dengan “…the manner in which the researcher chooses a sample”, yaitu cara bagaimana peneliti memilih sampel. Penelitian eksperimen ini melibatkan dua kelompok belajar, yaitu kelas X UJP A dan B SMKN 4 Yogyakarta yang dari awal mereka masuk sekolah ini telah dikelompokkan menjadi dua kelas yang berbeda. Penentuan siswa menjadi kelas X UJP A dan kelas X UJP B bukan berdasarkan kemampuan mereka atau ranking, melainkan secara acak murni dari nomor urut hasil tes masuk. Mengingat faktor etika penelitian pendidikan dan keterbatasan peneliti untuk benar-benar mengacak tiap siswa ke dalam kedua kelompok yang sama, penentuan kelompok eksperimental dan kelompok kontrol didasarkan atas kelas yang ada dan dilakukan secara acak dan bukan karena kondisi kelas tertentu. Dengan demikian, kesalahan dalam pelaksanaan eksperimen yang disebabkan karena penentuan subjek dapat dihindari. Hasil yang diharapkan adalah bahwa jika ada perbedaan hasil pembelajaran yang ditunjukkan kedua kelompok tersebut dalam tes purna bukan karena pemilihan sampel tetapi betul-betul karena perbedaan perlakuan pembelajaran dengan buku teks yang berbeda. commit to user 141 141 c Statistical Regression Statistical regression adalah fenomena perubahan kondisi subjek pada saat sebelum dan setelah pelaksanaan perlakuan. McMillan dan Schumacher 2001: 188 mendefinisikannya sebagai “the tendency of subjets who score very high or low in a pretest to score closer to the mean ”regress” to the mean on the posttes, regardless of the effect of the treatment” , artinya kecenderungan subjek yang memperoleh skor sangat tinggi atau sangat rendah dalam pretes untuk memperoleh skor mendekati rerata pada postes, apapun pengaruh perlakuannya. Lebih lanjut McMillan dan Schumacher mengatakan kondisi tersebut cenderung terjadi jika peneliti memilih subjek yang termasuk ranking tertinggi dan terrendah. Dikatakannya “regression is a problem wherenver the researcher purposely chooses groups on the basis of exteremely high or low scores” hal 189 yang artinya bahwa ancaman regresi ini menjadi masalah terutama ketika peneliti sengaja memilih kelompok atas dasar kemampuannya yang sangat tinggi dan sangat rendah. Dalam eksperimen ini peneliti melibatkan semua anggota siswa kedua kelas 1 UJP sebagai subjek dan tidak memilih yang paling pandai dan yang paling bodoh saja. Dengan demikian potensi ancaman pada ranah statistical regression dapat ditekan. d Pretesting Pemakaian tes awal berpotensi mendatangkan ancaman pada internal validity. McMillan dan Schumacher mengatakan “…it is possible that the tets itself will have an impact on the subjects ” hal 189 artinya bahwa ada kemungkinan subjek penelitian mengalami perubahan hanya karena pengalamannya mengerjakan pretes. Mereka mungkin masih mengenali jenis pertanyaan dalam tes, atau bahkan ada beberapa butir pertanyaan yang melekat dalam ingatan mereka. Dengan demikian commit to user 142 142 mereka akan lebih terbiasa ketika mereka akan mengerjakan postes. Kondisi yang disebut Borg dan Gall 1983: 635 sebagai “test-wise” ini berupa tumbuhnya kemampuan siswa yang disebabkan oleh pengalaman mereka ketika mengerjakan tes awal. Dengan demikian ada kemungkinan kemampuan subjek mengerjakan postes itu bukan saja karena hasil belajar yang dilakukan, tetapi karena pengalamannya mengerjakan pretes. Pengendalian berkembangnya kondisi tersebut dalam penelitian ini adalah dengan pemakaian beragam jenis aktifitas yang harus dilakukan siswa dalam pemberian perlakuan proses pembelajaran. Untuk memperkuat, perlakuan dilaksanakan dalam durasi waktu yang cukup lama sehingga subjek tidak mengingat- ingat atau terpancang pada pengalaman mereka mengerjakan pretes. Pengendalian juga dilakukan dengan menggunakan butir tes yang cukup banyak; 60 butir soal, sehingga tidak memungkinkan siswa untuk menghafal semua butir-butir tes yang mereka kerjakan. e Instrumentation McMillan dan Schumacher mendefinisikan ancaman instrumentation sebagai “a threat to internal validity that is related to testing” hal 189, yaitu ancaman internal validity yang berkaitan dengan pemakaian alat ukur dalam testing. Ancaman ini terjadi jika adanya perubahan alat instrumen yang digunakan atau pelaku yang menggunakan instrumen tersebut. Dengan perubahan tersebut objektivitas observasi kondisi subjek akan terganggu. Dalam penelitian ini hanya digunakan dua instrumen yang telah benar-benar dirancang dari awal. Instrumen pertama berupa buku teks adalah hasil pengembangan pada tahapan penelitian sebelumnya. Instrumen kedua berupa tes bahasa Inggris commit to user 143 143 dirancang dari awal dan dipakai untuk tes awal dan tes purna. Dengan demikian tidak terjadi perubahan instrumen dalam pelaksanaan eksperimen. Rancangan ini juga dikuatkan dengan dilibatkannya guru kelas yang biasa mengajar mereka sesuai dengan jadwalnya. Dengan demikian kemungkinan ketidakmampuan guru dalam menggunakan instrumen yang ada, baik buku teks maupun perangkat tes dapat dikendalikan. Dengan demikian ancaman berupa instrumentation dapat dihindari. f Subject Attrition Konsep subject attrition yang juga disebut subject mortality adalah ancaman penelitian “…when subjects systematically drop out or are lost during the investigation” halaman 190, yaitu ketika secara sistimatis para subjek berhenti atau menghilang ketika penelitian sedang berlangsung. Ancaman ini cenderung terjadi jika penelitiannya berlangsung secara lama. Untuk mengendalikan ancaman seperti di atas, penelitian ini direncanakan tidak lebih dari satu semester. Dengan rancangan ini diharapkan tidak terjadi perubahan jumlah dan komposisi siswa untuk tiap kelompok baik yang disebabkan karena mutasi siswa secara besar-besaran antar sekolah atau hilangnya sebagian subjek karena lulus atau drop out pada akhir semester. g Maturation Maturation adalah “the changes in the subjects of a study over time that affect the dependent variable” McMillan dan Schumacher, 2001: 190, yaitu perubahan- berubahan pada diri subjek yang terjadi pada kurun waktu tertentu yang mempengaruhi variabel terikat. Perubahan tersebut sangat mungkin terjadi terutama jika penelitiannya berlangsung dalam konteks proses pendidikan karena selain commit to user 144 144 memperoleh perlakuan yang direncanakan, subjek akan terlibat dengan berbagai kegiatan dan pengalaman yang berpotensi membuat dirinya berubah. Dalam penelitian ini pengendalian ancaman yang muncul dari ranah maturation dilakukan dengan perancangan lama waktu pemberian perlakuan atau treatment yang tidak terlalu lama namun cukup untuk dapat melihat pengaruh perlakuan yang diberikan dalam eksperimen. Rancangan alokasi waktu tersebut diharapkan mampu menghindari pengaruh perkembangan biologis maupun psikologis siswa yang secara alamiah terus berlangsung seiring dengan banyaknya kegiatan di selolah maupun di luar sekolah yang mereka ikuti. h Diffusion Treatment Diffusion treatment berarti tercampurnya perlakuan yang seharusnya hanya diberikan kepada kelompok eksperimental dengan perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol. Jika hal ini terjadi, pengaruh yang nantinya muncul tidak dapat dikatakan bersumber dari perbedaan perlakuan yang diterima oleh kedua kelompok. Pengendalian terjadinya ancaman dalam bentuk diffusion treatmen dalam penelitian ini adalah dengan menjaga agar kondisi kedua kelas yang dilibatkan berjalan seperti biasanya. Dalam konteks ini peran guru sangat menentukan. Mereka tidak memberi tahu siswanya bahwa mereka menjadi subjek penelitian sehingga apapun perbedaan yang terjadi diterima wajar karena guru yang mengajar berbeda. Meskipun guru kelompok kontrol menyadari perbedaan perlakuan, beliau sudah diminta untuk tidak memodifikasi kegiatan pembelajarannya mengikuti buku teks yang digunakan di kelas eksperimen. Pengendalian tersebut dilakukan untuk meningkatkan tingkat validitas internal yang menentukan tingkat atau kualitas keberhasilan eksperimen. Dengan langkah commit to user 145 145 pengendalian tersebut peneliti dapat meyakinkan bahwa jika ada perbedaan prestasi pengembangan kompetensi berbahasa Inggris subjek penelitian perbedaan tersebut mencerminkan pemakaian buku teks yang berbeda dan bukan karena faktor lain. i Experimenter Effects Konsep experimenter effects merujuk pada “..both deliberate and untentional influences that the researcher has on the subjects” McMillan dan Schumacher, 2001: 191, yaitu berbagai pengaruh baik yang disengaja atau tidak yang disebabkan oleh peneliti pada subjek. Pengaruh ini cenderung terjadi jika peneliti langsung berinteraksi dengan kedua kelompok sehingga peneliti terbawa emosi untuk menciptakan perbedaan perlakuan di luar yang direncanakan baik secara sadar atupun di luar kesadarannya. Pengendaliannya dalam penelitian ini adalah dengan melibatkan guru yang berbeda untuk kedua kelompok sesuai dengan tugas yang diberikan kepala sekolah. Dengan deskripsi yang jelas pada awal perlakuan, kedua guru dapat mengendalikan perilaku dan sikap mereka yang wajar terhadap siswanya sebagaimana tuntutan jenis buku teks yang dipakai. j Treatment Replication Konsep treatment replication digunakan untuk merujuk pada pengulangan perlakuan yang diberikan kepada subjek. McMillan dan Schumacher 2001:191 menyebutkan “In an experiment the treatment is supposed to be repeated so that each of the members of one group receives the same treatment separately and independently of the other members of the group ” artinya bahwa dalam eksperimen, perlakuan yang diberikan dirancang untuk diterapkan beberapa kali sehingga setiap commit to user 146 146 anggota kelompok menerima perlakuan itu secara terpisah dari kelompok lain. Ancaman yang muncul adalah peneliti tidak dapat memberikan kalibrasi perlakuan yang sama persis pada semua subjek yang dilibatkan, khususnya jika peneliti melibatkan lebih dari satu kelompok eksperimental. Potensi terjadinya ancaman adalah ketika peneliti harus memberikan perlakuan berulang-ulang, kalibrasi dan spesifikasi perlakuan pertama, dan seterusnya cenderung tidak sama. Dalam penelitian ini, pengendalian ancaman yang muncul dari ranah treatment replication adalah dengan menyusun buku teks yang jelas dan rinci. Karena buku teks tersebut disajikan guru, peneliti membuat beberapa catatan yang penting untuk tiap bagian dan kegiatan yang tercakup dalam tiap unit buku teks. Bahkah, ketika menyerahkan buku teks tersebut kepada guru, peneliti mendiskusikan berbagai kemungkinan penerapannya di kelas. Guru masih diberi ruang gerak untuk membuat variasi, modifikasi, atau improvisasi selama tidak keluar dari rambu-rambu penyampaian yang disepakati sebelumnya. Dengan langkah ini, pengulangan proses pembelajaran untuk tiap unit buku teks dapat dijaga keajegannya. k Subject Effect Konsep subject effect merujuk pada perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh subjek penelitian. McMillan dan Schumacher mendefinisikannya sebagai “…the subject changes in behavior simply because they understand they are ‘subjects’, and sometimes these changes affect the result” 2001:192 artinya bahwa perubahan yang terjadi pada subjek hanya karena mereka menyadari kelau mereka menjadi subjek dalam penelitian dan kadang-kadang perubahan ini mempengaruhi hasil eksperimen Fenomena ini terjadi jika para subjek memahami bahwa mereka dilibatkan dalam suatu eksperimen sebagai ‘kelinci percobaan’. Pemahaman ini dapat menjurus pada commit to user 147 147 reaksi yang berlebihan, tidak perlu dan yang tidak diinginkan dalam konteks eksperimen. Reaksi seperti ini, yang juga disebut The John Henry Effect Borg dan Gall, 1983: 637 berpotensi mengacaukan observasi akibat perlakuan yang direncanakan. Dalam penelitian ini peneliti, juga guru, tidak memberitahu siswa dari kedua kelompok bahwa mereka menjadi subjek penelitian. Seperti yang dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa guru melaksanakan rangkaian proses pembelajaran seolah sebagai rencana guru untuk mengajarkan buku teks yang dipilih. Perlakuan ini dimaksudkan agar semua siswa berperilaku wajar dalam proses perlakuan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aktivitas yang dikembangkan guru di kelas. Pengendalian kondisi ini diharapkan dapat mencegah atau menghindari terjadinya siswa yang melakukan berbagai bentuk perilaku kompensasi karena menjadi kelompok eksperiental atau kontrol. Pengendalian ini dirancang untuk menciptakan situasi seperti yang dikembangkan guru berdasarkan rancangan eksperimen yang telah disusun. l Statistical Conclusion Setiap penelitian kuantitatif selalu melibatkan pemakaian model statistik untuk menganalisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar pengambilan kesimpulan. Ancaman pemakaian paket statistik dinyatakan McMillan dan Schumacher “There are several principles, if violated, can affect the incferences made from results as well as subsequent conclusions of the research” 2001: 192, artinya bahwa pelanggaran dalam pemakaian paket statistik akan mempengaruhi pemahaman serta kesimpulan yang diambil dari penelitian tersebut. Untuk menghindarinya, peneliti menggunakan commit to user 148 148 jenis paket statistic SPSS yang terandal serta memperhatikan rambu-rambu pelaksanaannya. 2 Pengendalian Validitas Eksternal Validitas eksternal adalah tingkat generalisasi hasil suatu eksperimen yang dapat diterapkan pada kondisi di luar cakupan daerah penelitian. McMillan dan Schumacher 2001: 327 mendefinisikannya sebagai “the extent to which the result of an experiment can be generalized to people and environmental conditions outside the context of the experiment” . Artinya, validitas eksternal adalah suatu kondisi sejauh mana hasil suatu eksperimen dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada orang atau kondisi lingkungan di luar konteks cakupan penelitian. Langkah pengendalian kualitas validitas external dapat dibedakan menjadi dua; pengendalian orang, subjek atau populasi dan pengendalian kondisi atau ekologi. Hal ini juga dinyatakan McMillan dan Schumacher 2001: 193-200 bahwa dua langkah penting untuk menjaga validitas eksternal adalah dengan mengendalikan population validity dan ecological external validity. Konsep kedua ranah pengendalian dan penerapan pengendalian validitas ekternal dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut. a Validitas Populasi Validitas populasi atau yang disebut Borg dan Gall sebagai population validity adalah “ the extent to which the result of an experiment can be generalized from the specific sample that was studied to a larger group of subjects ” 1983: 639 yang artinya tingkatan sejauh mana hasil suatu eksperimen dapat digeneralisasikan dari sampel tertentu yang dilibatkan dalam penelitian pada kelompok subjek yang lebih commit to user 149 149 besar. Lebih lanjut Borg dan Gall memberi saran bahwa generalisasi pada cakupan di luar sampel penelitian dapat dilakukan hanya jika ada kesamaan beberapa kondisi penting yang terdapat pada target populasi dengan yang ada dalam populasi yang diteliti. Penerapannya dalam penelitian ini adalah melalui pemilihan populasi yang mengindahkan rambu-rambu sampling yang baik. Pemilihan siswa jurusan UJP SMKN 4 Yogyakarta sebagai subjek penelitian ini dilakukan berdasarkan atas kondisinya yang tidak mencerminkan kondisi ekstrem tinggi atau rendah kemampuan siswa SMK. Dengan kondisi tersebut hasil penelitian ini tidak akan sulit diterapkan di SMK lain asal kondisi siswa sekolah tersebut tidak sangat rendah kemampuannya. Sesuai dengan gambaran pada sub-bab 2 B.2.6, kondisi pembelajaran bahasa Inggris di SMKN 4 Yogyakarta ini dapat dinilai sebagai kondusif, khususnya dari dari segi latar belakang dan kondisi siswanya. Meskipun SMK ini negeri dan terletak di wilayah Kota Madya, SMK ini bukan termasuk sekolah elit yang kondisi pembelajarannya sulit ditiru atau diterapkan di SMK lain. Dengan kriteria pemilihan sampel tersebut diharapkan temuan penelitian ini dapat juga diterapkan di SMK lain tanpa harus melakukan modifikasi banyak. b Ecological External Validity Validitas ekologi adalah “the conditions of the research and the extent to which generalizing the result is limited to similar conditions” , McMillan dan Schumacher; 2001: 193, yaitu kondisi pelaksanaan penelitian dan sejauh mana hasil penelitian ini dapat diterapkan pada kondisi-kondisi serupa yang terjadi atau diciptakan dalam penelitian. Borg dan Gall 1983: 640-643 menyebutkan adanya berbagai jenis commit to user 150 150 kondisi yang berpotensi mengganggu ekologi eksperimen sehingga hasilnya tidak dapat diterapkan pada kasus lain. Kondisi - kondisi tersebut adalah sebagai berikut. 1 Penjelasan perlakuan eksperimen secara jelas . 2 Hawthorne effect placebo atau pengaruh perlakuan yang bersifat semu. 3 Novelty and disruption effects atau kebaharuan perlakuan dan perbedaannya dengan kondisi perlakuan yang biasa diterima. 4 Pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh peneliti. 5 Sensitifitas pengaruh pretes dan postes. 6 Interaksi antara rekam jejak dan pengaruh perlakuan. 7 Pengukuran variabel terikat. 8 Interaksi antara lama waktu pengukuran dan pengaruh perlakuan. Untuk membuka kesempatan bagi peneliti lain mencermati hasil penelitian ini atau mereplikasi penelitian untuk verifikasi hasilnya, peneliti memberikan gambaran hakikat dan prosedur penelitian secara rinci dalam laporan penelitian ini sehingga semua langkah penelitian termasuk hakikat peberian perlakuan eksperimen sampai dengan buku teks lengkap yang digunakan. Agar dapat bersikap netral dan adil terhadap semua kelompok, peneliti melibatkan dua guru untuk melaksanakan dua perlakuan yang berbeda dengan cara yang biasanya terjadi di kelas mereka berdasarkan dengan rancangan eksperimen. Untuk menciptakan situasi yang ajeg, tiap perlakuan yang dikembangkan dalam penelitian dirancang dengan jelas dan penerapannya selalu dimonitor. Gambaran dan rancangan tersebut diperlukan agar tidak menimbulkan kesan yang salah baik dalam bentuk reaksi yang berlebihan over- reaction atau minim-reaksi under-reaction. commit to user 151 151 Peneliti juga memberikan tes awal dan tes purna untuk mengukur tingkat kompetensi awal dan akhir bahasa Inggris para subjek penelitian degan menggunakan instrumen yang khusus dikembangkan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memanfaatkan kesempatan mengerjakan tes tersebut dalam mengikuti proses pembelajaran dan dalam mengerjakan tes purna. Di sisi lain peneliti juga menjaga agar penggunaan alat ukur tadi tidak mempengaruhinya dalam upaya mengungkapkan pengaruh perlakuan yang menjadi sasaran penelitian. Semua pengendalian di atas dimaksudkan untuk meningkatkan atau menjaga validitas ekternal penelitian ini. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat diterapkan pada kondisi di luar yang dilibatkan dalam penelitian ini dengan memperhatikan batasan-batasan yang ada. commit to user 152

BAB IV BUKU TEKS BAHASA INGGRIS YANG DIGUNAKAN DI SMK

Bab ini menyajikan temuan tahap eksplorasi dalam R D. Deskripsi metodologis dan pelaksanaan penelitian tahap ini telah disajikan dalam Bab III halaman 94 sampai 101. Temuan penelitian ini berupa deskripsi objektif perihal buku teks bahasa Inggris yang digunakan di SMK berdasarkan kajian teoritis dan pendapat afektif praktisi di lapangan. Temuan pertama berupa hasil kajian teoritis buku teks bahasa Inggris berdasarkan model Cunningsworth 1995. Temuan kedua berupa temuan lapangan yang disajikan ke dalam beberapa subtema berikut: 1 berbagai bahan ajar yang digunakan di SMK, 2 muatan isi yang tercakup, 3 penyajian muatan buku teks, 4 pemakaian buku teks di kelas, 5 keunggulan dan kelemahan buku teks, 6 pemakaian buku teks yang dilakukan para guru, dan 7 peran buku teks dalam pencapaian tujuan kurikuler bahasa Inggris di SMK. Serangkaian rekomendasi tentang fitur yang perlu diperhatikan dalam menyusun buku teks bahasa Inggris untuk SMK disajikan sebagai penutup bab ini.

A. Buku Teks yang Digunakan di SMK

Buku teks yang digunakan di SMK sangat bervariasi. Berdasarkan wawancara para guru dan kepala SMK serta observasi, beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penentuan buku teks yang digunakan antara lain kondisi sekolah, siswa serta guru. Fenomena tersebut terugkap, pertama, dari hasil angket yang peneliti berikan kepada anggota MGMP bahasa Inggris SMK se-D.I. Yogyakarta dalam workshop Bedah Materi dan Hasil UN Tahun 2007. Dalam angket ini para guru diminta mencantumkan lima buku teks yang paling sering mereka gunakan dan alasannya. Dari sekitar 50 guru peserta workshop yang lebih dari 65 pesertanya adalah guru swasta, mengungkapkan lebih dari 90 diantara mereka menggunakan buku EVS dan GA. Alasan pemakaian kedua buku teks di atas adalah karena: