commit to user
29
4 “the language and discourse features available for potential aquisition need to be salient, meaningful and frequently encountered”, bahwa fitur kebahasaan dan
wacana yang mungkin dikuasai perlu jelas, bermakna serta sering dihadapi. 5 “the learners need to achieve deep and multi-dimensional processing of the
language”, bahwa pembelajar perlu melakukan berbagai proses pembelajaran yang mendalam .
Tomlinson menegaskan bahwa kelima jenis kegiatan tersebut memerlukan bahan ajar yang mendukung agar proses tersebut dapat terlaksana dengan efektif.
2. Sekolah Menengah Kejuruan SMK
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar bangsa Indonesia yang dipercaya dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai kehidupan yang lebih
bermartabat. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilaksanakan berdasarkan serangkaian peraturan. Salah satunya adalah Undang-Undang UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional SPN yang telah dilengkapi dengan beberapa ketetapan ikutannya. UU tersebut dijadikan asas legalitas
penyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang terencana dan terarah dengan baik yang dibutuhkan oleh segenap bangsa.
a. Hakekat Pendidikan SMK
Pendidikan yang disediakan pemerintah beragam berdasar jenis dan jenjang. Menurut jenjangnya, pendidikan formal dapat dikategorikan ke dalam tiga:
pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama dan menengah atas, dan pendidikan tinggi. Dalam jenjang pendidikan menengah atas ada beberapa jenis
pendidikan seperti Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, SMK, Madrasah Aliyah Kejuruan MAK dan bentuk-bentuk lain yang sederajat.
commit to user
30
Hakikat dan tujuan pendidikan SMK berbeda dibandingkan dengan jenis sekolah lain dalam jenjangnya. Salah satu perbedaan yang sangat prinsip yang
disebutkan dalam pasal 15 UU-SPN adalah bahwa SMK merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan
kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri di
kemudian hari. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, kurikulum SMK disusun dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis
pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.
b. Sistem Pendidikan SMK
Penerapan kurikulum SMK tersebut pada prinsipnya sama dengan yang diterapkan di tingkat menengah atas lainnya. Dengan mempertimbangkan keluasan
dan jumlah kompetensi yang harus dipelajari, kurikulum tersebut dirancang dapat diselesaikan dalam waktu 3 tiga tahun. Namun ada beberapa pihak seperti
SKKNI yang menuntut masa pendidikan diperpanjang dua semester untuk meningkatkan tingkat kompetensi mereka sesuai dengan tuntutan DUDI.
Beberapa prinsip pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1 Learning by doing atau belajar melalui aktivitas atau kegiatan nyata. Prinsip ini diterapkan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
kehidupan siswa nanti setelah mereka lulus. Prinsip ini dikembangkan lebih jauh menjadi pembelajaran berbasis produksi.
commit to user
31
2 Individualized learning atau pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap individu. Prinsip belajar ini dilaksanakan dengan sistem modular yang
memungkinkan tiap siswa menguasai kompetensi tertentu dengan irama dan kecepatan berbeda sesuai potensinya.
Mengingat lulusan SMK disiapkan untuk menjadi wiraswastawan yang mempunyai jenis usaha sendiri atau pegawai pada unit usaha orang lain,
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan tersebut di atas dilakukan melalui alternatif jalur berikut:
a jalur kelas industri atau employee, yaitu peserta didik belajar di sekolah dan berlatih di dunia industri.
b jalur kelas wiraswastamandiri atau self-employed, yaitu dengan memberi peserta didik wahana belajar dan berlatih berwiraswasta di sekolah dan
berusaha menerapkannya di luar sekolah secara mandiri. Pemilihan kedua model tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan
minat dan kemampuan peserta didik serta kondisi sekolah, industri serta dunia kerja sekitar sekolah. Dari kedua model tersebut, jalur kelas industri paling banyak
diterapkan.
c. Pola Penyelenggaraan Pendidikan SMK