Tidak Adanya Buku Teks Resmi Pemahaman Guru terhadap Tuntutan Kurikuler

commit to user ii 207 207

a. Tidak Adanya Buku Teks Resmi

Proses diklat bahasa Inggris di SMK sekarang dilaksanakan berdasarkan kurikulum 2006 yang disebut KTSP. BSNP sebagai perencana KTSP tidak menentukan buku teks resmi sebagai kelengkapan rambu-rambu penerapan kurikulum di tingkat kelas. Sebagai jalan keluar, guru diberi kebebasan untuk menggunakan berbagai cara dan media untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tidak adanya buku teks resmi dan adanya kebebasan bagi guru untuk memilihnya membuat guru mencari buku teks yang mereka nilai sesuai dengan kondisi kelasnya dalam mencapai tujuan yang dituntut kurikulum. Karena berbedanya kondisi sekolah, dan kondisi dan aspirasi guru, buku teks yang dipilihpun bervariasi.

b. Pemahaman Guru terhadap Tuntutan Kurikuler

Tujuan diklat bahasa Inggris di SMK yang dicantumkan dalam KTSP adalah pengembangan seperangkat kompetensi berbahasa yang dirumuskan dalam SKL. Standar ini dijabarkan lebih rinci lagi ke dalam beberapa KD dan SK. Hakikat kompetensi tersebut adalah kemampuan siswa menggunakan bahasa Inggris dalam keempat keterampilan berbahasa sesuai dengan konteks pemakaian. Tuntutan tersebut diterjemahkan oleh sebagian guru dengan memberikan penekanan pada pengembangan komponen bahasa, seperti penguasan grammar dan vocabulary, atau pengembangan keterampilan berbahasa tertentu, seperti reading, speaking, atau listening. Praktik pengajaran ini secara kebetulan sejalan dengan pola pembagian tugas mengajar bahasa Inggris di beberapa SMK negeri yang jumlah kelas dan siswanya besar. Dalam kondisi seperti itu pembagian tugas mengajar sering dikaitkan dengan aspek pembelajaran tertentu. Misalnya seorang guru diberi tugas untuk mengajar reading dan structure atau mengajar listening dan speaking di kelas commit to user ii 208 208 tertentu. Kebijakan ini sejalan dengan keragaman tingkat kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran sehingga mereka cenderung memilih tugas yang lebih sesuai dengan aspirasi dan kompetensi mereka. Kondisi tersebut diperkuat dengan pemahaman bahwa pembelajaran yang terinci akan dapat mencapai tujuan dengan lebih efektif. Dengan demikian strategi ini diyakini dapat membantu siswa mengembangkan kompetensi berbahasa seperti yang dituntut kurikulum. Sebagian guru menilai tuntutan kurikuler tersebut dapat dipenuhi melalui pengembangan kompetensi siswa dalam mengekspresikan fungsi-fungsi bahasa seperti introducing, dan greeting yang dituangkan ke dalam tema-tema seperti shopping and prices, clothing, dsb. Pengembangan kompetensi tersebut seharusnya mencakup penguasaan fungsi-fungsi bahasa yang didukung unsur bahasa yang cukup dan dimanifestasikan dalam keempat keterampilan berbahasa. Pengembangan unsur-unsur tersebut secara sendiri-sendiri tidak menjamin berkengembanganya kompetensi berbahasa seperti yang dituntut kurikulum, kecuali jika dilaksanakan secara terpadu dan dibingkai dengan fungsi-fungsi bahasa sesuai dengan konteks dan kebutuhan siswa. Keragaman persepsi ini mempengaruhi pemilihan buku teks. Kondisi ini dipertegas dengan beragamnya kondisi sekolah, siswa, dan guru.

2. Kriteria Pemilihan Buku Teks