Penyusunan Buku Teks Bahasa Inggris untuk SMK

commit to user 75 Dari beberapa kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyusunan buku teks harus didasarkan atas bahan ajar sebagai isi kurikulum dan rambu-rambu penerapannya karena buku teks adalah wahana untuk mencapai tujuan yang dicantumkan dalam kurikulum. Karena kurikulum masih berupa perencanan yang abstrak, penyusunan buku teks harus melalui penyusunan silabus sebagai rambu- rambu penuangan kurikulum ke dalam kegiatan yang lebih konkrit. Fokus pembahasan silabus adalah “on what is taught and in what order it is taught” Cunningsworth, 1995: 54, yaitu apa saja yang harus dicakup dalam suatu proses pengajaran dan bagaimana urutannya atau sistim pengaturan buku teks tersebut. Beberapa model pengaturan buku teks dalam kurikulum dibahas dalam bagian berikut.

d. Penyusunan Buku Teks Bahasa Inggris untuk SMK

Penyusunan buku teks melibatkan beberapa tahapan. Dua tahapan utama yang harus ditempuh adalah penentuan jenis silabus dan menentukan cakupan serta model pengaturan language content. Tugas utama yang melekat dalam pemilihan model silabus adalah menentukan kriteria bahan yang akan dicakup dan menentukan butir-butir mana yang akan dimasukkan ke dalam daftar buku teks. Tugas tahapan kedua adalah menentukan model pengurutan dan penyusunannya sequencing and grading. Subbab terdahulu telah disajikan berbagai jenis silabus yang sering digunakan dalam pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa keduaasing. Bagian tersebut juga menyebutkan bahwa pemilihan jenis silabus dapat ditentukan oleh fokus buku teks yang dikembangkan dan cara pengaturannya dalam upaya mencapai tujuan. commit to user 76 Penyusunan buku teks bahasa Inggris untuk SMK juga dinyatakan harus mengacu pada isi kurikulum yang berlaku serta rambu-rambunya yaitu KTSP. Meskipun tidak secara eksplisit disebutkan, KTSP menganut model pengajaran komunikatif. Arah ini dapat dianalisis dari tujuan utama kegiatan pembelajarannya, yaitu pengembangan seperangkat kompetensi bahasa tertentu. Sebagai konsekuensi metodologisnya, model silabus yang sesuai dengan KTSP adalah silabus yang memberi penekanan pada pengembangan kompetensi berbahasa. Dalam konteks pengajaran komunikatif, Richards 2004: 11 menyarankan untuk menggunakan model silabus yang sesuai. Dua di antaranya adalah skill-based syllabus dan functional syllabus. Richards mendefinisikan skill-based sylabus sebagai silabus yang “focuses on the four skills of reading, writing, listening, and speaking, and breaks each skill down into its components microskills”, yaitu silabus yang mengutamakan pengembangan keempat keterampilan berbahasa, membaca, menulis, menyimak dan wicara ini dilakukan dengan menjabarkan tiap keterampilan berbahasa ke dalam beberapa keterampilan mikro yang dapat diajarkan secara bertahap. Definisi functional syllabus, menurut Richards, adalah silabus yang “...is organized according to the functions the learner should be able to carry out in English, such as expressing likes and dislikes, offering and accepting apologies, introducing someone and giving explanation” yaitu yang dirancang berdasarkan fungsi bahasa yang harus dapat dilakukan oleh pembelajar. Beberapa contoh fungsi bahasa yang biasa dicakup ke dalam silabus adalah “expressing like and dislike, making and responding to offer, accepting apology, introducing someone, atau providing clarification”. commit to user 77 Lebih lanjut, Richards berargumen bahwa kedua model silabus tersebut dikategorikan sebagai silabus komunikatif communicative syllabus karena keduanya mengarah dan memberi prioritas pada pengembangan kompetensi komunikatif, yaitu kompetensi pemakaian bahasa dalam kondisi yang sesungguhnya melalui keempat keterampilan berbahasa yang dikembangkan secara integratif dan proporsional. Rambu-rambu yang dikeluarkan BSNP dalam penyusunan silabus yang disarankan dalam dokumen KTSP lebih condong pada pemakaian functional syllabus tanpa meninggalkan nuansa skill-based silabus. Prioritas pada pemakaian functional syllabus dapat dilihat dari hakikat tujuan utama yang ingin dicapai yang diungkapkan dengan istilah SK dan KD yang dipakai sebagai acuan pengembangan buku teks. Unsur skill-based syllabus dapat dilihat dari ungkapan instruksi kegiatan pembelajaran yang dikembangkan yang harus dilaksanakan siswa berupa keempat keterampilan berbahasa secara integratif dan proporsional. Kompetensi berbahasa Inggris yang diperlukan lulusan SMK berbeda dengan yang diperlukan oleh lulusan SMA. Jika lulusan SMA diperkirakan lebih banyak yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, lulusan SMK diprediksikan dan diarahkan untuk memasuki dunia kerja Kasiyanto, 2006: 2; P3GK. 2004. Perbedaan ini mencerminkan kebutuhan students’ needs berbahasa Inggris yang berbeda. Mengingat relatif beragamnya kebutuhan berbahasa Inggris yang akan dihadapi para lulusan SMK dengan berbagai latar profesi dan kejuruan dan lapangan pekerjaan yang akan dihadapi kebutuhan tersebut perlu diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan needs analysis Richards, 2004: 12. Lebih jauh Richards juga menjelaskan bahwa langkah needs analysis merupakan prosedur awal untuk mengidentifikasi kebutuhan berbahasa Inggris untuk tujuan khusus atau commit to user 78 English for Specific Purposes ESP. Dalam mengembangkan buku teks yang sesuai dengan ESP, langkah needs analysis mutlak dilakukan agar lingkup pembelajaran betul-betul relevan dengan kebutuhan komunikatif para siswa di masa mendatang. Hasil langkah ini menjadi dasar penyusunan buku teks untuk memenuhi kebutuhan berbahasa Inggris yang dihadapinya nanti. Dalam konteks pemilihan bahan dalam ESP, Cunningsworth 1995: 132 mengatakan “…that ESP materials meet learners’ needs and that the language taught matches the language that the students will use…as they were perceived to have specific needs which could not be met fully by general materials”. Maksudnya bahwa buku teks ESP perlu dipilih dan disusun sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan komunikatif siswa di masa mendatang dalam bidang atau perofesi yang ditekuninya. Penyusunan tersebut dilakukan karena kebutuhan khusus siswa dalam berbahasa tersebut tidak dapat terpenuhi dengan memadai jika pengajaran yang dilaksanakan menggunakan buku teks yang umum. Buku teks ini dikembangkan untuk mendukung upaya pengembangan kompetensi berbahasa Inggris tertentu dalam bidang keahlian yang mereka ditekuni. Model penyusunan program pembelajaran yang biasa dikembangkan dalam konteks ESP adalah model pembelajaran yang menekankan pengembangan keterampilan atau skill-based activities dan kegiatan yang berbasis tugas atau task-based acivities Cunningsworth, 1995: 134. Model rancangan pembelajaran ini sering diterapkan karena lebih sesuai dengan hakekat materi serta topik yang dikembangkan dalam rancangan program pembelajaran yang lebih bersifat konkrit dan nyata. Dengan demikian program yang dikembangkan sesuai dan mendukung upaya pengembangan seperangkat kompetensi bahasa yang realistik yaitu bahasa yang betul-betul dibutuhkan dalam konteks mereka bekerja. commit to user 79 Masalah utama dalam proses penyusunan buku teks adalah pemilihan dan pengurutan materi secara keseluruhan dalam silabus. Hal ini dikemukakan Richards 2001: 5 dalam konteks penyusunan silabus model konvensional sebagai “Initial steps in this direction centered on approaches to determining the vocabulary and grammatical content of a language course…that were known as selection and gradation”. Pada tahap awal penyusunan silabus konvensional, upaya pemilihan buku teks yang terdiri dari vocabulary dan grammar yang sering dikatakan sebagai pemilihan dan pengurutan bahan. Dalam konteks perencanaan ESP, beberapa unsur yang biasanya dicakup adalah teks atau wacana yang sering digunakan texts, fungsi bahasa, dan kebutuhan keterampilan khusus lainnya Richards, 2004: 12. Meskipun masalah pemilihan isi silabus seperti di atas sangat penting, proses penyusunan dan pengurutannya tidak boleh dinomorduakan. Pemilihan perlu dilakukan karena tidak semua unsur bahasa itu relevan dan perlu dipelajari, sedangkan pengurutan berkaitan dengan “grouping and sequencing of teaching items in a syllabus” Richards, 2001: 14. Selanjutnya Richards juga membahas berbagai model pemilihan selection dan pengurutan grading unsur-unsur buku teks seperti kosa kata, grammar, fungsi bahasa, topik dan tema. Dengan menerapkan rambu-rambu tersebut pengalaman belajar yang dikembangkan berdasarkan buku teks tersebut dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih efektif. Dalam ESP, beberapa model penyusunan silabus telah dikembangkan dan banyak diterapkan di lapangan. Tahapan yang biasa diterapkan mulai dari needs analysis, penentuan dan perumusan tujuan determination of goals and objectives, perumusan isi content conceptualization, pemilihan dan pengembangan buku teks dan kegiatan pebelajaran selection and development of materials and activities, commit to user 80 penyusunan buku teks dan kegiatan pembelajaran organization of content and activities, dan penilaian assessment and evaluation Dudley-Evans dan St John dalam Askar, 2005:15. Pada praktiknya, banyak proses penyusunan buku teks tidak mengikuti satu model atau prosedur tertentu karena dianggap terlalu membatasi. Ada kecenderungan di kalangan praktisi untuk menggunakan model-model lain yang dinilai memperkaya pemakaian satu model saja. Dubin dan Olshtain 1992: 38 menyatakan Course designers who are carefully cosider the various approaches to syllabus designs may arrive at the conclusion that a number of different ones are needed and are best combined in an eclectic manner in order to bring about positive result. ... Such solution may be suitable for a foreign language setting. Para perancang program pembelajaran sering kali dihadapkan pada banyak pilihan model silabus yang baik. Mereka dapat mengabungkan berbagai model tersebut yang mereka nilai baik menjadi model kombinasi yang dinamakan campuran atau eclectic Model ini dianggap yang terbaik karena mempunyai keunggulan dari yang lain. Dengan cara eclectic, yaitu dengan mengakomodasi unsur-unsur positif tiap model, penyusunan silabus akan lebih sesuai dan memenuhi kebutuhan pembelajar. Rambu-rambu pemilihan dan penyusunan bahan ajar dalam penerapan KTSP juga disusun sangat longgar. Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, satuan pendidikan, dalam hal ini kelompok guru pada tiap satuan pendidikan disarankan untuk memilih buku teks sendiri. Sebagai rambu-rambu, buku teks yang dikembangkan harus diselaraskan atau diturunkan dari SK dan KD yang ditentukan dalam KTSP. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya unsur yang tercakup dalam tiap unit buku teks dalam KTSP adalah commit to user 81 pilihan fungsi dan nosi bahasa, beberapa susunan, baik dalam tataran pembentukan kata, frasa maupun klosa atau disebut juga kategori leksiko-gramatikal.

5. Buku Teks Bahasa Inggris Integratif