Keunggulan dan Kelemahan Buku Teks

commit to user ii 192 192 guru cenderung menerapkan teknik eclectic, yaitu memilih bagian-bagian dari beberapa buku teks yang dinilai sesuai atau tepat untuk mencapai tujuan diklat tertentu dengan lebih efektif. Kecenderungan tersebut dapat dilihat dalam pernyataan AR, kepala sekolah suatu SMKN di Wonosari periksa kutipan IV.G.1.e. EY, guru tidak tetap di SMK swasta di Yogya utara, mengatakan dalam petikan wawancara sebagai berikut “ Jadi saya dalam memilih materi di kelas memang comot sana comot sini…. Saya maunya mencoba menerapkan yang ini pak, saya maunya tidak lepas dari rambu-rambu kurikulum” W: 22. Praktik seperti ini sering diterapkan oleh para guru baru. Tumbuhnya fenomena ini, antara lain, adalah karena tidak adanya buku teks resmi yang dinyatakan sebagai pendamping atau pendukung penerapan KTSP di kelas. Didukung oleh kebebasan dalam memilih buku teks, guru merasa memperoleh kebebasan dengan menerapkan teknik eclectic, yaitu memilih bagian mana yang dinilai sesuai, dalam menggunakan buku teks.

5. Keunggulan dan Kelemahan Buku Teks

Dari proses triangulasi terungkap bahwa kriteria yang digunakan untuk memilih buku teks adalah kesesuaian dengan kurikulum, kualitas bahasa, muatan isi dan ketersediaannya. Berdasarkan kriteria tersebut sub-bagian berikut akan menyajikan perbandingan tiga buku teks di atas untuk mengungkap keunggulan dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan hasil serangkaian wawancara dengan guru, peneliti dapat menyimpulkan bahwa secara keseluruhan Interchange dinilai sebagai buku teks yang mempunyai kualitas sangat baik. Pendapat tersebut tidak hanya dinyatakan guru yang telah menggunakannya, tetapi juga mereka yang hanya melakukan penilaian secara commit to user ii 193 193 selintas Cunningsworth, 1995: 1. Lebih khusus, berdasarkan pengalamannya menggunakan Interchange TBW menilai kualitas bahasanya sebagai hal yang tidak hanya layak dipelajari oleh siswa, namun oleh guru juga. Selama menggunakan Interchange, beliau mengaku kompternsi bahasa Inggrisnya terus berkembang karena menjumpai beberapa kosa kata serta susunan bahasa baru dalam pemakaian konteks yang tepat dalam tiap unit yang akan diajarkan. Dengan menggunakan Interchange sebagai buku teks guru juga akan memperoleh keuntungan ganda; mengajarkan kualitas bahasa yang tepat, dan memperdalam kompetensi berbahasa Inggris mereka. Pendapat yang dirangkum dari focus group discussion dengan enam orang guru peserta workshop yang diselenggarakan MGMP Bahasa Inggris SMK Provinsi DIY menunjukkan kecenderungan guru di SMK yang pengajaran bahasa Inggrisnya mapan memilih menggunakan buku teks impor dan tidak menggunakan buku teks terbitan lokal dengan alasan kualitas bahasa yang dinilai kurang memadai. Dalam menilai GA mereka berpendapat bahwa hasil kerja kelompok dalam proses penyusunan GA dinilai kurang padu dan kurang cermat, meskipun semua anggota tim penyusun adalah guru bahasa Inggris senior pilihan dari SMK se Indonesia. Meskipun setiap tim penyusun diberi fasilitas dan didampingi oleh narasumber yang kompenten, termasuk sejumlah penutur asli bahasa Inggris yang berperan sebagai penasihat kebahasaan, masih terdapat banyak kelemahan dalam pemakaian bahasa dan rangkaian penyajian materi. Penilaian serupa juga diberikan pada buku teks terbitan lokal yang lain. Selain kualitas bahasa, pemilihan buku teks juga dikaitkan dengan alur penyajian materi pembelajaran. Alur dianggap penting karena dengan alur yang dirancang lebih baik, skenario pembelajaran akan mengalir dengan lancar dalam mengembangkan proses pembelajaran. Hal ini disampaikan KLS, guru SMK Negeri di commit to user ii 194 194 Kalasan ketika menjelaskan alasannya memilih buku teks impor dalam diskusi fokus group sebagai berikut “ Saya untuk mengajar listening untuk kelas satu , dua, dan tiga, pakai Basic Listening… karena mudah…step-nya jenjang dari awal itu tidak melompat jauh.. well graded.... kami pakai yang sudah branded” W:25.. Pendapat yang sama diberikan TBW yang menggunakan Interchange apa adanya berdasarkan pengkajian Student’s Book dan Teacher’s Book dengan seksama oleh tim guru dari sekolahnya. Kajian seksama ini yang membuat mereka lebih memahami kualitas dan potensi Interchange sebagai buku teks, tidak saja terbatas pada kualitas bahasanya tapi juga dari skenario pembelajaran yang dapat dikembangkan. Pemakaian Interchange dinilai menguntungkan para guru karena mereka dapat belajar banyak hal, tidak hanya jenis dan kegiatan pembelajaran, konsep penyajian, penjenjangan kegiatan pembelajaran serta bahasa Inggris sendiri. Lebih khusus, TBW menilai bahwa untuk menggunakan Interchange dengan baik, guru perlu memiliki modal kompetensi bahasa Inggris yang cukup. Selain penguasaan metodologi pengajaran bahasa yang cukup, guru dituntut untuk memiliki kompetensi berbahasa yang cukup termasuk keterampilan wicara dan menyimak untuk dapat menggunakan Interchange sebagai buku teks yang efektif. Jika masih mempunyai masalah dengan modal dasar tersebut, guru dapat menggunakan panduan dari Teacher’s Book yang dinilai memberikan berbagai penjelasan pemakaian Interchange dengan cukup serta berbagai kemungkinan untuk memodifikasi atau mengembangkan kegiatan yang lebih sesuai dengan kondisi pembelajar di kelas. Selain kondisi siswa dan sekolah, penyebab guru tidak menggunakan Interchange adalah karena kurangnya kompetensi bahasa Inggris yang dimiliki guru. Para guru yang memilih buku teks yang memiliki reputasi internasional menilai kualitas bahasa yang dipakai dalam buku teks tersebut sangat tepat untuk commit to user ii 195 195 dipajankan kepada siswa. Selain kesesuaian muatan isinya dengan tuntutan kurikulum dua kriteria lain yang digunakan adalah keruntutan penyajian materi. Dalam hal kualitas bahasa, sebagian guru menilai kualitas bahasa buku teks terbitan lokal yang disusun oleh bukan penutur asli kurang memadai untuk dipajankan kepada siswa karena adanya bentuk-bentuk yang kurang tepat, salah atau janggal. Hal tersebut disampaikan TBW ketika menjelaskan alasan pemakaian Interchange dalam wawancara sebagai berikut. TBW dengan Interchange itu tidak hanya mengajar tapi kita juga belajar..kita para guru juga mendapat banyak input dari sana ... kalau Global Access... materi itu kurang kaya…maklum itu kan buku proyek… buku proyek.... Saya tidak pernah pakai… English for Vocational School…W. 9: 8 Para guru menilai kualitas bahasa yang digunakan dalam Interchange betul-betul mencerminkan kualitas bahasa yang seharusnya dikuasai tidak hanya bagi para siswa tetapi juga para guru. Mereka mengaku ketika menggunakan Interchange, mereka merasa telah belajar beberapa kosa-kata baru serta susunan bahasa baru dalam pemakaian konteks yang tepat. Dengan menggunakan Interchange sebagai buku teks mereka merasa memperoleh keuntungan ganda; mengajarkan kualitas bahasa yang tepat dan memperdalam kompetensi berbahasa Inggris mereka.

6. Kelebihan dan Kekurangan Pemakaian Buku Teks