Efektifitas Kegiatan Pre-activities Keterpaduan Kegiatan Pembelajaran

commit to user 175 228 228 Pelaksanaan uji coba dengan materi dari prototipe buku teks bahasa Inggris integratif dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran yang disusun peneliti yang telah didiskusikan dengan guru penyaji. Pada waktu penyajian, guru memegang satu set bahan lengkap dengan skenario pembelajaran dan bahan rekaman utuk listening. Pada penyajian ketiga, bahan ajar tersebut juga disertai alat peraga berupa seperangkat gambar berwarna ukuran kertas kwarto yang digunakan untuk mengembangkan kegiatan warming-up dan pengembangan oracy. Setiap siswa diberi potongan bagian dari bahan ajar yang berisi tasks yang disajikan agar mereka dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Bahan ini mencakup semua task yang harus dikerjakan siswa termasuk teks reading dan transkrip dialog yang menjadi bahan pembelajaran. Untuk mendukung terciptanya pembelajaran seperti yang direncanakan, bagian-bagian bahan tersebut dibagikan bertahap sesaat sebelum pelaksanaan task tersebut. Dengan demikian alur KP dapat berkembang seperti yang direncanakan. Adapun hasil uji coba yang diperoleh adalah sebagai berikut.

1. Efektifitas Kegiatan Pre-activities

Rancangan kegiatan pembelajaran mulai dengan kegiatan warming-up untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa pada tema pokok yang akan disajikan serta untuk melakukan pemajanan awal topik yang akan disajikan. Hammond dalam Agustin, 2005 menyebut kegiatan tersebut sebagai building knowledge of the field BKOF. Langkah ini dirancang sebagai dasar pengembangan kegiatan pembelajaran dan upaya melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam uji coba unit pertama dan kedua kegiatan BKOF ini belum berfungsi secara maksimal. Salah satu penyebabnya adalah karena arah dan isi kegiatan ini diserahkan kepada kreativitas dan spontanitas guru yang kurang sesuai dengan inti topik yang akan disajikan. commit to user 175 229 229 Perbaikan yang dilaksanakan adalah dengan merumuskan sejumlah pertanyaan yang disajikan serta langkah-langkah penyajiannya. Langkah ini didukung oleh pemakaian media pembelajaran berupa gambar yang sesuai dengan tema unit tersebut. Dengan media ini interaksi guru-siswa dalam BKOF berjalan dengan lebih terstruktur sehingga dapat berfungsi sebagai lead-in tahap penyajian materi utama.

2. Keterpaduan Kegiatan Pembelajaran

Secara keseluruhan, semua kegiatan pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rancangan. Pencermatan lebih lanjut menunjukkan bahwa ada beberapa task yang hasilnya belum berfungsi sebagai tahapan untuk mengembangkan task berikutnya. Dengan demikian teridentifikasi adanya kekurangpaduan antar task. Perbaikan yang dilaksanakan adalah dengan memodifikasi dan mencermati ulang setiap task serta dilakukan penataan ulang urutan sajiannya sehingga kegiatan pembelajaran dapat mengalir dengan baik sehingga kesenjangan antar task dapat dijembatani. Skenario ini juga didiskusikan dengan guru penyaji untuk mencapai kesamaan pandangan terhadap hakikat suatu task dan hubungannya dengan task lain dan bagaimana membangun keterpaduan antar kegiatan pembelajaran dalam satu unit pelajaran.

3. Kurangnya Kegiatan Pembelajaran