Pengajaran Bahasa Inggris di SMK

commit to user 38 2 Penilaian Kompetensi Penilaian kompetensi yang berguna untuk mengukur tingkat penguasaan suatu kompetensi atau suatu tahap pembelajaran merupakan penilaian sumatif terhadap ketuntasan pencapaian hasil belajar peserta didik, setelah menyelesaikan satu unit kompetensi. Penilaian tersebut bertujuan untuk menetapkan tingkat keberhasilan peserta didik dalam , menguasai satu unit kompetensi. Penilaian ini dilakukan oleh lembaga sertifikasi independen sesuai dengan keahliannya. Bila lembaga ini belum tersedia, sekolah dapat bekerja sama dengan DUDI terkait yang mempunyai kredibilitas, untuk berperan sebagai pengganti lembaga sertifikasi.

g. Pengajaran Bahasa Inggris di SMK

Pengajaran bahasa Inggris di SMK saat ini dilaksanakan berdasarkan KTSP. KTSP dirancang fleksibel yang memungkinkan terjadinya variasi pelaksanaannya tergantung pada kondisi satuan pendidikan BSNP, 2006: 4. Pada umumnya tiap jurusan SMK mengalokasikan mata pelajaran bahasa Inggris selama 4 jam pelajaran atau 4 X 45 menit setiap minggunya. Namun demikian rambu-rambu KTSP memungkinkan variasi alokasi waktu tersebut berdasarkan bobot kompetensi bahasa Inggris dalam jurusan tersebut sehingga ada beberapa jurusan tertentu yang mengalokasikan waktu pelajaran bahasa Inggris lebih dari 4 jam. Bahkan ada beberapa sekolah yang mampu memberi beragam pengayaan seperti pemberian kelas tambahan pada sore hari, kegiatan ekstra kurikuler seperti speaking club, debate, pelatihan mengerjakan soal-soal TOEIC test, dsb. Kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkaya pengembangan kompetensi yang dilakukan dalam program yang terstruktur. commit to user 39 Rambu-rambu pelaksanaan KTSP SMK menyebutkan bahasa Inggris termasuk program adaptif. Karenanya pendekatan pembelajaran dirancang ‘berbasis kompetensi’ yang menganut prinsip pembelajaran tuntas atau mastery learning untuk menguasai sikap atau attitude, ilmu pengetahuan dan keterampilan agar dapat bekerja sesuai dengan profesinya seperti yang dituntut suatu kompetensi. Sesuai dengan prinsip ini pengajaran bahasa Inggris dirancang dengan menerapkan dua prinsip; learning by doing dan individualized learning P3GK, 2004. Prinsip pertama—learning by doing—merupakan cerminan model pengajaran yang memberi penekanan pada aspek pragmatik yang mengutamakan kegiatan praktik berbahasa dalam proses pembelajaran seperti yang terjadi dalam konteks pemakaian bahasa yang sesungguhnya. Dengan demikian pembelajaran diarahkan pada pengembangan kompetensi komunikatif untuk berunjuk kerja dalam berbagai bentuk pemakaian bahasa. Prinsip kedua—individualized learning— diterapkan dengan mengembangkan model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tingkatan kemampuan peserta didik. Penerapan prinsip kedua ini memerlukan bahan ajar berbentuk modul sehingga setiap peserta didik dapat mempelajari secara lebih mandiri sesuai dengan tingkat kemampuannya. Prinsip tersebut juga masih dipertahankan dan bahkan dikembangkan lebih lanjut dalam KTSP. Kurikulum ini memberi keleluasan masing-masing satuan pendidikan menentukan kompetensi yang benar-benar relevan dengan tuntutan pihak DUDI serta upaya pencapaiannya. Dengan demikian satuan pendidikan dapat menerapkan kedua prinsip pembelajaran dengan lebih leluasa berdasarkan potensi dan kondisi sekolah demi tercapainya kompetensi yang dituntut. Sistim diklat bahasa Inggris di SMK juga didukung oleh sistim evaluasi yang mencakup penerapan model penilaian berbasis kelas atau classroom based commit to user 40 assessment dengan memantau kegiatan dan kemajuan belajar melalui berbagai bentuk tes, tugas dan unjuk kerja. Hasilnya divalidasi dan diverifikasi oleh pihak eksternal dalam bentuk uji kompetensi atau sertifikasi yang diakui pihak DUDI. Pelaksanaan sertifikasi bahasa Inggris dilakukan melalui uji kompetensi oleh lembaga diklat yang memiliki kredibilitas dalam bidangnya yang diakui oleh DUDI dalam bentuk skor TOEIC test. Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan ini ada palng tidak satu SMK di tingkat propinsi yang dinilai mampu telah ditunjuk sebagai pusat pelaksanaan sertifikasi atau disebut test center. Lembaga ini diberi kewenangan untuk memberi sertifikasi kompetensi bahasa Inggris sesuai dengan standar TOEIC test.

3. Beberapa Metode Pengajaran Bahasa Inggris di SMK