Total Physical Responses TPR

commit to user 49

d. Total Physical Responses TPR

TPR adalah metode pengajaran bahasa asing yang dirumuskan oleh James Asher dalam Brown, 2001: 29-30; dan Richards dan Rogers, 2002: 73 berdasarkan pengamatannya terhadap proses pembelajaran bahasa ibu yang dilakukan anak. Dalam pengamatan Asher, pada tahap awal pembelajaran anak lebih banyak mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dengan belajar mendengarkan dan mengamati ujaran-ujaran orang di lingkungannya. Biasanya, ujaran yang ditujukan pada anak disertai oleh berbagai gerak atau benda-benda konkret yang ada disekitar anak untuk membantunya memahami ujaran tersebut. Menurut Asher, hadirnya unsur penyerta linguistik extralinguistic components tersebut membantu sel-sel otak kanan mengolah bahasa sehingga anak mudah memahami ujaran tersebut. Sebagaimana DM dan ALM, metode ini mengutamakan pengembangan keterampilan berbahasa lisan yang dimulai dengan tahapan pengembangan kemampuan pemahaman atau reseptif dan berkembang pada ranah pengembangan bahasa produktif. Pada tahapan awal pengembangan ranah reseptif, siswa hanya dituntut untuk mengungkapkan pemahaman mereka dalam bentuk gerak fisik sehingga metode ini disebut TPR. Gerakan aktivitas motorik yang dikontrol sel otak kanan ini diyakini mampu membantu mengaktifkan sel otak kiri untuk memproses bahasa Brown, 2001:30. Setelah bahasa lisan berkembang dengan cukup, proses pemahaman bahasa tulis dalam bentuk keterampilan membaca dan menulis mulai dikembangkan berdasarkan apa yang telah dikuasai anak selama ini. Richards dan Rogers 2002 merumuskan prosedur pembelajaran menurut TPR sebagai berikut. commit to user 50 1 “The teacher speaks the language, usually in the form of command. While speaking she uses body movement to help students understand the command … starting from the simple one and moves to more and more difficult ones”. Artinya, guru menggunakan bahasa sasaran dalam berkomunikasi lisan, biasanya dalam bentuk kalimat perintah. Ketika berbicara guru menggunakan gerak tubuh untuk membantu siswa memahaminya. Kalimat yang dibuat mulai dari yang sederhana dan berkembang menjadi lebih rumit. 2 “Students are asked to doperform the activityies as stated in the teacher’ utterances. The responds starts from mere physical activity, therefore called physical response, and develop into a more linguistic related forms”. Artinya, pada permulaan proses pembelajaran para pembelajar diminta untuk memperagakan kegiatan fisik berdasarkan ujaran guru. Respon yang diharapkan muncul dari siswa pertama kali berupa gerak tubuh secara fisik dan selanjutnya berkembang ke dalam respon berbentuk bahasa. Kegiatan berbahasa tersebut terus dikembangkan dengan melibatkan aktivitas yang berbasis linguistik. Pola interaksi di kelas yang semula hanya hanya berporos pada guru-siswa dikembangkan menjadi interaksi antar siswa. Dengan demikian kemampuan siswa berbahasa akan terus meningkat. Di lingkungan SMK, metode pengajaran ini jarang dipakai. Meskipun tingkat penguasaan bahasa Inggris siswa SMK belum tinggi, secara psikologis mereka bukan termasuk anak-anak yang senang bermain. Kondisi tersebut juga dikuatkan dengan faktor guru yang kurang berminat mengembangkan permainan model TPR. Dalam konteks yang sangat terbatas, ada beberapa guru yang menyuruh siswa melakukan gerak fisik sesuai dengan ujaran guru. commit to user 51

e. Communicative Language Teaching CLT